Yerusalem, Purna Warta – Kacaunya kabinet yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu semakin menjadi bukti bahwa rezim Zionis Israel lebih lemah dari pada sarang laba-laba.
Dalam beberapa hari terakhir kita menyaksikan perselisihan kuat antara pemerintah dan oposisi di Israel. Perselisihan ini juga telah memunculkan dualisme yang kuat di dalam masyarakat Israel. Perselisihan ini bahkan disinyalir dapat memicu perang saudara di kalangan penduduk Zionis. Kekhawatiran dan ketakutan soal melemahnya rezim ilegal ini pun mulai menyelimuti benak para petinggi zionis.
Dalam beberapa hari terakhir, demonstrasi dan protes besar-besaran digelar setiap hari Sabtu sebagai protes terhadap keputusan Benjamin Netanyahu, perdana menteri rezim ini dan kebijakannya untuk “melemahkan sistem peradilan” dan mengubah sistem pemerintahan dari rezim ini menjadi kediktatoran.
Baca Juga : IRGC Dimasukan ke Daftar Teroris, Ketua Majelis Legislatif Iran Ancam Serang Semua Pasukan Eropa di Kawasan
Menurut surat kabar Israel, Haaretz, ribuan pemukim melakukan protes kemarin malam di Tel Aviv dan Haifa terhadap kabinet Netanyahu dan memprotes keputusan kabinet ini dan campur tangannya dalam undang-undang dan gangguan sistem peradilan yang umum terjadi di Israel.
Percikan protes ini dipicu oleh desakan Yarif Levin, Menteri Kehakiman Isrel, mengenai persetujuan reformasi dan perubahan hukum untuk melemahkan sistem peradilan yang berpihak pada parlemen dan menjamin dominasi parlemen, serta jaminan kekuasaan parlemen atas sistem peradilan. Sejak itu, setelah Mahkamah Agung menentang penunjukan Aryeh Deri, pemimpin Partai Shas, di kabinet rezim ini, atas tuduhan hubungannya dengan kasus korupsi, situasi Netanyahu semakin memburuk. Maka dari itu, kabinetnya, untuk memastikan partisipasi Deri dalam Kabinet ini telah memperingatkan bahwa itu akan mencabut semua kekuasaan “Mahkamah Agung”.
Adel Yasin, seorang ahli masalah rezim Zionis, telah menunjukkan bahwa perselisihan internal dalam rezim ini telah mencapai jalan buntu. Menurutnya, meskipun kemungkinan konflik bersenjata tampaknya tidak mungkin terjadi, namun ada kemungkinan sejumlah kelompok akan melakukannya. Adanya upaya untuk meneror salah satu tokoh penting. Dengan begitu perselisihan akan semakin parah dan kerusuhan dan ketidakamanan di Israel tidak dapat dihindari.
Ishaq Herzog, Presiden rezim Zionis, dengan mengacu pada situasi yang berada di luar kendalinya dan mengakui kegagalannya untuk mengendalikan situasi, berkata: “Saya mengatakan dengan jelas bahwa tidak ada jaminan untuk efektivitas mediasi antara pihak yang menyebabkan status ini, tidak ada”.
Pakar ini menekankan bahwa hal terpenting yang mengancam rezim ini sekarang adalah infiltrasi dan perluasan ruang lingkup perselisihan hingga ke tentara dan institusi-institusi pemerintahan dan akademik. Itu semua akan berdampak pada melemahnya topangan rezim yang semakin melemah ini, menghancurkan tatanan sosial serta meningkatnya repatriasi para penduduk Israel ke tanah asal mereka.
Baca Juga : Pemukim Ilegal Zionis Tembak Mati Pria Palestina
Menanggapi hal ini, surat kabar Ibrani, Israel hayoum mengatakan bahwa Netanyahu akan melaksanakan perintah Mahkamah Agung dan memecat Menteri Dalam Negeri dan Kesehatan, Aryeh Deri, pada pertemuan pemerintah mingguan, yang akan diadakan hari ini, Minggu. Namun langkah ini akan membuat koalisi partai sayap kanan di kabinet rezim ini menghadapi tantangan yang sangat besar . Sebab, hengkangnya Deri dari koalisi akan membuat kabinet runtuh. Itu sebabnya, menurut koran ini, ia masih berusaha mencari solusi segera untuk membawa Deri kembali ke kancah politik dan mengesahkan undang-undang untuk mencegah Mahkamah Agung ikut campur dalam pemilihan kabinet. Sebab, tanpa Deri, partai Shas tidak akan bisa bertahan di Kabinet bahkan hanya sehari. Di sisi lain Netanyahu tahu betul bahwa tanpa Shas, kabinetnya pasti akan runtuh.
Situasi ini membuktikan lebih dari sebelumnya bahwa rezim Zionis lebih lemah dari sarang laba-laba.