Purna Warta – Lembaran sejarah menorehkan pembantaian rezim Zionis terhadap anak-anak di bawah umur di bawah dukungan Barat dan diamnya dunia. Pasca puluhan tahun, darah anak tak berdosa inilah yang menegakkan bendera suci al-Quds.
Perang propaganda dan media yang disulut oleh poros lawan Iran berupaya untuk menisbatkan pembantaian ini ke negeri Para Mullah. Satu tuduhan yang selayaknya disematkan kepada rezim Zionis. Sejarah penjajahan Israel menjadi saksi bahwa rezim kolonial ini tidak melakukan kegiatan apapun kecuali penumpahan darah anak kecil. Teror Zionis telah dimulai dari pendudukan Gaza, Tepi Barat dan al-Quds lalu sekarang diteruskan dengan metode lebih keji.
Laporan terakhir di tahun ini menunjukkan adanya 66 korban anak-anak tak berdosa Palestina yang mati di tangan dingin Tel Aviv. Sementara media serta organisasi-organisasi HAM menuliskan 2.500 korban anak-anak selama pendudukan Israel. Perkembangan ekstrimisme dan terorisme Zionis ini diciptakan oleh segitiga berbahaya, yaitu diamnya PBB, organisasi-organisasi HAM internasional dan kesepakatan poros Barat.
Anak yang Dibunuh di Depan Mata Orang Tuanya
Hanya sedikit orang yang bisa menggambarkan kematian Muhammad al-Durrah di pangkuan Ayahandanya. Peristiwa ini terjadi 22 tahun yang lalu hingga menjadi sebab tumbuhnya Intifada II dan Muqawamah Palestina.
Muhammad yang pergi bersama orang tuanya untuk membeli sesuatu menjadi bulan-bulanan peluru militer Israel. Video kematian sang anak tak berdosa ini telah menjadi simbol tidak adanya keamanan warga Palestina di hadapan keberingasan pasukan bersenjata Israel, baik di kala itu maupun sekarang.
Anak Mungil yang Meninggal Karena Diburu
kira-kira 20 tahun yang lalu, warga Palestina terus melakukan upacara bela sungkawa. Shahid Rayyan Yasir Sulaiman, 7 tahun, yang meninggal dunia saat pulang dari sekolah. Dia dikejar oleh pasukan bersenjata Israel hingga jatuh dari ketinggian kemudian meninggal karena serangan jantung. Setelah itu, Rayyan sudah tidak bisa kembali lagi ke pangkuan hangat keluarganya.
Anak Perempuan yang Meninggal di Depan Ibunya
Ala’ Qadum adalah anak perempuan yang baru berumur 5 tahun yang meninggal pada hari Jumat, 5 Agustus karena rudal Israel yang menimpa rumahnya. Anak tak berdosa ini merupakan salah satu martir mungil yang dilarang pemberitaannya oleh media sosial, dari Facebook hingga Instagram, mereka takut suara kebebasan dunia bergemuruh.
Si Martir Kecil yang Kematiannya Menegakkan Bendera Palestina
Ali Ayman Abu Ulya merupakan anak kecil Palestina lainnya yang meninggal dunia terkena peluru militer Israel di tengah konflik di kota kecil al-Mughir, dekat Ramallah. Kematian anak kecil ini telah membangkitkan protes dunia Arab dan Eropa untuk segera dilakukan penyelidikan. Ali mati di usia 13 tahun dan tangan Israel bergetar.
Anak Kecil yang Belum Sempat Bernafas
Ini merupakan kabar yang meragukan saat media menjelaskan keshahidan seorang anak di bawah umur di kota Ramallah. Tetapi ini benar adanya. Abdur Rahman Mahmud al-Barghouti hanya berumur satu tahun setengah dan meninggal karena gas air mata Israel di barat laut Ramallah. Setelah 2 bulan kritis, akhirnya anak kecil ini meninggalkan surga keluarganya.
Anak Kecil yang Meninggal di Atas Kedua Tangan Temannya
Zaid Mohammed Said Ghanim, 15 tahun adalah malaikat kecil lainnya yang meninggal dunia karena peluru Tel Aviv di daerah selatan Tepi Barat. Dia merupakan anak kecil kelima yang mati pasca teror Shireen Abu Akleh, jurnalis berdarah Palestina, di tangan dingin Zionis.
Martir Bayi yang Belum Sempat Membuka Matanya
Emad Ashkiyan, bayi 6 bulan Palestina yang meninggal dunia karena luka oleh serangan jet tempur Israel di bagian utara Gaza.
Anak Perempuan yang Beri Pelajaran Keshahidan kepada Teman Kelasnya
Layan al-Sya’ir adalah seorang bocah perempuan Palestina yang meninggal dunia dalam operasi 3 hari rezim Zionis ke Jalur Gaza. Laporan terakhir info resmi Kementerian Kesehatan Palestina menunjukkan adanya 44 korban termasuk 15 anak-anak yang tewas dan sekitar 350 sipil mengalami luka-luka dalam serangan ini.
Pasca kemartiran Layan ini, Kementerian Kesehatan Palestina menginformasikan bahwa dalam serangan 3 hari ke Jalur Gaza ini, 46 warga Palestina meninggal dan ratusan lainnya terluka. Dari sekian banyak martir ini, tertulis 16 korban anak-anak. Media Barat melaporkan bahwa anak-anak ini berumur di kisaran 4 hingga 16 tahun.