Purna Warta – Salah satu surat kabar kondang rezim Zionis melancarkan serangan kritik nan keras kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Haaretz menuntut peradilan transparan dan mengusirnya agar pulang saja ke rumah.
Haaretz menyorot kelemahan para partai yang belum juga mampu untuk membangun pemerintahan tetap dalam 4 Pemilu yang telah diselenggarakan tak lebih dari 2 tahun belakangan.
“Hingga kemarin, kami masih membiasakan diri bahwa di setiap Pemilu, akan ada penyusunan Kabinet. Terkadang baik, terkadang juga dengan kualitas lebih dikit, yang jelas Kabinet terbentuk. Namun saat ini, setelah 4 periode Pemilu, kami menghadapi hasil tak pasti. Setiap pihak menginginkan sebuah Kabinet yang memiliki dukungan dari 61 Wakil Knesset (Parlemen),” sindir Haaretz.
Haaretz menuding Benjamin Netanyahu sebagai dalang semua masalah rezim Zionis dan menuliskan, “Tertutupnya kemungkinan pembentukan Kabinet tetap adalah satu efek jelas dari Perdana Menteri yang telah merampok partainya. Memanipulasi partainya untuk kepentingan pribadi, untuk menjaga dan menggagalkan pengadilannya.”
Menurut analisa Haaretz, sistem peradilan rezim Zionis juga dalam keruntuhan dan menjelaskan, “Sudah bertahun-tahun kami yakini bahwa kami memiliki satu peradilan yang luar biasa, merdeka dan kuat, yang tahu bagaimana metode menjaga seorang warga biasa. Namun kini, Bibi (panggilan Netanyahu) telah merubah pengadilan menjadi samsak tinju dengan kampanye-kampanye bohongnya. Dia (Netanyahu) berupaya menghancurkan perwakilan tinggi kepolisian dan pengadilan, bahkan sekarang mengincar penasihat hukum dan hakim. Semuanya berada dalam target dan kepercayaan warga semakin menurun.”
Media kondang Israel tersebut akhirnya menuntut pengadilan Benjamin Netanyahu dan menuliskan, “Dua hari yang lalu, pengadilan telah memulai tahap pengumpulan dokumen dalam kasus suap, penipuan serta pengkhianatan amanah. Namun dirinya juga harus diadili dalam kasus seperti Pemilu yang berulang-ulang dalam waktu kurang dari 2 tahun, habisnya anggaran, tidak adanya pertumbuhan (ekonomi) dan (peningkatan) pengangguran.”
“Bibi harus dihakimi secara transparan karena telah menyebabkan hilangnya kepercayaan warga atas instansi-instansi pemerintah. Dia adalah sumber situasi yang lebih mengedepankan kebohongan dari pada kejujuran. Satu-satunya hal yang bisa dikerjakan adalah menurunkannya. Bahkan dia tidak berhak untuk bermimpi menjadi presiden. Sederhana saja, kami katakan bahwa dia harus pulang ke rumah,” cetus Haaretz.