Jenderal Kondang Zionis: Masalah Dalam Israel Lebih Berbahaya

Jenderal Kondang Zionis: Masalah Dalam Israel Lebih Berbahaya

Purna Warta Gadi Eizenkot, Jenderal kondang Zionis sekaligus mantan Ketua Staf Umum Militer rezim Zionis tahun 2015-2019, dalam wawancaranya menjelaskan jurang sosial masyarakat Tel Aviv yang lebih berbahaya dari ancaman Iran maupun Hamas.

Dalam wawancaranya dengan media warta Maariv, Gadi Eizenkot mengkritik politik petinggi Zionis dan kebijakan mereka dalam menghadapi penduduk Palestina dengan mengungkit kasus Elor Azaria di tahun 2016. Kemudian dia menyebut kasus tersebut sebagai contoh keputusan salah dan pemutus harapan.

Elor Azaria adalah satu prajurit Zionis yang menghampiri seorang sipil Abdel Fattah al-Sharif, 21 tahun, yang terjatuh tak berdaya karena luka. Elor mennghampirinya lalu menembak kepalanya langsung. Prajurit bersalah Israel tersebut hanya dijatuhi hukuman 18 bulan penjara.

Baca Juga : Israel Perang di Yaman Pake Topeng Emirat

Gadi Eizenkot menjelaskan dalam wawancara perdananya setelah turun dari jabatan tentang permasalahan yang membuatnya lebih khawatir dari faktor lainnya. Hal tersebut menurutnya adalah nir solidaritas sosial dalam negeri rezim.

“Menurut saya jurang sosial dalam kemasyarakatan Israel, buruknya ranah hukum dan tidak adanya kepercayaan pada badan pengadilan merupakan bahaya terbesar masa depan rezim,” tambahnya.

Menjawab pertanyaan ancaman luar negeri Israel, Gadi Eizenkot menyatakan, “Selama hidup kami sudah terbiasa dengan ancaman luar negeri. Akan tetapi sosial Israel merupakan unsur paling penting keamanan nasional. Saya mendengar nenek tua berumur 73 tahun seumuran dengan rezim Zionis, mengkhawatirkan masa depannya. Ini 51% masuk dalam kategori keamanan nasional. Bukan ancaman dari Iran, tetapi kelemahan unsur dalam, mulai dari kejahatan, ketidak adilan dan konflik di beberapa tingkat. Tanpa solidaritas sosial, keamanan dalam negeri tidak akan terbangun.”

Pensiunan militer tersebut juga menyindir urusan lainnya dan menjelaskan, “Ketika masuk ke militer tahun 1978, ada 88% dari pendaftar yang siap tugas masuk ke unit militer. Ketika anakku masuk militer tahun 2015, ada 67% yang siap tugas dalam unit Angkatan Bersenjata. Lebih dari sebelumnya, banyak yang mengatakan bahwa mereka ingin masuk bagian teknisi dan cyber. Kesiapan untuk perang menurun drastis.”

Baca Juga : Di Balik Kunjungan Putra Presiden Mesir ke Israel

Mengenai perkembangan Palestina, Eizenkot menegaskan, “Kami menghabisi hari-hari akhir periode Mahmoud Abbas. Ada satu tawaran dan gerakan jangka pendek, 3 hingga 5 tahun ke depan, untuk mengatasi situasi buruk lalu membangun jembatan demi mengurangi tensi dan menguatkan kepercayaan antara dua pihak. Harus ada inovasi baru terkait relasi Israel, Palestina, Mesir, Yordania, AS, negara-negara Arab Teluk Persia dan lainnya. Situasi sekarang ini harus berubah, karena situasi ini akan berakhir pada satu visi yaitu penghancuran impian Zionis.”

Jika dilihat secara umum, maka ini bukanlah kekhawatiran serta kritik perdana atas situasi dalam negeri Israel. Tahun lalu ada sosok Yuval Diskin, eks Ketua Shin Bet, menuliskan analisanya ke surat kabar Yedioth Ahronoth tentang kehancuran Israel berdasarkan faktor-faktor dalam negeri.

“Krisis Corona telah memperjelas pertanyaan tentang eksistensi dan strategi Israel. Dan itu adalah apakah Israel memiliki satu solidaritas sosial, fleksibilitas ekonomi, kekuatan militer dan keamanan sebagai penjaga eksistensi rezim Zionis? Maksud saya adalah tren demografis, sosial serta ekonomi yang bisa merubah identitas Israel dan menghadapkan satu generasi ke depan pada bahaya eksistensi,” tulisnya.

Baca Juga : Manuver Yaman: Satu Peluru 4 Titik Sasaran Sekaligus

Perang 12 hari Gaza dan demonstrasi besar Palestina di daerah-daerah pendudukan 1948 telah menakutkan para petinggi rezim. Benjamin Netanyahu, PM Israel kala itu, bersama mayoritas petinggi pemerintahan secara transparan menyatakan bahwa bahaya demonstrasi ini akan terus membesar lebih dari ancaman rudal Hamas dan bisa mengakhiri eksistensi rezim Israel.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *