Washington, Purna Warta – Artikel terbaru di Newsweek berjudul “Israel Can Save the World from a Nuclear Iran” oleh Yaakov Katz, seorang peneliti senior dari lembaga Yahudi Jewish People Policy, seperti artikel-artikel retoris lainnya dari majalah provokatif Amerika Serikat ini, bukan hanya merupakan analisis kosong yang bias, tetapi juga tampak mendukung perang untuk menguntungkan institusi militer dan ekonomi.
Dengan kepercayaan diri luar biasa dan menggunakan teknik pengalihan perhatian dari kejahatan Israel, penulis mengklaim bahwa Israel siap menyelamatkan dunia (Barat kolonialis) dari “ancaman Iran”.
Baca juga: Jet Tempur Israel Lakukan Serangan Mematikan Pada ‘Fasilitas Sipil’ di Seluruh Yaman
Namun, pertanyaan utama adalah: “Jika tidak ada Iran, siapa yang akan menyelamatkan dunia dari kejahatan besar, yaitu Israel? Siapa yang akan berdiri melawan pengaruh terbuka dan rahasia Zionisme yang telah mengacaukan kebijakan global dan mengubah Asia Barat menjadi bumi hangus?”
Israel: Rezim yang Mengganggu Kebijakan Global
Peran Israel, baik secara langsung maupun tidak langsung, tidak dapat disangkal dalam banyak kerusuhan global.
Pengaruh institusi Zionis dalam kebijakan internasional, terutama di AS, Eropa, bahkan PBB, telah menyimpangkan kebijakan global dari jalur keadilan dan stabilitas.
Dari lobi-lobi kuat seperti AIPAC, yang menjadikan kebijakan luar negeri AS sebagai pelayan Israel, hingga upaya mengacaukan kesepakatan damai, menunjukkan kekuatan destruktif Israel di panggung global.
Selama beberapa dekade terakhir, Israel terus berusaha, melalui lobi di pemerintahan Barat, untuk mencegah terbentuknya aliansi atau perjanjian yang menguntungkan negara-negara Asia Barat.
Sebagai contoh, serangan AS ke Irak pada 2003 yang didasarkan pada informasi palsu tentang “Senjata Pemusnah Massal” mendapat dukungan langsung dari lobi Zionis. Hasilnya tidak lebih dari kehancuran Irak dan terciptanya kelompok teroris seperti DAESH.
Pembantaian Terbuka dan Perluasan Perang di Asia Barat
Israel telah menerapkan kebijakan “bumi hangus” di Asia Barat selama bertahun-tahun.
Kebijakan Israel ini selalu berbentuk perluasan perang dan destabilisasi melalui pemboman terus-menerus di Jalur Gaza, pembantaian warga sipil Palestina, pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, serta serangan udara ke Suriah.
Jalur Gaza, yang merupakan penjara terbuka dengan 2 juta penduduk, menjadi simbol kebijakan brutal Israel.
Serangan terus-menerus terhadap wilayah ini dan tekanan Barat untuk memberikan sanksi kejam terhadap penduduknya hanyalah sebagian dari pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel. Namun, dunia tetap diam di bawah pengaruh luas Israel di institusi internasional.
Mengganggu Demokrasi dan Menyebarkan Teror
Aspek lain yang merusak dari Israel adalah upaya terus-menerus untuk merongrong demokrasi di negara-negara kawasan, bahkan di luar kawasan.
Di Mesir, Israel mendukung kudeta militer oleh Abdul Fattah al-Sisi dan memicu penindasan terhadap gerakan rakyat.
Di Iran, dengan mendukung kelompok teroris seperti MKO dan melancarkan operasi sabotase, Israel mencoba menciptakan ketidakstabilan dan melemahkan sistem pemerintahan yang berdaulat.
Israel juga terlibat dalam pembunuhan dan infiltrasi di negara-negara Eropa dan sekitarnya.
Kasus-kasus spionase Mossad di Jerman, upaya menyusup ke pemilu Inggris, mengganggu hubungan India dan Pakistan melalui sabotase di dunia maya, serta berbagai skandal lainnya menunjukkan ancaman besar yang ditimbulkan oleh Israel terhadap demokrasi global.
Baca juga: Laporan: 500 Perwira Mayor Israel Meninggalkan Militer Akibat Perang Gaza
Mengubah Asia Barat Menjadi Bumi Hangus
Tujuan utama kebijakan perang Israel adalah menciptakan kawasan yang lemah, terpecah, dan tidak stabil sehingga tidak ada kekuatan yang mampu menghadapi rezim ini.
Melalui provokasi dan dukungan terhadap perang internal di Suriah, Yaman, bahkan Irak, Israel telah menghancurkan sebagian wilayah negara-negara ini sehingga tidak ada kekuatan yang mampu menjadi ancaman bagi Israel.
Ilusi Kekuatan Militer Israel: Tinju Melawan Angin
Artikel di Newsweek mencoba menggambarkan Israel sebagai kekuatan militer yang “tak terkalahkan”.
Namun kenyataannya, meskipun rezim ini menikmati teknologi mutakhir dari Amerika Serikat, kemampuan militer Israel telah gagal secara memalukan dalam melawan Hizbullah Lebanon, Iran, bahkan Hamas.
Operasi misil Iran baru-baru ini, seperti “Janji Sejati”, meluncurkan gelombang serangan terhadap rezim Zionis yang tidak hanya menantang sistem pertahanan Israel, tetapi juga menghancurkan sejumlah besar fasilitas strategis mereka.
Perang untuk Keuntungan: Ekonomi Perang di Balik Analisis Ini
Artikel Yaakov Katz lebih mirip mimpi kosong dan permainan perang anak-anak daripada analisis yang nyata dan masuk akal.
Alih-alih memberikan pandangan yang komprehensif dan rumit terhadap realitas Asia Barat, penulis hanya mengejar pengesahan asumsi-asumsi perang yang menguntungkan.
Pada akhirnya, perang tidak menguntungkan siapa pun kecuali industri militer kolonial Barat. Oleh karena itu, harus dikatakan bahwa artikel ini hanya mendukung proyek perang yang biayanya dibayar oleh rakyat Asia Barat dan komunitas dunia, terutama di sektor energi.
Apa yang Akan Dilakukan Dunia Jika Tidak Ada Iran?
Sekarang, terlepas dari apa yang telah disebutkan, secara jujur, siapa yang akan berdiri melawan kebijakan destruktif, pembantaian, dan pengaruh Israel yang begitu besar di dunia dan kawasan?
Iran adalah kekuatan penangkal terhadap ambisi tanpa henti Israel, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk seluruh kawasan dan bahkan dunia.
Dunia harus menerima bahwa Israel bukanlah entitas yang sah, tetapi ancaman bagi stabilitas dan pertumbuhan global.