Purna Warta – Salah satu media warta Amerika menjelaskan ketidakpercayaan dunia Arab terhadap Joe Biden, Presiden AS. Ketidakpercayaan ini telah mendorong pemerintah Emirat serta Kuwait untuk mengadakan jalinan dengan Iran yang notabene telah mereka langkahkan.
Live News America (livenewsamerica.com) dalam laporannya hari Kamis, 25/8, mengungkapkan bahwa Emirat dan Kuwait telah berupaya menghidupkan kembali kerja sama diplomatik dengan Iran.
Baca Juga : Rusia Bantah Berita Pembukaan Kembali Kedutaannya di Aden
Surat kabar tersebut menambahkan dalam laporannya bahwa kini telah terlihat dua negara Arab, UEA dan Kuwait yang sedang melangkah bersama di Timur Tengah. Terkait hal ini, Kuwait baru saja mengirim seorang delegasi ke Iran setelah 6 tahun.
Adapun Emirat juga menyatakan bahwa Saif Mohammed al-Zaabi, Duta Besar Emirat di Iran, akan segera aktif dan menjalankan tugasnya di Kedubes Abu Dhabi di Tehran setelah 6 tahun terhenti.
Sementara dalam beberapa waktu lalu, Emirat pernah menegaskan, “Semua negara-negara Arab Teluk Persia akan menghadapi Iran secara bersama dalam satu koalisi.”
Menurut laporan Live News America, Emirat pada tahun 2020 sejak mengadakan kerja sama dengan Israel, tidak ingin membangunkan kemarahan Iran berdasarkan resolusi Abraham ala Donald Trump, eks Presiden AS. Namun dalam potongan waktu kali ini, UEA dan negara-negara Teluk Persia mengupayakan damai dengan Negeri Para Mullah secara terpisah.
“Dan akhirnya, negara-negara Kawasan mempertontonkan ketidakinginan mereka untuk menemani Emirat dalam satu pertarungan,” hemat Live News America.
Media Washington lainnya, dalam analisa terbarunya mengupas langkah-langkah upaya dunia Arab Teluk Persia dalam merekonstruksi hubungannya dengan Iran.
“Negara-negara Arab Teluk Persia telah menciptakan satu politik pragmatis terkait Iran,” tulis CNN.
Baca Juga : Proses Perundingan Keamanan antara Ankara dan Damaskus
“Dengan meningkatnya perseteruan dengan Iran, kedaulatan-kedaulatan Teluk Persia menyadari bahwa Emirat atau UEA berdiri di pinggir atau tidak ingin atau tidak akan mampu membantu mereka dan memutus semua kerja samanya dengan Iran. Dan sejak itu semuanya berubah,” lapor CNN.
Dalam kelanjutan laporannya, CNN meyakini bahwa Emirat akan meningkatkan hubungannya dengan Iran ke tingkat tinggi. Hari Minggu UEA mengumumkan bahwa Saif Mohammed al-Zaabi, Dubes Emirat untuk Iran, akan segera kembali.
Begitu pula dengan Kuwait, pekan kemarin juga sudah mengembalikan Dubes-nya ke Tehran. Adapun Saudi, yang juga bersama-sama mengurangi relasinya dengan Iran, juga menjadwalkan perundingan tatap muka langsung dengan Negara Islam Iran.
Salah satu analis menjelaskan, “Negara-negara Arab Teluk Persia telah menciptakan satu gerak politik pragmatis terkait Iran, yang juga mencakup kontrol dan kerja sama. Karena mereka telah menyadari bahwa satu tidak bisa bekerja sendiri.”
“Ketika AS tidak mengajukan satu aksi bantuan apapun kepada para sekutunya pasca serangan ke Aramco, sejak saat itu, adalah hal lazim bagi Emirat untuk tidak menggantungkan keamanannya kepada pihak lain, khususnya AS hingga kerja sama dengan Iran berubah menjadi darurat,” jelasnya kepada CNN.
Adapun analis yang lain menegaskan pentingnya relasi diplomatik ini sebagai langkah untuk tahap lebih lanjut. “Jika kami tidak berbicara, bagaimana kami bisa memiliki kerja sama.”
Baca Juga : Tentara Suriah Hancurkan Posisi Kelompok Teroris Jabhat Al-Nusra