HomeAnalisaKetika Bin Salman Ancam Iran dengan Perang Dalam Negeri

Ketika Bin Salman Ancam Iran dengan Perang Dalam Negeri

Purna Warta – Ketika Mohammed bin Salman, 31 tahun, diangkat menjadi Putra Mahkota Arab Saudi sedikit tersendak dan menyatakan dirinya akan menyeret perang ke dalam negeri Iran.

Peran aktif Arab Saudi dalam instabilitas terbaru kemarin bukanlah satu masalah yang perlu diragukan. Mulai dari dukungan finansial hingga politik terhadap kelompok teroris dan perang media via jaringan teroris Iran International serta robot maya di setiap lini Medsos, adalah contoh-contoh lapangan aktivitas brutal Saudi versus Republik Islam Iran.

Baca Juga : Lagi, Amerika Selundupkan 43 Truk Tanker Bermuatan Minyak dari Suriah

Mungkin dalam penjelasan fakta ini, tidak ada hal yang lebih jelas dan terang lagi dari pernyataan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman sendiri pada tahun 2017 lalu, yang mana dengan lugas dan transparan, dia mengancam Iran dengan niatnya untuk menyeret perang ke dalam negeri Para Mullah.

Dalam sesi wawancaranya dengan media Riyadh, MBS menerangkan nihilnya titik persamaan antara Iran dan Saudi dengan menyatakan, “Bagaimana kami mencapai kesepakatan dengan mereka (Iran)? Logika Iran adalah membangun pondasi kehadiran al-Mahdi, di mana hal itu tidak akan terealisasi tanpa menguasai dunia Islam.”

“Target dari sistem pemerintahan Iran adalah menjadi kiblat Muslimin. Kami tidak akan menunggu Saudi turun ke medan perang. Akan tetapi kami akan berupaya untuk menyeret perang ke dalam Iran… Ekstrimisme Iran telah menjadi penghalang perundingan antara kami,” tambahnya.

Putra Mahkota yang sekaligus menduduki kursi Menhan Saudi kala itu menyatakan bahwa Iran merupakan faktor terjadinya perang Yaman. Pasukan Yaman merupakan alat Tehran.

Saat pembawa acara menanyakan akhir perang Yaman, dalam menjawabnya Bin Salman menjelaskan, “Houthi dan Saleh akan kami habisi hanya dalam beberapa hari.” Sementara perkembangan situasi saat itu menunjukkan perang Yaman yang telah berumur dua tahun, satu perang yang targetnya hanya akan memakan beberapa minggu.

Baca Juga : Tindakan Destruktif AS dalam Proses Negosiasi Gencatan Senjata Yaman

8 bulan pasca pernyataan kontroversial ini, ada demonstrasi rusuh di Iran dengan memanipulasi tuntutan ekonomi. Kala itu, peselancar Saudi mengklaim bahwa Bin Salman telah menepati janjinya dengan hastag سننقل_الحرب_الی_ایران# dan upload video.

saudi

Tema utamanya adalah permusuhan dan upaya Riyadh untuk membuat kerusuhan di Iran sudah lancar sebelum MBS menjabat yang kemudian terus berlanjut hingga sekarang. Tepat 1 tahun sebelum Bin Salman koar-koar ini, Turki al-Faisal, eks Ketua Intel Saudi, dalam pertemuannya dengan kelompok Munafiqin Iran di Paris menyatakan bahwa sistem pemerintahan Iran harus berubah.

Kala itu, sebagian pihak dengan menulis pernyataan Bin Salman untuk bekerja sama dengan Iran sebagai negara tetangga, memprediksikan bahwa Riyadh ingin menghapus politik arogannya. Tapi fakta-fakta terakhir bertentangan dengan hal ini.

Dan yang harus dititikberatkan dalam hal ini adalah kedaulatan Arab Saudi menyimpulkan satu kesimpulan bodoh, yaitu mereka menyerahkan segala fasilitas perangkat keras dan lunak kepada Munafiqin Iran untuk memukul Tehran. Beberapa tahun terakhir, setelah Turki al-Faisal meramaikan konferensi Munafiqin di Paris, Prancis, banyak pihak yang mengupas relasi segala arah Riyadh dan Munafiqin, di mana simbol dari kerja sama ini terprogram dalam perang psikologis media Iran International.

mojahedin

Massoud Khudabandeh, eks anggota organisasi Mojahedin Khalq (Munafiqin) dan penanggungjawab tim keamanan Massoud Rajavi, dalam wawancaranya di bulan Agustus kemarin mengungkap fakta gerakan versus Iran oleh media Iran International dan Mojahedin Khalq.

“Media Iran International merupakan media kondang, Saya memiliki hubungan dengan sebagian dari mereka. Jaringan ini, baik pemiliknya maupun perusahaannya, sebelumnya menyiarkan program Mojahedin Khalq. Sementara Arab Saudi berupaya memulangkan uang minyaknya ke Barat. Sekarang baik melalui media Iran International maupun dengan mengirim mahasiswa, Saudi mengirim mahasiswa ke London dan Istana mengirim 5 ribu Pound perbulan kepada mereka. Akan tetapi mereka tidak diizinkan untuk menyimpan 5 ribu Pound tersebut, mereka harus menghabiskannya di London, dalam arti bahwa uang harus kembali,” jelasnya.

Massoud Khodabandeh kemudian mengupas kerja sama segitiga, Saudi-Mojahedin Khalq dan Iran International lalu menyatakan, “2 bulan yang lalu, Mojahedin menghapus anggaran untuk program pencarian google agar ada di rating tinggi. Iran International menjalin kesepakatan dengan Saudi, khususnya Turki al-Faisal, untuk menebar propaganda dan menjadi lidahnya Mojahedin.”

Baca Juga : Peringatan Ansarullah tentang Konspirasi Baru Amerika

Di bawah struktur kerja sama inilah, konferensi Mojahedin Khalq atau Munafiqin yang dilangsungkan di Albania, disiarkan live oleh Iran International. Pasca serangan terorisme al-Ahwaziah, media Iran International menyerahkan tribunnya ke kelompok ini.

Di akhir perlu diperhatikan bahwa dalam pernyataannya di tahun 2017 itu, Bin Salman sudah memutuskan untuk tidak membiarkan perang terseret ke dalam Arab Saudi. Beberapa bulan pasca pernyataan ini fakta berkata lain, perhitungan perang Yaman berubah arah dan rudal bersama drone Sanaa menghancurkan Aramco dan terbang bebas di langit Riyadh. Yaman menyasar titik terdalam Saudi dan membuat semua pihak dunia terheran hingga mendesak Istana berunding.

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here