Purna Warta – Dunia warta menganalisa kudeta Yordania sebagai buah dari satu program multi-kolaborasi. Amerika, Israel, Saudi dan Emirat turun berperan dalam kudeta ini.
Dikutip dari al-Akhbar, 19/4, salah satu pejabat pemerintah Yordania menjelaskan bahwa kudeta ini direncanakan di wilayah rezim Zionis.
“Karena Yordania bersuara negatif atas dikte strategi AS-Israel yang disebut deal of the century bahkan menolak program tersebut,” jelasnya.
Menurut pandangan pejabat Yordania tersebut, kebijakan Yordania berkisar deal of the century telah menumbuhkan kekhawatiran Israel. “Mereka takut kebijakan tersebut akan menggerakkan penduduk Palestina mukim Yordania melawan deal of the century.”
“Oleh karena itu, Israel meminta bantuan Saudi. Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Saudi, memberikan syarat untuk membantu kudeta ini. MBS mengajukan syarat perwalian tempat-tempat suci Islam di al-Quds, diambil dari Yordania dan diserahkan kepada kerajaan Riyadh,” tambahnya.
Pejabat yang tidak disebutkan namanya tersebut melanjutkan, “Setelah lampu hijau Amerika Serikat, Bin Salman mengambil tugas kudeta. Bassem Awadallah ditunjuk sebagai penanggungjawab menyiapkan pondasi darurat untuk transisi kekuasaan di tingkat keluarga kerajaan.”
“Selain itu, MBS juga menunjuk Mohammed Dahlan sebagai pihak penenang untuk meyakinkan penduduk Palestina mukim Yordania. MBS juga mempersenjatai penduduk selatan Yordania, yang memiliki kewarganegaraan Saudi, sehingga jika diperlukan, mereka akan bergerak militeris,” tambah sumber tersebut kepada al-Akhbar.
Menurut pejabat kerajaan Yordania tersebut, demonstrasi yang dilakukan di beberapa provinsi Amman beberapa bulan lalu hanyalah satu percobaan mengamati respon agen keamanan Yordania.
Delegasi Saudi, jelas pejabat tersebut, telah mengadakan kunjungan ke Yordania dengan pimpinan Menlunya. Mereka menuntut pembebasan Bassem Awadallah dengan paksa.
“Ada dua faktor yang menyebabkan AS mengeluarkan lampu hijau atas kudeta ini. Pertama: reaksi negatif Yordania terhadap deal of the century. Kedua: peran Yordania dalam program ‘Timur Baru’. Proyek timur baru adalah proyek ekonomi yang dibangun oleh Irak, Yordania dan Mesir,” hematnya.
Dalam analisa al-Akhbar, program tersebut telah membuat khawatir Riyadh dan Tel Aviv. “Karena diterima hangat oleh otoritas seperti Iran dan Suriah, dua negara lawan Saudi dan Israel. Selain itu, proyek tersebut akan menjadikan Yordania gerbang negara-negara Teluk Persia dan Palestina Pendudukan. Ini adalah jalan keluar dari arogansi Riyadh.”