Kontak Negosiasi Saudi-Israel Meningkat, Akankah Berakhir Pada Normalisasi?

saudi

Purna Warta – Menurut laporan media-media Zionis, kontak negosiasi antara Saudi dan Israel semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir. Karena banyaknya tekanan dan komunikasi ini, akankah Saudi mengumumkan normalisasi?

Roi Kais, jurnalis urusan Arab chanel 11 Israel, yang disebut KAN, dalam laporannya mengungkit masalah negosiasi ini dan menulis, “Akhir-akhir ini jumlah kontak antara petinggi senior Riyadh dan Tel Aviv semakin meningkat. Percakapan ini berpusat pada kekhawatiran Saudi akan reformasi pemerintahan Amerika Serikat dan politik Joe Biden mengenai Kawasan.”

Kekhawatiran Saudi akan politik Joe Biden memaksa mereka untuk menghubungi Zionis karena mereka yakin bahwa rezim Zionis akan membantunya menghadapi AS. Selain kekhawatiran kedua pihak (Riyadh-Tel Aviv) akan kembalinya Amerika ke JCPOA, juga terselip ketakutan akan pemerintah Joe Biden yang fokus pada pelanggaran HAM Saudi.

Senin lalu, 22/2, Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden Biden akan menghubungi Raja Salman bin Abdulaziz di waktu yang tepat. Jen Psaki, Jubir Gedung Putih, dalam konferensi pers menjelaskan bahwa Lloyd Austin, Menhan AS telah mengadakan komunikasi dengan Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Saudi.

Tanpa menyebut detail waktu, Psaki menambahkan bahwa Presiden Joe Biden dan Raja Salman akan segera mengadakan komunikasi di waktu yang tepat. Selain itu, pemerintah Joe Biden tidak akan diam menanggapi kasus HAM Saudi. Kami akan mengamati kembali hubungan AS-Saudi.

Sebelumnya chanel KAN juga mengabarkan dibuatnya jaringan kontak baru antara Saudi dan rezim Zionis untuk negosiasi politik pemerintah baru Amerika. Dalam menjelaskan diaktifkannya jaringan kontak baru ini, KAN mengklaim bahwa Tel Aviv dan Riyadh memiliki tujuan untuk membangun aliansi menghadapi pemerintah Joe Biden.

Berdasarkan laporan media-media Zionis, Israel dan Arab Saudi berniat untuk menciptakan penyeimbang keputusan-keputusan Joe Biden terkait Saudi dan Mohammed bin Salman.

Jaringan kontak komunikasi baru ini dikabarkan, sementara kedua pihak, Riyadh-Tel Aviv tidak memiliki hubungan normalisasi yang terang-terangan diakui, meskipun sudah beberapa tahun lalu hubungan rahasia kedua pihak telah dimulai. Dari sini, dimungkinkan bahwa seperti pemerintah Bahrain dan Emirat, Saudi akan mengumumkan relasinya dengan rezim Zionis secara resmi.

Sebagian menyinggung bahwa Mohammed bin Salman khawatir karena dokumen baru CIA membuktikan campur tangan MBS dalam pembunuhan Jamal Khashoggi, yang mungkin akan menjadi incaran politik di periode pemerintahan Joe Biden.

Skedul teguran sudah dirancang oleh anggota Kongres untuk menyentil Mohammed bin Salman. Namun dukungan Donald Trump tidak bisa menyempurnakan acara tersebut. Sekian kali Donald Trump mengatakan bahwa Saudi klien senjata dan secara tidak langsung ingin tutup mata atas tingkah Bin Salman.

Dalam dokumen CIA yang diliput oleh CNN disebutkan bahwa para tersangka pembunuhan Jamal Khashoggi menggunakan dua pesawat jet pribadi untuk terbang ke Turki pada Oktober 2018.

Jet tersebut berada di bawah kepemilikan perusahaan Sky Prime, yang beberapa waktu sebelumnya dibeli oleh Mohammed bin Salman di akhir tahun 2017 dengan uang dari dana nasional (yang disebut Dana Investasi Publik) dengan harga 400 juta dolar. Jadi Bin Salman pasti tahu tujuan terbang anak buahnya tersebut.

Bisa diamati bahwa tekanan AS ke Saudi adalah tekanan politik yang akan menggiring Saudi untuk mengakui hubungannya dengan rezim Zionis secara terang-terangan. Dan sepertinya Saudi akan diperas habis oleh Amerika, namun dengan metode berbeda.

Baca juga: Netanyahu dan Putra Mahkota Bahrain Berbincang Mengenai  JCPOA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *