Purna Warta – Surat kabar Turki, Daily Sabah, pekan lalu mengabarkan langkah servis keamanan Ankara dalam mengidentifikasi dan menangkap sekelompok mata-mata jaringan spionase luar negeri Zionis, Mossad. Media dekat dengan pemerintah Ankara tersebut membongkar kerja sebagian anggota kelompok tersebut.
Ram Ben Barak, mantan Pemimpin Mossad yang sekarang anggota Knesset, menanggapi penangkapan geng spionase Mossad di Turki dan mengklaim bahwa laporan Ankara sangatlah hiperbola dalam hal ini.
Apakah ada fakta dalam kasus ini atau Turki hanya hiperbola dalam laporannya? Menjawab pertanyaan ini dalam sesi wawancara di chanel 12 tv Israel, Ben Barak menjelaskan, “Ya, seperti inilah dan sebagian dari mereka tidak berdosa.”
Ram Ben Barak memimpin Komisi Luar Negeri dan Keamanan Parlemen rezim Zionis, pada Sabtu malam (23/10), menyatakan bahwa metode Mossad tidak bisa dijelaskan.
Namun berdasarkan laporan yang dimediakan, dirinya mengungkapkan, “Mata-mata yang ditangkap ini bukan warga Israel. Dan akhirnya, impian Turki dalam kasus ini telah tenggelam. Petinggi Turki butuh pada siasat klaim ini, tetapi mereka harus faham bahwa taktik ini terkadang membahayakan dan kadang muncul ke permukaan dengan salah. Maka kasus ini harus dilihat dengan pendekatan apa adanya.”
Menurut laporan Arab48, para petinggi Zionis tidak terbiasa membahas dan merespon kabar tentang penangkapan kelompok spionase mereka di luar negeri.
Surat kabar Daily Sabah Turki, Jumat (22/10), melaporkan detail kerja salah satu dari 15 mata-mata yang ditangkap. Dan kemarin, mereka menambah laporan metode kerja beberapa anggota lainnya.
Berdasarkan laporan Daily Sabah, salah satu orang bayaran telah ditangkap dengan inisial RAA mengakui terjaring dengan Mossad pada tahun 1999.
Salah satu lainnya dari para tahanan tersebut, berinisial ARA juga mengatakan bahwa dirinya ditugaskan di Turki, keliling ke gedung-gedung pemukiman kaya di daerah Basak Sehir dan memeriksa nama-nama pemilik Arab tempat tinggal di kawasan elit tersebut melalui kotak pos. Dia menggunakan program WI-FI Collector untuk mengirim data pemukim Arab di rumah-rumah kaya tersebut. Adapun upah dari Mossad dia terima melalui Bitcoin.
Menurut laporan surat kabar dekat dengan pemerintah Turki tersebut, orang-orang bayaran tersebut memiliki kantor untuk melengkapi dokumen visa dan informasi berkaitan dengan Arab dan Palestina mukim Turki dikirim dengan metode khusus.
Salah satu spionase mengakui kepada Daily Sabah bahwa dirinya menerima 400 dolar untuk setiap pertemuan di Kedubes Israel di Ankara.
Kelompok beranggotakan 15 orang ini masih bercabang ke kelompok kecil beranggotakan 5 orang. Dan dalam beberapa tahun terakhir, ini merupakan operasi spionase paling berbahaya menurut Intel Dalam Negeri Turki.
Salah satu mata-mata berinisial AB bertugas sebagai pembagi uang ke para anggota. Setelah orang ini ditangkap, lainnya dengan mudah diungkap.
Menurut laporan Daily Sabah, salah satu intel Mossad di Jerman berinisial AZ yang bertanggungjawab atas operasi mata-mata ini. Salah satu spionase mengakui bahwa dirinya untuk beberapa kali bertemu dengan intel Mossad di Zurich, Swiss, dan salah satu dari mereka juga pernah terbang ke Kenya.