HomeAnalisaKTT Baghdad di Mata Para Pakar

KTT Baghdad di Mata Para Pakar

Purna WartaKonferensi Tingkat Tinggi Baghdad berjalan sukses pada tanggal 28 Agustus 2021. Pertama, KTT disebutkan sebagai pertemuan para tetangga, tapi tidak ada undangan untuk Suriah. Kritik dan protes langsung menjurus ke pemerintah dari mayoritas pakar politik Irak.

Fuad Hussein, Menteri Luar Negeri Irak, telah menjelaskan alasan absennya Suriah sebelum konferensi dimulai. Kontraversi undangan menjadi alasan dibalik keputusan pemerintah Baghdad untuk tidak mengundang Damaskus, tapi Menlu Hussein menegaskan bahwa hubungan kedua negara masih baik.

Target KTT, Iklan Wajah Rupawan PM Al-Kadhimi

Hassan Salem, Anggota Parlemen Irak, Rabu, 1/9, mengkritik keras konferensi Baghdad dan menyatakan, “Konferensi ini tidak berguna dan tujuannya mempertontonkan wajah rupawan Mustafa al-Kadhimi, Perdana Menteri Irak.”

Dalam wawancara dengan al-Maalomah, Hassan Salem menegaskan, “Konferensi Baghdad ini tidak ada bedanya dengan konferensi sebelumnya, yaitu sama-sama menguras uang dan bertujuan memperlihatkan wajah baik al-Kadhimi. Undangan untuk Presiden Prancis sangatlah mengherankan bagi kami. Konferensi tidak berguna dan tidak ada target lebih besar dari sekedar promosi untuk Perdana Menteri.”

Asa’ib Ahl Al-Haq: Konferensi Tak Berguna

Mahmoud al-Rubaie, Anggota Gerakan Asa’ib Ahl al-Haq Irak, mengatakan, “Penyelenggaraan KTT Baghdad tidaklah berguna karena sisa umur pemerintahan sekarang.”

“Sisa umur pemerintahan sekarang tidak mengizinkan penandatanganan segala jenis perjanjian yang bisa memaksa pemerintahan selanjutnya untuk menindaklanjuti. Bisa saja pemerintahan selanjutnya memiliki target-target yang lebih besar dari program-program lainnya,” jelasnya.

“Banyak hal yang harus diperhatikan tentang konferensi kemarin, salah satunya absennya Bashar Assad, Presiden Suriah dan evolusi konferensi para tetangga menjadi pertemuan tingkat regional,” tambahnya.

Anggota muqawamah Irak tersebut menuntut pemerintah untuk transparansi akan tidak diundangnya Damaskus dalam KTT, sebab konferensi bertajuk pertemuan para tetangga Irak, bukan Prancis.

KTT Baghdad Pendahuluan Konferensi di Paris

Nada Shakir adalah salah satu Anggota Parlemen Irak. Merespon KTT Baghdad, dirinya menjelaskan bahwa konferensi terbaru ini adalah batu bangunan pertama untuk konferensi lebih besar dengan undangan lebih besar di Paris.

“(Tapi) Konferensi ini tidaklah mencukupi untuk menjadi batu loncatan untuk konferensi lebih besar di Paris. Mayoritas pakar politik mengamati bahwa konferensi ini adalah satu bentuk dukungan terhadap al-Kadhimi. Kehadiran petinggi negara seperti Prancis, Yordania, Mesir dan Qatar sebagai pihak pendukung utama al-Kadhimi juga ditujukan demi mengukuhkan hal ini (dukungan), sebab kapasitas ikut serta para hadirin tidak sebesar ini,” hematnya.

“Orasi Presiden Prancis dalam KTT Baghdad menunjukkan bahwa konferensi ini adalah langkah awal untuk penyelenggaraan konferensi di Paris dengan ikut serta negara-negara lain,” tegasnya.

KTT Hanya Bahas Hal Sederhana

Sabah al-Taee, analis politik Irak, mengatakan bahwa konferensi Baghdad telah meninggalkan urusan-urusan urgen nan utama. Meskipun Menlu Turki ikut meramaikan, konferensi juga tidak menggubris urusan agresi Ankara ke kedaulatan Baghdad.

“Hanya urusan-urusan sederhana yang dibahas. Tidak ada satupun kasus urgen dan utama, seperti pendudukan dan agresi Turki di Irak. Alasan terbaiknya dari urgenitas masalah ini adalah digagalkannya kunjungan Emmanuel Macron, Presiden Prancis, ke Sinjar karena takut rentetan serangan Ankara di kawasan,” sindirnya.

“Urusan Palestina dan Suriah juga tidak disindir sama sekali. Meski wakil dari Saudi dan Emirat hadir di tengah konferensi, tapi mereka juga tidak membahas sama sekali kasus Yaman,” tambahnya.

“Upaya pemerintah membangun kerjasama dengan negara-negara regional dalam bidang perdagangan dan ekonomi juga tidak akan membuahkan hasil memuaskan. Sebab negara-negara ini tidak kuat dalam bidang ini. Oleh karena itu, dari pada menggantungkan diri pada negara-negara ini, lebih baik Baghdad (melanjutkan) kerja sama dengan China berdasarkan resolusi yang telah ditandatangani,” hematnya.

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here