Purna Warta – Satu hati Iran terlihat dalam nyanyian tim nasional dan di tribun nan jauh sana menetes air mata. Inilah kebahagiaan satu bangsa dan nasionalisme. Di menit awal, Tehran telah memenangi pertandingan melawan penjual persatuan dan di dua menit terakhir, menang melawan kolonialisme. Dari sini bisalah dipisahkan mana pedagang nasionlisme dan musuh sebenarnya.
Sudah lebih dari satu bulan semua musuh, lawan dan pedagang persatuan ini terjun ke jalanan bersama semua perangkat dan kemampuannya dengan target mencegat Iran terlibat dalam pertarungan sepakbola dunia. Kegemberiaan semu mereka terlihat saat Iran kalah dari Inggris, di waktu awal seru suara lagu kebangsaanpun mereka diam.
Akan tetapi sehari lalu, semua lika-liku ini redup mati dan berbahagialah bangsa. Inilah fakta dari rakyat Iran yang sebenarnya, bersatu dalam semua kondisi, baik senang maupun duka. Bahagia mengibarkan bendera dan terus bangga dengannya.
Setelah kemenangan melawan Wales, jalanan penuh dengan awak manusia. Ini adalah kebanggaan bersama sebuah bangsa. Bahkan mereka yang kemarin mengompori pertikaian dan menantikan kekalahan kedua, tidak bisa menahan kegembiraannya meskipun dengan muka tersipu malu.
Dari sinilah, persatuan serta nasionalisme sebuah bangsa terlihat. Meskipun semua media dan pasukan dunia maya Inggris, Saudi, Amerika dan poros Barat lainnya terus menghujam dan memukul nasionalisme, tapi tontonlah ikatan bangsa ini dengan negaranya.
Di sela permasalahan politik dalam negeri maupun asing, warga Iran memenuhi jalanan. Daerah-daerah yang kemarin di bawah struktur kerusuhan, juga tidak bisa menahan kebahagiaan ini. Inilah bukti ikatan satu persatu dari rakyat Iran yang tidak akan bisa diputus. Nasionalisme yang sempat terjual ini adalah wajah bersama dari bangsa negeri Para Mullah.
Serangan Medsos mungkin menang dalam beberapa hari lalu, namun kini terdiam malu. Mereka menganggap hal ini terjadi dalam 4 tahun sekali, namun jika menyorot lebih dalam dan jernih lagi, simbol serta sinyal kebangsaan ini terlihat kental di belakang media yang sengaja menjauhinya. Hal yang bahkan terasa dalam kesatuan kesedihan yang merenggut kebahagiaan di pertandingan melawan Inggris. Tapi inilah kerja pasukan media lawan yang hanya ingin mengupas lalu menutup fakta demi kepentingannya.
Jelas Iran menang baik di dunia sepakbola maupun politik. Pasukan musuh tidak mampu membungkus rapat persatuan ini yang mengejawantah dalam suka maupun duka. Sepakbola telah mempertontonkan tali ikatan persaudaraan ini. Dan hal ini semakin ditunggu dalam pertandingan melawan Amerika Serikat, di mana setiap satu dari pemain berlomba menuliskan namanya di papan skor demi sejarah.
Detik ini pula, bangsa Iran berhasil memisahkan mana lawan dan mana kawan, mana pedagang persatuan dan mana teman. Musuh Iran menyadari jika mereka tidak bisa menghalangi perkembangan serta kemajuan sebuah bangsa.