Krisis Pewaris Tahta Kerajaan Emirat

Krisis Pewaris Tahta Kerajaan Emirat

Purna Warta – Masalah pewaris tahta dan transisi kekuasaan selalu menjadi urusan kunci dalam pemerintahan dan negara-negara Utara Afrika dan Barat Asia, khusunya Emirat, tidak terkecualikan dari perihal ini. Kedaulatan di wilayah ini selalu menghadapi krisis karena kontinuitas buatan kelompok dalam roda rezim dan nihilnya pengembangan politik. Sejarah Asia Barat tidak lepas dari pertarungan ayah dan anak, saudara versus saudara untuk menjadi pewaris tahta.

Kudeta Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani melawan ayahnya (Sheikh Khalifa bin Hamad Al Thani) pada tahun 1995 di Qatar, perselisihan Salman bin Abdulaziz dengan Mutaib bin Abdullah sebagai pewaris dari Raja Abdullah pada tahun 2015 di Saudi, pertarungan Mohammed bin Salman dengan Ahmad bin Abdulaziz dan Mohammed bin Nayef untuk menjadi Putra Mahkota Raja Salman sejak 2017 hingga kini merupakan contoh dari krisis perpindahan kekuasaan di wilayah Asia Barat dan Afrika Utara.

Baca Juga : Bagaimana Israel Mengeksploitasi Pegasus?

Silsilah Krisis Pewaris di Emirat

Emirat merupakan satu dari sekian banyak kerajaan yang menghadapi krisis pewaris. Akar krisis Uni Emirat Arab dimulai dari pasca kematian Sheikh Zayed pada tahun 2004, putra-putra istri ketiganya (Sheikha Fatima bint Mubarak al-Ketbi) tidak menerima silsilah warisan adat Arab dalam transisi kekuasaan dari ayah ke putra lelaki tertua. Sebagai akibatnya, terjadi perselisihan besar antar para putra istri pertama (Hassa bint Mohammed Al Nahyan) dengan putra istri ketiga Fatima bint Mubarak, yang berakhir pada peraihan kekuasaan Putra Mahkota Abu Dhabi oleh Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ) bersama putra-putra Fatima bint Mubarak lainnya, yaitu Sheikh Mohammed dan saudaranya Tahnoon bin Zayed, Abdullah bin Zayed, Hamdan bin Zayed, Mansour bin Zayed dan Hazza bin Zayed. Mereka menguasai pos kunci Abu Dhabi kemudian mengambil tampuk kekuasaan kedaulatan Emirat. Sementara putra-putra Hassa bint Mohammed yaitu Sheikh Khalifa bin Zayed, (putra tertua Zayed) berhasil mereka singkirkan dari kepemimpinan resmi rezim UEA.

Namun demikian, kemenangan ini tidak menutup krisis, khususnya di Istana Abu Dhabi sebagai pusat kekuasaan dan politik negara. Bahkan terdengar suara bising mengenai reformasi penerus di wilayah Sultan Arab Teluk Persia ini.

Para putra Fatima bint Mubarak memimpin negara dengan saling mendukung satu sama lainnya. Sosok-sosok silsilah Fatima: Sheikh Mohammed, Sheikh Tahnoon dan Sheikh Abdullah yang menguasai kursi urusan politik, keamanan dan politik luar negeri.

Baca Juga : Musim Dingin yang Panas di Kerajaan Sultan Teluk Persia

Akan tetapi satu persoalan ke depannya yaitu siapakah penerus masa depan keluarga (Bani) Fatima? Apakah setelah Mohammed bin Zayed (MBZ) kekuasaan akan pindah ke penerus seperti di keluarga Al Saud setelah Raja Abdulaziz (1953-2015) ke saudara? Ataukah kekuasaan akan berpusat di keluarga MBZ, tapi tidak ke putra-putra Sheikha Fatima lainnya?

Permulaan Pertarungan antar Putra Sheikha Fatima

Sejak pertengahan tahun 2004 hingga sekarang, di saat Mohammed bin Zayed dimandatkan sebagai Putra Mahkota dengan dukungan Fatima bint Mubarak, MBZ bersama sang Ibu berupaya merahasiakan perseteruan keluarga dari mata umum. Di tengah upaya ini, Sheikha Fatima memerankan peranan kunci sebagai penyatu enam saudara.

Setiap Jum’at, Sheikha Fatima mengadakan pertemuan keluarga dengan tujuan menjaga tali persaudaraan. Sang Ibu berupaya menyelesaikan perbedaan yang ada. Namun dengan demikian, perselisihan kekuasaan yang memecah dan pertarungan antara enam bersaudara tidak bisa dihindari. Contohnya adalah perseteruan Hamdan dan MBZ yang muncul ke permukaan media hingga mengasingkan dan menurunkan kursi Pangeran Hamdan di pemerintahan Emirat.

Detik ini, persaingan untuk kursi Putra Mahkota menjadi pusat perkelahian baru dalam keluarga Bani Fatima. Karena kondisi tak mendukung jismani Sheikh Khalifa bin Zayed (putra Hassa bint Muhammad Al Nahyan), yang sekarang menduduki kursi Emir Abu Dhabi dan Kepala Negara Emirat, membuatnya tidak mampu memimpin pemerintahan sejak 2014 karena serangan jantung. Bahkan diindikasikan bahwa dia akan meninggal dunia dalam waktu dekat.

Baca Juga : Menelisik Kerja Sama Bahrain-Israel

Dalam situasi ini, maka Putra Mahkota Mohammed bin Zayed (MBZ) akan menjadi penerusnya di tampuk kekuasaan Emir Abu Dhabi dan Kepala Negara resmi kedaulatan UEA, sedangkan kursi Putra Mahkota akan kosong.

Sosok Kunci Krisis Pewaris Emirat

Yang bisa diprediksikan terkait masa depan Emirat adalah akhir koalisi 6 bersaudara putra Fatima bint Mubarak. Karena dari satu sisi, langkah Mohammed bin Zayed, yang mulai memandatkan putranya (Sheikh Khaled) di Istana Abu Dhabi dan pemerintahan UEA, menunjukkan perubahan dalam fakto Emirat dan ketidaktulusannya akan ikut andil keluarga putra-putra Fatima lainnya dalam urusan pemerintahan Abu Dhabi.

Dari satu sisi lain, di antara saudara Mohammed bin Zayed (MBZ) terlihat ketidakpuasan tentang transisi kekuasaan dalam keluarganya. Di antara putra-putra Fatima, selain Hamdan, kesemuanya merupakan wajah-wajah yang tidak puas dengan kekuasaan MBZ. Salah seorang putra Fatima yang sangat berpengaruh, yang juga menargetkan kekuasaan, adalah Tahnoon bin Zayed Al Nahyan.

Jadi, mendudukkan Sheikh Khaled di kursi Putra Mahkota berartikan akhir krisis penerus dan transisi kekuasaan ke keluarga MBZ. Dan jika Tahnoon yang menduduki kursi Putra Mahkota, maka itu merupakan langkah awal Tahnoon dalam upaya mentransisi kekuasaan ke keluarganya.

Baca Juga : Ukraine Gate: Ribut Poros Barat Versus Rusia

Perlu diperhatikan bahwa Sheikh Tahnoon adalah salah satu sosok kunci di Istana Abu Dhabi dan pemerintah Emirat. Dia memiliki pengalaman dalam kursi-kursi urgen seperti Ketua Badan Intelijensi Emirat, Kepala Komite Startegis Abu Dhabi dan Kepala perusahaan paling penting perdagangan Emirat yang bernama al-Qabidhah atau Dubai Holding. Bahkan dirinya memiliki jaringan kuat dengan petinggi keamanan regional bahkan internasional, sehingga akan memanaskan krisis penerus kerajaan Emirat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *