Riyadh, Purna Warta – Mohammad bin Salman, putra mahkota Saudi, dilaporkan telah menyiapkan sebuah mahar untuk memperkuat diplomasi dan langkah normalisasi dengan Israel yang melibatkan hak-hak para tahanan.
Dua tahun berlalu, lebih dari 60 tahanan Palestina dan Yordania di Saudi dijatuhi hukuman berat pasca upaya negosiasi Arab dan program pertukaran tahanan Yaman mengalami kegagalan.
Muhammad al-Khudari (83 tahun), Wakil Hamas di Saudi, dikenai hukuman penjara 15 tahun, meskipun harus ditangguhkan selama 6 bulan karena kondisi buruk kesehatan.
Baca Juga : Terbongkar, 12 Ribu Kematian Positif Corona Disembunyikan di New York
Surat kabar Zionis, Haaretz dalam salah satu laporannya menyebut hukuman berat ini sebagai mahar Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Saudi, untuk memperkuat hubungan diplomatik dengan Israel.
Bin Salman, menurut analisa Haaretz, menyadari bahwa kunci relasi dengan Washington dan Tel Aviv telah diputar. Dengan ambisi inilah, Bin Salman mendekati rezim Zionis untuk memperbaiki hubungan dengan Amerika dan MBS-pun menghadiahkan satu mahar baru kepada Tel Aviv.
Dalam kelanjutan analisanya, Haaretz juga mengamati hubungan memburuk antara Hamas dengan Saudi dan menuliskan bahwa rezim Israel adalah faktor kunci penentu hubungan Hamas dengan Riyadh.
“Bin Salman butuh untuk menjalin relasi erat dengan Israel untuk mencapai keamanan tertentu menghindari efek kesalahan demi kesalahan, khususnya kasus pembunuhan Jamal Khashoggi,” Haaretz menganalisa.
Baca Juga : Intifadah Rakyat Yaman Selatan Melawan Koalisi Agresor
Hukuman berat atas sipil Palestina adalah metode Saudi untuk mengelak dari perseteruan dan sebuah harapan untuk menyelesaikan perbedaan. Ini adalah mahar untuk rezim Zionis demi mengeratkan hubungan dan transparansi relasi. Ini semua adalah ambisi dan upaya menguatkan kursi Bin Salman di regional dan menjaga tampuk kekuasaan di Istana.
Rezim Zionis, menurut catatan Haaretz, bahagia melihat pertikaian antara Hamas dan Saudi. MBS yakin bahwa jalan menuju Amerika harus dimulai dari Israel. Sebab inilah, Saudi berupaya menjelmakan diri sebagai sekutu Tel Aviv di Barat Asia sampai mereka merampas suara Demokrat dan Republik AS pendukung Israel di Amerika.