Israel Akui Perannya dalam Teror Qasem Soleimani, Lalu Apa Dampaknya?

Israel Akui Perannya dalam Teror Qasem Soleimani, Lalu Apa Dampaknya?

Purna Warta – Beberapa hari lalu, untuk pertama kalinya satu petinggi senior rezim Zionis di bagian militer mengakui peran Israel dalam teror Martir Qasem Soleimani, Komando IRGC Iran. Tamir Heyman, mantan Kepala Intel Militer Tel Aviv, menegaskan bahwa dalam operasi ini, Tel Aviv memerankan satu peran dua tahun lalu di bawah pimpinan Amerika.

Bahkan mantan intel militer Israel tersebut membanggakan keterlibatan Israel di masa jabatannya dengan menyebut teror Soleimani sebagai salah satu operasi mengesankan. Satu teror yang mengesankan dan urgen lainnya yang dioperasikan di periodenya adalah teror Baha Abu al-Ata, salah satu petinggi gerakan perlawanan Jihad Islami, Palestina.

Baca Juga : AS Keluar dari JCPOA Hanya Berartikan Kalah Strategi, Tidak Selainnya

Rai al-Youm mengupas efek serta dampak lanjutan dari pengakuan perdana lisan seorang petinggi senior ini dengan mengajukan pertanyaan, “Satu pengakuan resmi dan transparan Zionis akan perannya dalam pembunuhan terencana Qasem Soleimani memiliki makna apa? Apa rahasia pengakuan di potongan waktu sekarang ini? Apakah pengakuan ini telah melegitimasikan perang teror gerakan-gerakan Muqawamah di dalam maupun di luar Timur Tengah ataukah tidak? Dan bagaimana?.”

“Kami tidak mengetahui apa target Jenderal Israel Tamir Heyman dari aksinya ini, yang mengakui secara resmi peran Tel Aviv untuk pertama kalinya ini. Mossad Israel di samping sekutunya, Amerika, melakukan sebuah peran pada tanggal 3 Januari 2020 dalam teror Qasem Soleimani, Komandan Sepah Pasdaran Iran, ketika mendarat di bandara Baghdad dari Damaskus. Akan tetapi pengakuan ini, dengan tingkat transparansi ini, mengandung satu pesan serius, di mana paling pentingnya adalah legitimasi setiap tindak balas dendam terhadap kepentingan Tel Aviv di luar Palestina Pendudukan di masa depan yang sudah bisa diprediksikan,” tulis Rai al-Youm.

Jenderal Heyman, menurut laporan Rai al-Youm, hanya satu bulan yang lalu turun dari jabatannya. Dia tidak memberikan detail lebih dari peran Mossad dalam perkara ini. Apakah drone itu drone Israel bukan Amerika? Sebagaimana opini yang bertebaran di zaman itu. Ataukah peran penting yang disinggung adalah penyerahan informasi lalu-lalang dua Martir Muqawamah ini kepada Washington.

Baca Juga : Bukan Hanya Tolak Isolasi Tehran, Emirat Juga Nafikan Opsi Militer Vs Iran

Rai al-Youm menuliskan, “Jenderal Heyman kembali mengungkapkan pengakuan yang sama dalam wawancaranya dua hari lalu dengan media Walla bahwa Israel melancarkan perannya dalam teror Qasem Soleimani dua bulan sebelum teror dan rezim Zionis membunuh sengaja Komando Iran tersebut dalam satu serangan udara.”

“Mungkin pengakuan ini masuk dalam langkah perang psikologis rezim Zionis dan penegasan pada opini masyarakat Yahudi Israel, yang akhir-akhir ini sedikit guncang karena peningkatan pemberitaan media akan indikasi perang versus Iran, terkhusus dikarenakan perundingan nuklir Wina dan masa akhir tahap konferensi ke-7 tanpa adanya kata sepakat,” hemat Rai al-Youm.

“Dengan meneror Ilmuwan Nuklir di dalam Iran, khususnya Mohsen Fakhrizadeh yang disebut sebagai orang kunci nuklir Tehran, Mossad telah melewati semua garis merah. Namun transisi operasi ini ke luar perbatasan Iran, khususnya di Irak, bisa mendorong gerakan al-Hashd al-Shaabi Irak, elemen Sepah Pasdaran dan mungkin Hizbullah untuk melakukan hal yang sama. Yaitu menyerang semua titik kepentingan Israel di dunia. Apalagi, semua cabang militer ini non-pemerintah dan mayoritas mereka tertulis dalam buku-buku hitam teroris Barat. Ini berartikan bahwa mereka tidak akan terlalu banyak kehilangan,” tambah analis Rai al-Youm.

Baca Juga : Penjelasan Rinci Hasil Pembicaraan Wina Kesatu Sampai Keenam

Dalam kelanjutannya, Rai al-Youm membahas pembalasan Iran yang memborbardir pangkalan Ain al-Assad AS, di bagian barat Irak yang menewaskan lebih dari seratus prajurit bersenjata Pentagon yang bermukim di sana.

Adapun gerakan Jihad Islami, menurut laporan Rai al-Youm, langsung membalas rezim Zionis dengan serangan 400 rudal ke daerah pendudukan Israel di bagian utara Jalur Gaza setelah teror Baha Abu al-Ata. Benjamin Netanyahu, mantan PM Israel, sempat khawatir kala itu, karena salah satu rudal jatuh di tempat kampanye Pemilu di kota Ashkelon.

Badan Angkatan Bersenjata Israel, di akhir Rai al-Youm menuliskan, bermain dengan api karena pengakuannya dalam teror Martir Qasem Soleimani bersama sang sahabat karib Abu Mahdi al-Muhandis. Mereka telah membuka pintu neraka. Mereka akan merasakan kekalahan paling buruk dengan membakar api perang teror versus poros Muqawamah dan sayap militernya di Lebanon, Yaman, Irak dan Jalur Gaza, sebagaimana yang telah mereka telan dalam kekalahan melawan gerakan-gerakan Muqawamah Palestina di dekade 70 dan 80.

Baca Juga : Yang Seharusnya Dilakukan Negara-Negara OKI Terkait Krisis Afganistan

“Iran sendiri memiliki intel penuh pengalaman dalam hal ini dan segala sesuatunya akan terjadi di waktu yang tepat nanti. Wallahu A’lam bishshowab” akhir jurnalis Rai al-Youm menganalisa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *