Kunjungan Joe Biden ke Korsel; Pesan Nuklir Korea Utara

Kunjungan Joe Biden ke Korsel; Pesan Nuklir Korea Utara

Purna Warta – Prediksi uji coba nuklir Korea Utara di tengah kunjungan Presiden AS Joe Biden dan pesan yang dikirmnya ke Presiden Kim Jong Un menunjukkan jalan buntu diplomasi Pyongyang-Washington.

Meskipun fokus utama tour Joe Biden ke Asia, mulai dari Korsel, Jepang, India hingga Australia, untuk menghadapi hegemoni China dan supresi ke Rusia, namun bagian kunci dari kunjungan ini adalah mengirim pesan ke Korea Utara.

Baca Juga : Empat Pemimpin Bertemu di Jepang, Bahas Ketegangan China & Rusia

Isu mengenai uji coba nuklir atom Korut di tengah kunjungan Presiden AS Joe Biden kembali mempertontonkan kegagalan diplomasi pemerintahan Washington dengan pemerintah pimpinan Kim Jong Un. Bahkan Korea Utara yang sedang dilanda pandemi Corona tidak memberikan jawaban atas tawaran AS yang siap mengirim bantuan vaksin. Upaya-upaya Washington untuk menjalin relasi dengan Pyongyang hingga sekarang masih belum mendapatkan respon, sebagai gantinya, Korut malah meningkatkan uji coba rudal dan bersiap untuk eksperimen nuklir yang ketujuh kalinya.

Yoon Seok-youl, Presiden Korea Selatan dan Presiden Joe Biden telah melakukan pertemuan di sela acara kunjungan ke Asia ini pada hari Sabtu, 21/5. Karena munculnya ancaman dari pihak tetangga Semenanjung Koreanya, kedua Kepala negara sepakat membahas perundingan pengembangan kapasitas latihan serta pelatihan militer bersama di Semenanjung Korea dan sekitarnya.

Joe Biden, Presiden AS, menyatakan bahwa dia ingin mengadakan pertemuan dengan Kim Jong Un, namun dengan syarat dia jujur dalam resolusi menghapus program nuklir dan atomnya.

Baca Juga : Kunjungan Presiden Iran ke Oman di Mata Para Analis Muskat

Yoon Seok-youl, sayap Konservatif yang baru menduduki kursi Presiden Korsel 12 hari ini menegaskan bahwa dirinya dan Presiden Joe Biden telah membicarakan pengaplikasian alat-alat strategik di bagian Selatan -alat strategik adalah istilah yang biasanya berartikan bomber, kapal selam dan kapal induk sebagai sistem pertahanan-.

Kedua Kepala negara menegaskan bahwa target bersama mereka adalah pelucutan senjata nuklir Korut. Satu pembahasan yang telah dilakukan pihak Kim Jong Un dan Donald Trump kala itu. Adapun Korea Utara selalu mengecam latihan perang bersama AS-Korsel, karena memprovokasi.

Surat kabar asal Inggris, Guardian, menyebut langkah ini sebagai upaya Washington dan Seoul untuk unjuk kekuatan di depan Pyongyang. Guardian memprediksikan bahwa langkah ini diambil kedua negara karena perundingan nuklir yang dimulai pemerintahan Donald Trump tidak akan terulang kembali.

Di hari pertama kunjungan, yaitu hari Sabtu, 21/5, setibanya di Seoul, Presiden AS memulainya dengan ziarah ke makam pahlawan perang tahun 1950-1953. Di hari Minggu, 22/5, Presiden AS lebih memilih kunjungan ke pangkalan udara Osan dari pada ke wilayah perbatasan dua kedaulatan Korea.

Baca Juga : Republik Islam Iran; Target Utama Terorisme Global

Sebelum pertemuan, Presiden Joe Biden menjadwalkan pertemuan dengan 30 prajurit AS yang ada di Korsel. Mereka membahas indikasi uji coba rudal dan atom Korut di tengah kunjungan ini dan mengatakan, “Kami sudah siap menghadapi segala aktivitas yang dilakukan Korut. Kami telah memikirkan segala metode untuk merespon. Jadi kami tidak khawatir.”

Presiden AS Joe Biden rencananya mengakhiri seri kunjungan ini dengan konferensi 4 pihak yang terdiri dari AS, Jepang, India dan Australia. Satu rancangan upaya melawan hegemoni China.

Menurut analisa para pakar, kunjungan Presiden Joe Biden ini dilakukan untuk menekankan persekutuannya dengan Jepang dan Korsel, yang sempat memudar di periode Donald Trump. Target keduanya adalah mencari jalan untuk pengembangan kerja sama.

Banyak yang menanti jadwal pertemuan Presiden Joe Biden dengan Kaisar Jepang Naruhito dan mendemonstrasikan program perdagangan untuk Asia, sebelum pertemuannya dengan PM Jepang Fumio Kishida. Banyak analisis yang menuliskan bahwa dalam kunjungan ini, Joe Biden berupaya memaparkan secara sama poin-poin kerja sama ekonomi dan keamanan dalam dialognya dengan para petinggi. Banyak yang menunggu program ekonominya sebagai opsi sederhana dari proyek Trans Pasifik yang telah digugurkan oleh Donald Trump.

Baca Juga : Pemilu Lebanon; Aliran Uang Asing dan Jejak Intervensi AS-Saudi

Selain itu, Presiden AS juga berusaha menyelesaikan krisis Jepang dan Korea Selatan dikarenakan kebijakan dagang dalam beberapa tahun terakhir. Pada hari Sabtu itu, kepada para jurnalis Joe Biden menyatakan, “Semuanya telah berubah. Di antara demokrasi Samudera Pasifik ada satu perasaan yang menuntut kerja sama yang lebih erat, bukan hanya di sisi militer tetapi juga dari segi politik dan ekonomi.”

Perlu diperhatikan bahwa setelah satu tahun pengamatan atas Korut, pemerintahan Joe Biden baru melakukan kunjungan ke Semenanjung Korea. Karena diplomasi buntu, Joe Biden mengambil keputusan untuk meningkatkan latihan militer bersama dengan sekutu Korselnya serta mengembangkan titik urgen kerja sama militer, yang pernah ingin dihentikan oleh Donald Trump.

Politik Donald Trump di Korea Utara merupakan satu refleksi politik amburadul periode kepemimpinannya, yang dimulai dengan siasat ancaman dan ejekan, yang menurutnya berakhir dengan surat-menyurat cinta. Tapi pada akhirnya, situasi tidak memihak Pyongyang karena perbedaan tentang sanksi. Secara lahir, upaya Donald Trump telah mengurangi uji coba senjata Korut, akan tetapi tidak sampai ke target utama pelucutan senjata nuklir di Semenanjung Korea.

Karena Donald Trump ingin menjadikan Kim Jong Un sebagai sahabat, dia menjadi ragu untuk mempertahankan pasukan AS di Semenanjung Korea. Bahkan memasang pajak tinggi untuk barang-barang Korsel. Satu kebijakan yang membuat khawatir Korea Selatan dan Kawasan akan resolusi keamanan Washington.

Baca Juga : Bagaimana Media Barat Mensucikan Bercak Dosa di Perang Ukraina?

Sementara Joe Biden mengambil langkah politik yang lebih kuno dari pendahulunya itu. Dia berupaya menarik perhatian para sekutu AS. Namun demikian, menurut prediksi Guardian, terendus kekhawatiran Joe Biden pada proyek dalam negeri atau nasional AS, Pemilu tengah paruh Kongres dan perang Ukraina dalam serial kunjungan ini.

Dalam pernyataannya hari Sabtu, Joe Biden hanya fokus pada Korut. Sebagian pihak khawatir bahwa AS kembali ke periode Barack Obama hingga Korut bereaksi keras melalui program atomnya saat itu. Satu langkah yang memaksa Korut mengembangkan pertahanan atomnya di tengah sanksi PBB.

Dalam tahun ini saja, Korut telah melangsungkan 12 kali uji coba nuklir, termasuk peluncuran rudal balistik antar benua pada bulan Maret dan rudal yang diluncurkan dari kapal selam di awal bulan Mei. Para analis mengamati citra satelit yang menunjukkan site uji coba atom Korut di dekat perbatasan China dan mengatakan, “Aktivitas di sana menunjukkan bahwa Pyongyang bersiap untuk uji coba yang ke-7.”

Sebagian analis lainnya mengungkapkan, “Uji coba nuklir mungkin diluncurkan pasca kunjungan Joe Biden ke Asia.” Satu hal yang pernah terjadi pasca kunjungan Barack Obama ke Asia pada tahun 2016.

Baca Juga : Eks Konsultan Trump: Setelah 41 Tahun Telaah, Saya Sadar Iran Menang

One thought on “Kunjungan Joe Biden ke Korsel; Pesan Nuklir Korea Utara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *