Purna Warta – Surat kabar Beirut melaporan kuantitas transfer keuangan yayasan milik George Soros ke Lebanon pada tahun lalu yang meningkat tajam. Lebanon merupakan negara transit utama transfer finansial bantuan kemanusiaan Yayasan Open Society Foundation di antara negara-negara Arab lainnya pada tahun 2019.
Al-Akhbar dalam runutan laporannya mengupas perang psikologis dan lunak Barat di dunia Arab, khususnya Lebanon. Dalam kesempatan ini, media cetakan Beirut tersebut menyelidiki dokumen siraman uang yayasan milik George Soros, seorang investor Yahudi di Amerika Serikat.
Baca Juga : Rudal Yaman Hancurkan Reputasi Emirat
Dalam analisanya, al-Akhbar menuliskan, “Setiap tahun yayasan di Lebanon yang bernamakan Yayasan Sosial Sipil mendapatkan suntikan jutaan dolar dari berbagai sumber. Asosiasi-asosiasi yang aktif dalam pelbagai bidang, dari politik hingga budaya dan perkembangan serta pendidikan, ketika ditelusuri sumber cuannya, ditemukan bahwa ada beberapa yayasan khusus yang berada di balik pengiriman dana. Jumlah bantuan uang yang didapatkan oleh organisasi yang beristilahkan Yayasan Sosial Sipil, secara bertahap lebih besar dari jumlah bantuan yang didapatkan oleh badan resmi pemerintahan.”
Satu Yayasan bernama Open Society Foundation atau biasa dikenal Open Society Institute (OSI) milik George Soros, miliarder Yahudi Amerika, merupakan salah satu sumber pendanaan tersebut.
Ada banyak berita pro dan kontra mengenai George Soros di dunia maya. Namun pihak pendukungnya secara transparan mengisyaratkan gerakan yayasannya dalam bidang khusus yang beristilahkan pembelaan atas kemajuan dan kebebasan serta aksi kemanusiaan. Di ranah ini, Yayasan Sosial Terbuka milik George Soros merupakan yayasan terbesar ketiga setelah Yayasan Warren Buffett dan Yayasan Bill dan Melinda Gates.
Baca Juga : Jenderal Kondang Zionis: Masalah Dalam Israel Lebih Berbahaya
Menurut laporan al-Akhbar, yang menjadi poin pembeda antara Yayasan Sosial Terbuka atau Open Society Foundation dengan organisasi amal yang lainnya adalah penyebaran luas geografis yayasan cabang dan si penerima bantuan. Dalam site Yayasan Sosial Terbuka milik George Soros ini disebutkan bahwa sejak tahun 1979 mereka telah mengirim bantuan berkisar 16.8 miliar dolar dalam berbagai bidang, mulai dari demokrasi, HAM dan kebebasan di 7 titik dunia seperti Afrika, Asia Pasifik, Eurasia, Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah, Utara Afrika dan AS.
Berdasarkan laporan yayasan George Soros ini disebutkan bahwa pada tahun 2019, laporan yang juga ditandatangani oleh Kementerian Keuangan AS ini menjelaskan bahwa Yayasan Sosial Terbuka telah mentransfer uang sebesar 669.775.500 dolar secara langsung ke 96 negara, di mana 51 juta dolar dikirim ke Timur Tengah dan Afrika. Sedangkan Lebanon mendapatkan jatah 3.618.000 dolar dari transfer uang bantuan tersebut yang banyak diterima oleh organisasi-organisasi budaya.
Al-Akhbar menegaskan bahwa jumlah ini tidaklah tetap dan terus berubah setiap tahunnya. Sementara Beirut, di antara ibukota-ibukota negara Arab lainnya berada di urutan teratas sebagai penerima uang bantuan. Kementerian Keuangan Amerika hingga saat ini belum menandatangani laporan Yayasan Sosial Terbuka tahun 2020. Namun berdasarkan beberapa laporan, yang diliput di site, jumlah uang yang dikirim sebagai bantuan ke Beirut pada tahun 2020 mendekati jumlah 6.655.000 dolar. Adapun pada tahun 2018, berjumlah 3.036.948 dolar, sedangkan di tahun 2017 berjumlah 8.978.000 dolar.
Baca Juga : Manuver Yaman: Satu Peluru 4 Titik Sasaran Sekaligus
Universitas Amerika di Beirut
Sejak dimulainya dekade kedua abad 21, menurut analisa al-Akhbar, organisasi pengembangan sosial terbuka, yang berdiri tahun 2008, telah memulai penyuntikan dana atau bantuan keuangan secara langsung melalui organisasi akademis, terutamanya Universitas Amerika di Beirut (LAU). Pada tahun 2011, universitas ini mendapatkan bantuan sebesar 266 ribu dolar dari Yayasan Sosial Terbuka George Soros. Dengan memanasnya musim semi Arab pada tahun 2012 lalu, kuantitas penyuntikan dana meningkat tajam. Sehingga pada tahun 2019, Lebanon berada di urutan teratas negara-negara Arab yang menjadi transit bantuan keuangan Yayasan Sosial Terbuka.
Yayasan Geroge Soros ini tidak hanya mencukupkan bantuan dengan pengiriman langsung, akan tetapi mereka juga mentransfernya melalui organisasi-organisasi lain yang ada di dunia, salah satunya organisasi milik George Soros lainnya yang berada di Hongaria, yaitu tempat kelahiran George Soros. Begitu pula melalui organisasi di Inggris, Senegal, AS dan organisasi-organisasi lainnya yang mengulurkan bantuan.
Sebagai contoh, organisasi-organisasi milik Soros yang berdiri di sekitaran wilayah China pada tahun 2019 telah membiayai secara langsung uang sebesar 34.365.000 ke negara-negara seperti Indonesia, Tajikistan, Myanmar, Thailand, Mongolia, Kyrgyzstan, Nepal, Korea Selatan, Malaysia, Afganistan, Filipina, Taiwan, Hongkong dan Bangladesh. Uang tersebut dikirim ke organisasi-organisasi universitas dan sosial sipil untuk menyebarkan paham liberal, propaganda kontra China dan partai komunis, mengenalkan mereka sebagai ancaman untuk negara-negara Timur Asia, Pusat Asia dan Asia Pasifik.
Baca Juga : The Christian Science Monitor: Sua Iran dan Arab Teluk Persia Sedang Berkembang
Afrika, Pusat Bantuan Dana George Soros yang Lain
Di kelanjutan analisanya ini, al-Akhbar juga mengupas dana bantuan yang di Afrika dan menuliskan bahwa yayasan ini juga menggelontorkan jutaan dolar Amerika setiap tahunnnya ke negara Senegal dan Selatan Afrika.
Di awal tahun 2000, Yayasan Geroge Soros mendirikan Yayasan Inovasi Sosial Terbuka untuk Barat Afrika. Hal ini dilakukan sebagai pendahuluan untuk mengulurkan bantuan keuangan ke negara-negara bagian Barat Afrika dalam upaya menyebarkan budaya liberalisme melalui organisasi-organisasi non pemerintah di negara-negara tersebut. Yayasan Sosial Terbuka mengirim 81 juta dolar ke Barat Afrika pada tahun 2019.
Sementara di Selatan Afrika, Open Society Foundation mendirikan Yayasan Inovasi Sosial Terbuka untuk Selatan Afrika. Pada tahun 2019, organisasi ini telah mentransfer uang sebanyak 37 juta dolar ke organisasi-organisasi non pemerintah negara Angola, Botswana, Kongo, Lesotho, Malawi, Mozambique, Namibia, Eswatini, Zambia dan Zimbabwe.
Di Zimbabwe, organisasi Gerakan Reformasi Demokrasi, dengan menggunakan bantuan dana yayasan milik Soros, berupaya menggerakkan revolusi warna menggulingkan Robert Mugabe dan merampas kekuasaan.
Baca Juga : Analis Zionis: Drone Iran Hancurkan Peta Kekuatan Timteng
Rusia telah menolak organisasi-organisasi kaki tangan seperti ini, yaitu organisasi-organisasi yang hanya bergerak sesuai arah politik dan budaya George Soros, yang sebenarnya penggerak opini sekularisme budaya liberal. Mesir juga menerapkan hukuman dan syarat keras dalam penerimaan bantuan dari luar negeri, khususnya organisasi buatan George Soros. Hungaria juga telah mengumumkan larangan dan ilegalitas organisasi serta Yayasan Sosial Terbuka milik George Soros. Bahkan negara sebesar China menuliskan George Soros dalam daftar teroris.
Di akhir, al-Akhbar mengambil kesimpulan, “Bagaimana dengan Lebanon? Harus dikatakan bahwa situasi di Lebanon mendukung segala aktivitas organisasi milik George Soros ini. Aturan organisasi serta yayasan non pemerintah, yang dituliskan pada tahun 1909 periode Kerajaan Ottoman, masih berlaku di Beirut. Hal yang bisa dikatakan dalam urusan ini adalah aturan ini tidak lagi efektif. Piramida politik penguasa menyalahgunakan aturan ini sepanjang tahun untuk mendapatkan uang tak suci dari luar.”