Purna Warta – Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) mengonfirmasi gugurnya Sayyid Razi Musawi selaku Brigadir Jenderal pasukan elit Qods Force di Suriah. Musawi dilaporkan terbunuh dalam serangan jet tempur Israel yang meluncurkan tiga misil ke rumahnya yang berlokasi di distrik Zainabiyyah, Damaskus pada Senin (25/12) pukul 16.20 waktu setempat. Kabar yang mengejutkan ini mengandung satu pertanyaan besar, apakah tindakan Israel ini telah menerobos garis merah Iran ataukah tidak?
Baca Juga : Aktivis AS Cornel West Puji Afrika Selatan yang Tuntut Israel Diajukan ke ICC
Di sini kita perlu memahami bahwa serangan-serangan seperti ini muncul atas dasar frustasi dan kekesalan rezim Zionis Israel yang kehilangan kendali atas perkembangan di Kawasan pasca operasi 7 Oktober. Operasi tersebut berhasil mengobrak-abrik sejumlah rencana besar Israel mulai dari Terusan Ben Gurion, IMEEC hingga normalisasi dengan Arab Saudi. Israel berang karena gagal menahbiskan pengaruhnya ke seluruh Kawasan. Satu-satunya pihak yang dianggap Israel sebagai dalang di balik semua ini hanyalah satu: Iran.
Serangan-serangan Israel ini juga mengindikasikan keadaan Israel yang sudah putus asa sehingga nekat melakukan segala cara dengan gegabah dan tanpa menghiraukan hukum internasional. Padahal, serangan seperti ini akan berakibat buruk bagi Israel, memperparah dan meningkatkan intensitas di front-front yang relatif lebih kondusif daripada front selatan bagi rezim Zionis. Jika Israel menganggap dengan membunuh Sayyid Razi mereka telah mengeliminasi satu ancaman, mereka salah besar.
Duta besar Republik Islam Iran untuk Suriah, Husain Akbari mengatakan bahwa Sayyid Razi berada di Suriah dengan status diplomat resmi Republik Islam Iran. Keamanan diplomat asing di sebuah negara berada di bawah perlindungan undang-undang internasional. “Musawi merupakan diplomat dan negosiator kedua kedutaan Iran di suriah. Ia punya paspor dan izin tinggal diplomatik. Karena itu, maka berdasarkan konvensi internasional 1961 dan 1973 serangan ini tak lain merupakan tindak kriminal,” terangnya.
Selain provokasi terhadap Iran, serangan ini juga merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan serta keamanan Suriah. Sebab keamanan para diplomat merupakan bagian dari tanggung jawab negara penerima. Hal ini akan berimbas pada persepsi para diplomat asing lainnya bahwa Suriah tidak mampu menjaga keamanan diplomat asingnya. Karena itu, Suriah secara kenegaraan takkan tinggal diam atas kelancangan ini.
Baca Juga : Mulai Februari 2024, Sidang Netanyahu Berlangsung 4 Kali Seminggu
Presiden Republik Islam Iran, Ibrahim Raisi, senada dengan pernyataan resmi IRGC menegaskan bahwa rezim Zionis Israel akan membayar atas tindak kriminal yang dilakukannya ini. Republik Islam Iran mengatakan akan mengambil tindakan yang terukur dan bersikap pada waktu serta tempat yang sesuai. Ancaman ini berarti rezim Zionis Israel setidaknya harus mulai memikirkan keselamatan nyawa para perwira tingginya.
Juru bicara Kemenlu Iran Nasir Kan’ani mengatakan bahwa tindakan pengecut ini merupakan tanda jelas yang menguak watak teroris rezim Zionis Israel sebagaimana entitas tersebut sejak awal terbentuknya secara ilegal di tanah Palestina selalu mengangkangi hukum dan kesepakatan internasional.
Dengan gugurnya Sayyid Razi, kita akan menyaksikan perubahan penting yang akan terjadi di front-front pertempuran dengan Israel. Diplomat senior Iran, Hasan Kazemi Qommi menegaskan bahwa tindakan seperti ini hanya akan memperparah situasi krisis yang menjerat Israel. Hal ini sama sekali tidak menunjukkan itikad rezim Zionis untuk mencari penyelesaian konflik sebagaimana yang diklaim.
Kekhawatiran serta ketakutan Israel bahwa perang ini akan meluas ke level regional dan menyeret pihak-pihak lain ke dalam perang ini justru terancam menjadi kenyataan dengan serangan gegabah tersebut. Serangan yang menewaskan Sayyid Razi itu justru menjelaskan bahwa rezim Zionis berupaya mengekspansi wilayah operasinya diluar wilayah pendudukan Palestina dan memprovokasi Iran bahkan Suriah sebagai negara untuk masuk ke dalam konflik secara langsung.
Ternyata ini bukan upaya pertama dan terakhir rezim Zionis Israel memburu Sayyid Razi. koresponden Al-Jazeera, Ali Hashem, mengatakan bahwa Sayyid Razi merupakan salah satu target utama dalam beberapa upaya pembunuhan Israel. Akan tetapi baru saat ini upaya tersebut berhasil. Israel telah lama menuding Sayyid Razi yang berjasa membasmi jaringan teroris ISIS bersama Mayjend Qasem Soleimani ini sebagai dalang di balik penyelundupan senjata untuk kelompok-kelompok resistensi di Suriah dan Lebanon.
Baca Juga : Israel Bunuh Jenderal Iran, Blunder atau Provokasi?
Israel hanya menambah-nambah beban dengan melakukan serangan ini. Israel tidak kekurangan masalah baik di luar dengan Hamas dan Hezbollah maupun di dalam dengan tekanan warganya yang menuntut pemulangan seluruh tawanan serta persidangan kasus korupsi yang menjerat PM Benjamin Netanyahu. Masuknya Iran dan Suriah secara langsung akan berakibat fatal bagi Israel. Kesalahan strategis ini bisa jadi akan menandai peristiwa besar yang puncaknya akan berujung pada runtuhnya entitas ini di tanah pendudukan Palestina untuk selamanya..