Purna Warta – Negara semaju Emirat menjadi bulan-bulanan manuver rudal Yaman beberapa hari terakhir. Sebagai operasi balasan, Sanaa langsung mengincar 4 titik urgen, menurut keyakinan para analis.
Pesan-pesan operasi Sanaa di Emirat bukan hanya untuk pemerintahan Abu Dhabi tentunya, akan tetapi menjalar ke pihak-pihak lainnya.
Baca Juga : Rudal Yaman Hancurkan Reputasi Emirat
Ala-mayadeen, salah satu media kondang Timur Tengah, dalam analisanya menuliskan, “Benar bahwa UEA merapat ke pihak musuh. Yaman mengincar titik-titik urgen Emirat secara menyeluruh dengan drone, rudal Balistik serta Cruise-nya. Operasi Topan Yaman kemarin dilaksanakan, tetapi tak lama setelah serangan, tepatnya setelah media internasional koar-koar, ternyata dampak serta pesan manuver ini berlapis-lapis. Dengan pribahasa satu anak panah dua sasaran, diketahui bahwa anak panah ini menyasar beberapa titik.”
“Sasaran pertama adalah negara Emirat, sasaran geografis. UEA atau Uni Emirat Arab berupaya menipu semuanya dengan klaim bahwa mereka telah meninggalkan medan Yaman. Tapi jelas bahwa penarikan mundur ini lebih disebabkan oleh besaran kerugian yang dipikul kerajaan Abu Dhabi dalam adu senjata di lapangan. Medan-medan darat seperti di Ma’rib, al-Anad, begitu pula kekalahan yang ditelan Abu Dhabi di pangkalan laut Mocha, Aden, bahkan juga difaktorkan oleh kegagalan yang dikenyam Emirat bersama sahabatnya, Saudi, di perang di medan al-Hudaidah,” tambah al-Mayadeen.
“Akan tetapi terungkap bukti setelahnya bahwa Emirat masih bermain di Yaman. Intervensi ini dengan sangat jelas terlihat di tingkat atas lebih dari sebelumnya dalam bentuk yang sangat merepotkan dan berpengaruh. Perang baru di Shabwa dan bagian selatan Ma’rib mempertontonkan intervensi Emirat secara langsung dan penerjunan langsung pasukannya. Hal ini juga diterlihat jelas di wilayah sekitaran Ma’rib yaitu Shabwa (seperti kota Asilan, Ain dan Harib), satu benturan yang sangat keras terjadi, seakan mereka merasa telah membebaskan satu wilayah Emirat. Dari sisi lain, mereka ketakutan melihat perkembangan Ma’rib yang dikabarkan akan segera jatuh ke tangan Ansarullah dan militer Sanaa. Dalam perang di sini, pasukan Emirat sama seperti pasukan bayaran Saudi. Mereka operasikan semua strategi. Pembebasan Ma’rib merupakan satu pukulan teknis pada semua anggota koalisi Saudi. Di sinilah, di medan inilah, Saudi menerjunkan unit militer UEA di samping dukungan Amerika untuk mengurangi supresi Ansarullah dan pasukan Sanaa,” tulis al-Mayadeen melanjutkan.
Baca Juga : Jenderal Kondang Zionis: Masalah Dalam Israel Lebih Berbahaya
Sasaran Keduanya adalah Israel atau rezim Zionis. Dalam hal ini, al-Mayadeen menganalisa, “Benar bahwa operasi menyasar medan Emirat, tepatnya ke infrastruktur Dubai dan Abu Dhabi. Akan tetapi dampak operasi berguncang hingga Israel.”
Menurut analisa al-Mayadeen, berikut ini efek-efek rudal Yaman di Emirat ke Israel:
- Sukses manuver Sanaa di Abu Dhabi, yang secara geografis berjarak 1.200 kilometer, membuat Israel khawatir. Satu kekhawatiran akan satu manuver sama yang diprediksikan akan menyasar wilayah selatan Palestina Pendudukan, seperti Eilat, Naqab (Negev) atau mungkin lebih dalam lagi ke arah barat. Meskipun diyakini bahwa Israel memiliki kemajuan teknologi dan intelijensi yang lebih baik dari Emirat, tapi efektifitas serta kemampuan Zionis dengan sistem pertahanannya tidaklah jauh berbeda dengan Emirat, karena (Emirat memiliki) sistem yang sama dengan yang Tel Aviv pasang di setiap sendi Israel untuk melindungi langit dan pinggiran Palestina Pendudukan. Operasi Topan Yaman membuat Israel terpaksa untuk memikirkan diri sendiri dari pada memikirkan pengamanan negara-negara Teluk Persia.
- Operasi Topan Yaman yang mengincar Dubai dan Abu Dhabi telah menghancurkan harapan Israel sebagai tempat sandaran strategis rezim di wilayah Teluk Persia untuk menghadapi Iran. Israel ingin menjadikan Emirat sebagai sarang strategis intelinjensi, keamanan dan militer. Melalui UEA, rezim Zionis ingin menjaga keamanan (sebagaimana yang mereka klaim) serta mengembangkan perdagangan dengan negara kaya ini.
al-Mayadeen meneruskan, “Dengan perhitungan ini, efek operasi Yaman sampai ke Israel. Mulai hari ini dan selanjutnya, Israel tidak akan pernah merasa aman dalam upaya membangun daerah stabil, intelijensi, militer bahkan politik dan perdagangan, hal tersebut akan langsung menjadi sasaran rudal Yaman. Detik ini pula, Israel juga telah menyadari kemampuan intel dan militer Yaman dalam memilih titik sasaran dan serangan yang sangat berpengaruh.”
Baca Juga : Israel Perang di Yaman Pake Topeng Emirat
- Titik sasaran ketiganya adalah Arab Saudi. Riyadh di awal meyakini bahwa mereka mampu keluar dari tekanan drone serta rudal Sanaa. Bahkan mereka yakin akan pengaruh serta peran Emirat bersama Amerika di medan perang Yaman. Akan tetapi sekarang Arab Saudi menyadari bahwa Emirat bernasib sama dengannya. Amerika juga meninggalkan Emirat.
“Pesan kedua untuk Saudi adalah serial normalisasi kerja sama pemerintah Arab Teluk Persia dengan Israel akan berakhir. Karena melihat non-efektifitas Emirat, Israel akan dipaksa menganalisa kembali strategi normalisasinya. Dengan kata lain, negara-negara Teluk Persia ini tidak mampu menjaga eksistensi Tel Aviv di negaranya,” tambah al-Mayadeen.
- Sasaran keempat rudal Yaman dalam manuver Topan-nya ini adalah Amerika Serikat. Hal ini disebabkan Amerika yang berada di pucuk upaya pendudukan Yaman. Operasi koalisi Saudi dilaksanakan di bawah pengawasan Amerika, dengan demikian maka Washington akan marah melihat fakta ini. Tapi marah ini bukan dikarenakan rudal yang menghantam Emirat, karena hal ini di lain sisi memihak Amerika, paling tidak dalam ranah perdagangan senjata, yang kemudian akan memaksa Abu Dhabi lebih candu pada politik Gedung Putih.
Baca Juga : Al-Monitor: Israel Terkejut dengan Serangan Yaman ke Emirat