Kira-kira Apa Langkah Selanjutnya di Tepi Barat?

palestina

Purna Warta – 24 Juni kemarin salah satu kritikus pedas Palestina, Nizar Banat tewas di tangan Otoritas Palestina. Demonstrasi demi demonstrasi tak bisa dihindari dan semakin memuncak di wilayah Tepi Barat, bahkan warga menuntut pengadilan pelaku.

Keluarga Nizar Banat menjelaskan bahwa 25 pihak keamanan Otoritas Palestina menggeruduk tempat tinggalnya pada dini hari jam 3:30. Secara paksa mereka menghancurkan pintu rumah dengan tembakan dan bom suara di saat mereka tidur pulas. Setelah masuk, pihak keamanan langsung memukuli Nizar Banat.

Tak satupun dari pihak keamanan Otoritas Palestina yang mengindahkan protokol kesehatan, bahkan mereka juga tidak mengajukan surat penangkapan kepada keluarga Nizar Banat. Tak lama setelah kejadian itu, Gubernur al-Khalil mengabarkan kematian Nizar Banat kepada keluarga.

Inilah detail kronologi peristiwa yang menimpa Nizar Banat menurut pengakuan keluarga besar sang aktivis pengkritik Otoritas Palestina yang berpusat di Ramallah, Tepi Barat.

palestina

Sabtu malam kemarin, 17/7, puluhan penduduk Palestina Pendudukan demonstrasi. Mereka menegaskan bahwa legitimasi Mahmoud Abbas telah hancur sirna.

Meskipun pihak keamanan Otoritas Palestina terus berupaya membubarkan demonstrasi, namun penduduk Palestina Pendudukan bersikeras melanjutkan demi hak kebebasan dan membersihkan Tepi Barat dari arogansi.

Salah satu anggota partai al-Tajammu al-Demokrati, Omar Assaf, terkait hal ini menjelaskan, “Masalah dimulai dari pembunuhan Nizar Banat dan sampai sekarang terus berlanjut. Para demonstran menuntut pengadilan semua yang terlibat dalam pembunuhan ini di semua lini.”

“Pembunuhan dan pembubaran demonstrasi telah mengangkat masalah kebebasan. Bangsa Palestina terus melawan arogansi,” tambahnya dikutip surat kabar Safa News.

Belum lagi, menurut pengamatan Omar Assaf, masalah etika pihak instansi keamanan Otoritas Palestina yang dengan tega menyeret seorang demonstran perempuan di tanah.

“Mereka juga merampas telpon genggam dan tindakan non etis lainnya, yang menuntut kontinuitas protes,” tegasnya.

Apa yang Harus Ditekankan dalam Langkah Selanjutnya?

Selanjutnya, Omar Assaf menjelaskan taktik gerakan yang seharusnya dilaksanakan setelahnya dan menyatakan, “Semua hak bangsa Palestina harus ditunaikan, seperti hak dalam pengunduran Pemilu, kebijakan sepihak Otoritas Palestina dan kejahatan di semua lini. Tuntutan harus terus ditekankan demi penyelenggaraan Pemilu Kepemimpinan dan Dewan Legislatif.”

Omar Assaf juga menegaskan, demonstran Tepi Barat harus terus menemani keluarga Nizar Banat sampai keadilan ditunaikan atas hak mereka dalam kasus ini.

palestina

Peningkatan Demo

Ghassan al-Saadi, Aktivis Palestina, dalam hal ini juga menjelaskan kontinuitas demonstrasi, khususnya di Ramallah dan al-Khalil, menurut keyakinannya kepada surat kabar Safa News.

“Demonstrasi kali ini tidak berkaitan dengan perseteruan antara Mahmoud Abbas dan Komando pasukan keamanan. Akan tetapi berkaitan dengan transparansi dan tuntutan pengadilan semua pelaku pembunuhan Nizar Banat,” jelasnya.

Akhir-akhir ini banyak kabar yang melaporkan indikasi perubahan Kementerian dalam Otoritas Palestina pimpinan PM Mohammad Shtayyeh.

Para analis dan pengamat meyakini bahwa perubahan dan reformasi ini tidak akan menghentikan demonstrasi dan protes penduduk. Harus ada opsi mendasar dalam penguatan kebebasan, solusi, reformasi sistem politik melalui penyelenggaraan Pemilu, reformasi situasi organisasi Pembebasan Palestina dan merubah wajah-wajah dalam pemerintahan terkini.

Dalam gerakan terbaru Tepi Barat, banyak budayawan, jurnalis, aktivis, tokoh-tokoh universitas, netral bebas, partai dan yang lainnya yang ikut terjun. Demonstrasi semakin melebar.

Sabtu, 17/7, kemarin, penduduk Palestina demo dan mengecam pembunuhan Nizar Banat. Demonstrasi berpusat di Ramallah, jantung Tepi Barat. Mereka menuntut pengunduran diri Mahmoud Abbas dari kursi kepemimpinan Otoritas Palestina.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *