Purna Warta – Para analis Oman menanggapi kunjungan Presiden Iran Ebrahim Raeisi ke Muskat, Oman. Kunjungan mengandung beberapa nilai dan memiliki dampak positif ke Kawasan.
Hari Senin, 23/5, kemarin Presiden Ebrahim Raeisi terbang mengunjungi Oman dan langsung mendapatkan sambutan hangat dari Sultan Muskat, Haitham bin Tarik.
Oman Daily, 22/5, dalam laporannya mengutip analisis para pakar Muskat berkaitan dengan kunjungan ini.
Baca Juga : Pemilu Lebanon; Aliran Uang Asing dan Jejak Intervensi AS-Saudi
Awadh bin Saeed Baquwair menegaskan, “Hubungan Oman-Iran adalah relasi bersejarah. Bertetanggaan laut, berdagang bersama dan bersaudara sesama muslim merupakan faktor-faktor urgen relasi antara Oman dengan Iran. Hubungan persekutuan Iran-Oman dalam beberapa dekade terakhir di semua lini ekonomi, perdagangan dan wisata telah berkembang pesat. Mungkin koordinasi politik antara Muskat dengan Tehran selama beberapa dekade dan peran diplomatis Oman dalam bidang nuklir menjadi hal yang paling mencolok dalam kerja sama Iran-Oman. Target koordinasi politik adalah menguatkan keamanan dan stabilitas Kawasan.”
“Relasi Oman dan Iran merupakan salah satu contoh penghormatan satu negara atas negara lain, dialog politik dan kemajuan hubungan bilateral ke arah yang lebih tinggi,” tambahnya.
Mengenai peran positif Oman dalam perkembangan perdamaian dan stabilitas Kawasan, diplomasi Oman memainkan peranan yang penting dan kunci selama setengah abad di bawah kepemimpinan Sultan Qaboos bin Said. Salah satunya peran dalam resolusi nuklir Iran.
Sultan Haitham bin Tarik meneruskan jalan Sultan Qaboos yang didasarkan pada pendekatan pengembangan kerja sama positif dengan Iran dan negara-negara Teluk Persia.
Baca Juga : Bagaimana Media Barat Mensucikan Bercak Dosa di Perang Ukraina?
“Karena pendekatan inilah, Sultan Haitham mengaplikasikan politik diplomasi bijak Oman dalam upaya mendekatkan pandangan-pandangan Tehran dan pihak-pihak Arab di Kawasan,” jelas Awadh.
“Sekarang Oman sedang berusaha menghentikan perang Yaman dan perundingan antara Saudi-Iran. Kunjungan Presiden Ebrahim Raeisi ke Oman sangatlah urgen untuk hubungan baik Oman dan Iran. Bahkan mungkin pertemuan Sultan Haitham bin Tarik dan Presiden Raeisi berdampak positif ke segala bidang kerja sama, khususnya bidang ekonomi, perdagangan, investasi dan koordinasi keamanan sehingga akan sangat berperan dalam pengembangan relasi negara-negara Kawasan dan berefek pula pada pendekatan politik dalam upaya penguatan keamanan dan stabilitas hingga perdagangan serta ekonomi Kawasan. Geografi, tetanggaan wilayah maritim Iran-Oman dan persaudaraan sesama Muslim telah memainkan peranan penting hubungan Iran dengan negara-negara Kawasan. Maka dari itu, kunjungan Presiden Raeisi ke Oman dan pertemuannya dengan Sultan Haitham merupakan satu kunjungan kunci dan akan memiliki efek positif dalam penguatan kerja sama bilateral dan konflik-konflik Kawasan,” tambahnya.
Sementara analis Saleh bin Abdullah Balushi juga mengatakan, “Hubungan Oman-Iran bukan satu urusan sekarang dan kemarin. Tetapi berkaitan erat dalam beberapa dekade dan kedua negara mampu menguatkan kerja samanya dengan memanfaatkan kedekatan geografi di segala bidang, termasuk ekonomi.”
Baca Juga : Eks Konsultan Trump: Setelah 41 Tahun Telaah, Saya Sadar Iran Menang
Menurutnya, kunjungan Presiden Iran ini memiliki banyak sisi positif. Salah satunya keinginan serta rencana kedua negara untuk mengembangkan kerja sama ekonomi bersama. Berkaitan dengan upaya inilah, pada bulan Mei ini, Sultan Oman mengeluarkan titah berdasarkan pada kesepakatan kerja sama dengan Iran dalam bidang transportasi laut yang telah ditandatangani pada tahun 2020 oleh kedua belah pihak. Secara politik, juga ada upaya-upaya untuk menyelamatkan resolusi nuklir atau JCPOA, khususnya di saat perudingan kemarin tidak berjalan lancar.