Purna Warta – Ratusan juta Muslim Syiah telah mulai merayakan ulang tahun kelahiran Imam Ali (AS), Imam Syiah Pertama, yang sangat dinantikan di seluruh dunia. Perayaan tersebut mulai diadakan pada hari Senin (13/1), yang menampilkan berbagai perayaan, termasuk upacara penghormatan dengan nyanyian dan kerumunan orang yang gembira, serta pembagian gula-gula dan serbat.
Baca juga: Demonstran Rumania Menuntut Pemilu Presiden yang Dibatalkan Dilanjutkan
Hari tersebut menandai Hari Ayah di Iran, di mana para ayah diberi penghargaan atau pujian oleh anggota keluarga mereka atas pengabdian dan kasih sayang mereka yang berdedikasi. Ali bin Abi Thalib (AS) lahir 23 tahun sebelum Hijrah, yang menandai keberangkatan Nabi Muhammad (saw) dari kota suci Mekkah ke Madinah.
Imam Ali dikenal sebagai orang pertama yang ditunjuk oleh Nabi untuk menduduki posisi terhormat sebagai Imamah di kalangan Muslim Syiah.
Mendeklarasikannya sebagai penggantinya selama peristiwa Ghadir Khum, Nabi Muhammad menegaskan, “Barangsiapa yang menjadikan aku sebagai tuannya, maka Ali adalah tuannya.” Ia adalah suami dari putri Nabi, Hazrat Fatima Zahra, dan ayah dari Imam Kedua dan Ketiga Muslim Syiah, Imam Hassan (AS) dan Imam Hussain (AS), serta Hazrat Sayyida Zaynab dan Umm Kulthum.
Imam Ali memerintah sebagai Khalifah selama kurang dari lima tahun. Ia memegang posisi terkemuka di kalangan umat Islam karena keberaniannya yang luar biasa, rasa benci terhadap bahaya, dan kegigihannya dalam menegakkan keadilan dan kesetaraan.
Baca juga: Trump: Jack Smith Tidak Boleh Merilis Laporan
Imam Ali berperang melawan banyak peperangan yang dilancarkan oleh pasukan musuh, termasuk yang dikerahkan oleh Muawiyah, yang putranya yang tiran, Yazid, akhirnya membunuh Imam Hussain (AS) dalam pertempuran yang sangat berat sebelah.
Sepupu dan menantu Nabi Muhammad sendiri juga mati syahid setelah dipukul kepalanya dengan pedang beracun yang diayunkan oleh Ibnu Muljam, saat ia sedang salat di Masjid Agung Kufah, yang sekarang terletak di Irak, pada tanggal 19 Ramadan 40 Anno Hejira (27 Januari 661 M). Ia meninggal dua hari kemudian.
Malam sebelum Imam Ali mati syahid dianggap sebagai salah satu dari tiga Malam Lailatul Qadr, saat Al-Qur’an Suci diturunkan kepada Nabi Muhammad lebih dari 14 abad yang lalu.