Purna Warta – Joe Biden, Presiden AS melupakan yel-yel pemilihan umumnya untuk mengasingkan Arab Saudi karena kasus Jamal Khashoggi dan dalam satu manuver, Pemimpin Gedung Putih itu berupaya membangun relasi baik dengan Istana Riyadh dengan memberikan kekebalan hukum kepada Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Dengan menyetujui hasil suara musyawarah pengadilan AS, pemerintah Amerika telah memberikan kekebalan hukum kepada Putra Mahkota sekaligus PM Saudi Mohammed bin Salman dalam kasus pembunuhan Jurnalis kondang Jamal Khashoggi.
Baca Juga : Serangan Roket di Pangkalan AS di Suriah Timur
Kandidat Presiden Demokrat AS dengan suara lantang menjanjikan isolasi Riyadh karena teror Jamal Khashoggi dan kasus-kasus HAM lainnya. Joe Biden akan mengintrograsi MBS, katanya.
Setelah menduduki kursi Gedung Putih, pemerintah Demokrat Joe Biden memastikan diri untuk memeras susu sapi perah Teluk Persianya dengan metode lain. Namun tak disangka, dia tak berdaya dan tunduk di hadapan sapi.
Lika-liku tunduk di hadapan peliharaan sendiri ini sudah dimulai sejak kunjungan delegasi AS ke Timteng dan Arab Saudi pada Selasa, 14 Juni kemarin. Itu merupakan kesempatan Joe Biden untuk mengusap semua kesalahan-kesalahannya tentang Riyadh karena janji-janji politiknya di Pemilu, dan permohonan untuk mencium tangan Bin Salman-pun diberikan.
Di tengah kepungan media-media antek Barat, seperti HAM, Arab Saudi memiliki senjata mutakhir, yaitu emas hitam. Saudi juga berupaya untuk membayar kompensasi Demokrat AS. Joe Biden terbang ke Riyadh di tengah krisis energi poros Barat karena menuvernya versus negeri Beruang Merah. Biden memohon penambahan kapasitas produksi, namun tuntutan Biden ini dijawab negatif sehingga pulang dengan tangan kosong.
Bukan hanya reaksi negatif, Arab Saudi bersama semua anggota OPEC+ memutuskan untuk menurunkan jumlah produksi energinya di saat Barat kelimpungan menghadapi musim dingin. Dengan demikian, maka supresi yang dipukulkan oleh Putra Mahkota Mohemmed bin Salman ke AS lebih besar dari tekanan Washington tentang HAM. Faktor manuver lemah ini adalah kesalahan pemerintah Demokrat Joe Biden.
Sekarang karena kebutuhan besar Benua Biru terhadap minyak dan peningkatan protes kepada Demokrat yang lemah, mendesak Gedung Putih untuk tunduk di depan sapi perah. Di periode baru inilah, Kementerian Kehakiman AS memberikan kekebalan hukum kepada MBS dalam kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.
Baca Juga : Penjarahan dan Penyelundupan Barang Antik Yaman oleh Koalisi Agresor Saudi
Jadi Presiden AS Joe Biden bukan hanya berbohong dalam janji politiknya, dia juga bertanggungjawab untuk membersihkan debu nama Mohammed bin Salman dalam kasus pembantaian.
Beberapa media dan analisis mengamati upaya lari pemerintah Demokrat AS dari krisis dalam negeri dan dunia dengan melupakan dan bermanuver di sekitaran Saudi. Sekarang Joe Biden melihat peningkatan kapasitas produksi Saudi ini sebagai alat kemenangan dalam Pemilu paruh periode AS di bulan November. Dengan kekebalan hukum ini, Joe Biden berupaya membantu pembersihan nama Putra Mahkota Saudi.