Riyadh, Purna Warta – Penasihat Keamanan Nasional AS Jack Sullivan sedang melakukan perjalanan ke Arab Saudi dan UEA, dua negara yang tergabung dalam koalisi agresi Saudi- Amerika yang sedang melakukan agresi dan menduduki Yaman. Bergabungnya utusan senior pemerintah AS dalam masalah Yaman dengan koalisi tersebut menunjukkan bahwa Krisis Yaman ada dalam agenda mereka Bersama.
Associated Press melaporkan bahwa Penasihat Keamanan Nasional AS akan bertemu dengan Mohammad bin Salman untuk membahas masalah Yaman secara langsung setelah pembatalan kunjungan Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada tanggal 10 September dan juga setelah adanya kasus perilisan laporan CIA Februari lalu tentang keterlibatan Mohammad bin Salman pada pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashgechi.
Suasana krisis dan kehancuran di Kawasan yang terjadi tidak lain adalah karena kebijakan AS. Pihak AS berusaha untuk tidak hanya bekerja sama dengan Arab Saudi dalam menyerang Yaman, tetapi untuk membersihkan jejak buruk AS yang menyebabkan kerusakan dan kehancuran di kawasan dan dunia. AS melarikan diri dari Afghanistan dengan cepat untuk menghadapi musuh besarnya yakni China dan setiap negara yang memiliki kerja sama yang erat dengan negara tersebut.
Tiga kasus kompleks
Penasihat Keamanan Nasional AS dan perwakilan senior pemerintah AS seharusnya sudah menutup tiga kasus kompleks ini beberapa waktu yang lalu, yaitu mengakhiri perang berdarah melawan Yaman dan kedekatan Arab Saudi dengan Rusia, yang menyebabkan pembatalan kunjungan Menteri Pertahanan ke Arab Saudi, serta keterlibatan Mohammad bin Salman terhadap pembunuhan secara keji Khashoggi.
Sebuah laporan intelijen AS yang dirilis pada hari Jumat (6 Februari) tentang pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi menunjukkan bahwa Mohammad bin Salman telah setuju untuk melakukan penangkapan dan pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada tahun 2018.
Seorang pangeran terjebak dalam kesalahan politik
Jelas bahwa situasi di Arab Saudi semakin kritis, dan sang pangeran telah terjebak dalam dilema politik yang mana pihaknya hanya didikte kehendak Amerika Serikat, begitu juga pihaknya tidak memiliki kebebasan apa pun dalam setiap kebijakan di kawasan dan di negara-negara Arab serta internasional.
Sang Pangeran telah mengisolasi dirinya sendiri dan tidak ada negara mana pun yang secara resmi mengundangnya. Sekarang, dengan penarikan Amerika Serikat dari kawasan dan penarikan pertahanan udara Amerika, terutama rudal Patriot, dan berkurangnya kesempatan untuk bisa menyatukan pemahaman dirinya dengan Joe Biden, pihaknya berusaha untuk mencari pemulihan hubungan dan normalisasi dengan Israel secara bertahap yang ditujukan untuk memperkuat hubungan luar negerinya dan mencoba membeli Iron Dome Israel walaupun kenyataannya iron dome Israel ini telah gagal dalam beberapa peristiwa penyerangan.
Saudi melanjutkan kerja samanya dengan Israel
Pada pertengahan September, situs web pertahanan Saudi mengatakan bahwa Arab Saudi memiliki hubungan kerja sama dengan Israel dalam masalah pembelian sistem pertahanan rudal buatan Israel setelah sistem pertahanan AS yang telah lama diandalkan Arab Saudi dilepas dari sistem pertahanan Saudi.
Di sisi lain, pengamat percaya bahwa masalah terbesar saat ini di Arab Saudi dan di masa Salman dan pangerannya adalah adanya kebijakan pengalihan prioritas dari keamanan negara dan masa depan Arab Saudi pada penyediaan sistem keamanan untuk penjagaan sistem rezim dan pejabatnya dari gangguan yang dihadapi, dan usaha untuk memulihkan reputasi Putra Mahkota yang telah menyingkirkan orang-orang yang mengancam masa depan dan hidupnya,
Oleh karena itu, tujuan utama rezim Saudi adalah mempertahankan kekuasaan dan para pejabatnya yang telah mengubah keamanan negara menjadi keamanan rezim, dan hal ini telah menyebabkan gejolak politik internal dari sistem Saudi. Rezim Saudi mengadakan hari nasionalnya pada tanggal 23 September pada hari libur nasional, yang tidak lain hanyalah untuk menguatkan kedudukan sang Putra Mahkota.
Kelompok oposisi menyerukan untuk menindak segala ketidakadilan yang telah dilakukan bin Salman yang telah banyak melakukan penyiksaan dan penangkapan kepada para pejabat Saudi yang memiliki cara pandang berlawanan dengan kebijakan Bin Salman. Dan Kelompok Oposisi pun menuntut keadilan di dalam negeri Saudi, dikarenakan banyaknya aksi korupsi, dan banyaknya masyarakat miskin yang membutuhkan yang tidak ditangani pemerintah.