Purna Warta – Menurut laporan Kementerian Pertahanan Israel, keuntungan nilai ekspor produk militer rezim Zionis ke negara-negara Arab anggota normalisasi tahun 2021 mencapai 800 juta dolar.
Laporan resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Israel menyatakan bahwa nilai ekspor produk militer rezim Zionis di tahun 2021 ke negara-negara Arab anggota normalisasi mencapai sekitar 800 juta dolar.
Baca Juga : Ukraina dan Pertahanan Rusia
Dengan disponsori oleh Donald Trump, Presiden AS kala itu, resolusi normalisasi diplomatik dengan Israel disepakati dan ditandatangani oleh Emirat, Bahrain, Maroko dan Sudan.
Dalam laporan yang diliput media berbahasa Ibrani dikatakan bahwa pada tahun 2021, 7% ekspor produk pertahanan mencapai 791 juta dolar ke negara-negara Arab yang menandatangani resolusi Abraham.
Bahkan laporan juga menjelaskan peningkatan nilai ekspor selama tahun 2021 dan menuliskan, “Pada tahun 2021, Israel mengalami peningkatan 36% nilai ekspor di seluruh dunia dibanding dengan tahun sebelumnya, karena peningkatan ekspor sistem pertahanan udara dan fasilitas pelatihan, di mana secara keseluruhan, nilai ekspor mencapai 11.3 miliar dolar. Sementara di tahun sebelumnya, 2020, nilai tersebut berada di angka 8.3 miliar dolar dan mayoritas pendapatan berasal dari Eropa, Asia dan Oceania. Menurut pernyataan Kemenhan Israel, hampir 40% nilai kesepakatan yang ditandatangani tahun lalu bernilai lebih dari 100 juta dolar.”
Baca Juga : Upaya Turki Perbaiki Relasi dengan Suriah, Apakah Benar atau Menggiring Opini?
Kemenhan Israel menyatakan, “Ekspor produksi keamanan pada tahun 2021 telah mencapai ke nilai tertingginya dan mencapai 11.3 miliar dolar atau 36 miliar shekel. Kerja sama 2021 yang ditandatangani oleh Kemenhan Israel meningkat 30% dibanding dengan tahun 2020.”
Surat kabar Rai al-Youm, dengan melansir laporan ini, menjelaskan manipulasi serta keuntungan besar Tel Aviv dari kesepakatan normalisasi dengan 4 negara Arab dan menuliskan, “Perlu diperingatkan bahwa Israel dan Emirat sejak ditandatanganinya resolusi Abraham, mengalami pertumbuhan perdagangan di berbagai bidang. Selain itu, Maroko dan Bahrain juga sepakat untuk mengembangkan kerja sama perdagangan, keamanan dan bidang-bidang lainnya. Namun demikian, perundingan diplomasi Sudan dan Israel mengalami kegagalan di tahun lalu, karena kudeta militer di Khartoum.”
Terkait hal ini, Benny Gantz, Menhan Israel, menegaskan, “Kemenhan telah berhasil mengembangkan pasarnya dengan relasi dengan Kawasan dan menciptakan hubungan baru dengan negara-negara dunia.”
Menurut laporan tersebut, produk paling penting dalam ekspor militer dan keamanan rezim Zionis di tahun 2021 adalah rudal, sistem pertahanan udara, fasilitas pelatihan, drone, sistem radar dan pertahanan udara, pesawat tempur, perlengkapan elektronik, sistem intel dan komunikasi, perlengkapan cyber dan lain-lainnya.
Baca Juga : Ombak Penangkapan Hakim dan Pengadilan Khusus Pidana Saudi
Dalam hal ini, laporan Kementerian Perdagangan dan Produksi Israel menyatakan kapasitas pertukaran perdagangan antara Israel dan Mesir tahun 2021 yang mencapai angka 330 juta dolar. Dan ini dibanding dengan tahun sebelumnya, mengalami peningkatan 63%.
Dilaporkan bahwa Israel-Mesir menandatangani kesepakan bersejarah bernilai 15 miliar dolar.
Yuval Stienitz, Menteri Energi Israel, menyebut kesepakatan ekspor gas ke Mesir sebagai kesepakatan paling urgen ekonomi Tel Aviv- Kairo sejak ditandatanganinya kesepakatan perdamaian dua negara. Karena ini untuk pertama kalinya bagi Mesir mengimpor gas sejak disepakatinya perjanjian Kamp David tahun 1979 hingga sekarang.
Dari segi lain, tahun 2016 Israel dan Sudan juga menyepakati satu perjanjian hingga awal 2020 sekitar 45 miliar persegi gas alami yang bernilai 10 miliar dolar dalam jangka 15 tahun.
Baca Juga : Terungkap, Kerja Sama Israel-Yordania Versus Masjid Al-Aqsa