Kekalahan Pertama Para Provokator Anti-Iran di Perundingan

Kekalahan Pertama Para Provokator Anti-Iran di Perundingan

Purna Warta – Putaran pertama konferensi resolusi nuklir Iran dan Negara 4+1 sudah dimulai di Wina, Austria, pada Senin (29/11), yang menandai kekalahan pertama para provokator anti-Iran dalam perundingan resolusi nuklir itu. Perundingan berlanjut dalam struktur Komite Khusus.

Perundingan ini adalah perundingan pertama kesepakatan nuklir pemerintahan Iran pimpinan Ibrahim Raeisi. Sebelum dimulai, gonjang-ganjing propaganda beterbangan di dunia maya dan media-media, baik media Barat maupun Arab sekalipun. Mereka mengklaim bahwa Iran tidak serius menindaklanjuti perundingan dan hasil yang diharapkan.

Baca Juga : Upaya Oman Rebut Tahta Pusat Transportasi Dubai

Aliran propaganda bukan hanya terbatas pada media dan warta, tetapi juga ada di sela-sela petinggi Barat. Mereka menggariskan garis merah dengan impian memukul mundur Iran sebelum bertemu dengan para Wakil Negara 4+1 lalu memikulkan tanggungjawab semuanya ke pundak Tehran.

Berkali-kali mereka mengklaim bahwa Iran tidak menginginkan sukses perundingan. Mereka hanya ingin mengulur waktu dan menghabiskan kesempatan hingga ke titik gagal.

Media-media Barat selalu mengirimkan sinyal lemah akan disepakatinya hasil akhir resolusi nuklir. Sementara perundingan belumlah dimulai. Di ranah resmi Kementerian Luar Negeri Inggris dan Israel terus mendengungkan klaim-klaim sebelumnya dengan mengatakan London dan Tel Aviv akan melawan nafsu kuasa Tehran.

Padahal kalau diselidiki target dari propaganda ini, di sana akan terlihat niatan utama Barat yang memang tidak ingin menghasilkan sesuatu dengan menyuntikkan pesimisme sebelum konferensi dan memikulkan kesalahan ke pundak Iran sendirian.

Baca Juga : Drone Tempur Siap Menjadi Persenjataan Utama Militer Global

Dengan berbagai klaim dan desas-desus miring ini, perundinganpun dimulai dengan kepuasan pada hari Senin kemarin, meskipun media-media tersebut sudah menyiapkan pena semaunya untuk menuliskan ilustrasi situasi negatif yang bertentangan dengan situasi asli Wina.

Mikhail Ulyanov, Wakil Perundingan Senior Rusia, menuliskan dalam akun twiternya, “Perundingan Komisi Bersama JCPOA telah berakhir. Para partisipan perundingan ke-7 ini memulai pertemuan dengan sukses dan sepakat untuk mengambil langkah lebih cepat.”

Enrique Mora, Koordinator Senior Perundingan Nuklir, juga menyatakan pasca pertemuan, “Semua pihak partisipan mendengarkan dengan seksama sensifitas tim baru Iran. Tim Iran dengan transparan mengungkapkan keseriusannya dalam hal ini.”

Kata serius yang keluar dari petinggi senior masing-masing negara ini telah memukul propaganda dan membangun pengamatan positif berbagai pihak hingga menciptakan situasi terbaik. Propaganda tuduhan negatif ke Iran terhapus dari benak semuanya.

Baca Juga : Siapa yang Bakal Isi Kursi Kosong Saudi di Lebanon?

Selain itu, dari pihak tim Tehran sendiri terlihat keseriusan mendalam dalam melangkah demi target non-aktif sanksi. Langkah pertama, mereka berusaha mengumpulkan semua pakar ekonomi dalam tim, mereka adalah pakar yang mengetahui detail kuantitas maupun kualitas embargo ataupun sanksi. Dan langkah keduanya adalah tim dipilih tanpa ada bau politik dan fraksi-fraksi.

Mengutip dari media warta Irna, 2 bulan lalu badan-badan yang bertarung dengan sanksi menerima sepucuk surat dari Kemenlu Iran. Dalam surat tersebut, Kemenlu meminta mereka untuk mengajukan seorang pakar yang memiliki 3 syarat:

Pertama: Ahli dalam bidangnya.

Kedua: Mengetahui seluk beluk sanksi.

Ketiga: Mengetahui detail hukum internasional.

Surat ini diterima oleh semua perusahaan, badan ataupun pihak yang terkena sanksi atau masuk dalam sanksi, termasuk Departemen Ekonomi dan Keuangan Bank Pusat, Departemen Perminyakan dan lainnya.

Baca Juga : Nasionalisme, Zionisphobia Suriah dan Proyek Damai Gagal Israel

Karena pengalaman tim sebelumnya, maka diputuskan untuk tidak merubah susunan tim Kemenlu Iran, tetapi jumlah tim bertambah.

“Susunan tim Tehran ini sendiri merupakan bukti akan keseriusan Iran untuk meraih hasil, akan tetapi itu dengan syarat bahwa pihak di sana juga menginginkan hal yang sama,” cetus Fars News dalam analisanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *