Iran Siap Berunding, Amerika Siap Pemilu

as-iran

Purna Warta – Meskipun perkembangan internasional di semua titik dunia mengalami perubahan, akan tetapi semua hal ini tidak mampu menyingkirkan sensifitas perundingan nulir JCPOA. Urusan ini terus dibahas dan kedua aktor utama, Iran dan Amerika Serikat hampir mendekat.

Setelah saling antar pesan antara Washington dan Tehran, diprediksikan kesepakatan sudah di depan mata, namun respon Iran ke Amerika telah menghambat pendekatan ini. Barat anggap jawaban Iran tidaklah membangun. Masalah inilah yang menyebabkan pihak-pihak yang kemarin mengungkapkan kesepakatan dekat, sekarang mereka berbicara amat hati-hati karena perkembangan situasi ini.

Baca Juga : AS Akan Perkenalkan Resolusi DK PBB Yang Kutuk Rusia Atas Referendum Di Ukraina

Jadi yang jelas bahwa meskipun Iran menuntut kontinuitas perundingan Wina demi menghidupkan JCPOA, akan tetapi di belahan waktu sekarang ini, AS tidak terlalu tertarik karena meskipun Joe Biden bersama tim politiknya mendorong akan diselesaikannya satu kesepakatan dengan Iran untuk digunakan sebagai kartu as di Pemilu Kongres depan, namun perundingan tidak berjalan sesuai rencana mereka.

Pendirian Iran akan keputusannya seperti masalah perban dan ditutupnya dokumen Iran di IAEA telah merubah jalannya perundingan dan membahayakan kepentingan AS. Oleh karena inilah, banyak analis yang membaca bahwa konferensi nuklir Wina akan diundur sampai pasca Pemilu.

Antony Blinken, Menlu AS akhir-akhir ini menyatakan, “Saya tidak ada visi sama sekali untuk menyepakati satu kesepakatan dalam waktu dekat.”

Diharapkan pertemuan-pertemuan di sela konferensi Dewan Umum PBB bisa melapangkan jalan. Tapi tidak begitu faktanya. Hingga saat ini, kedua pihak masih berupaya mengangkat penghalang di jalan. Jadi diprediksikan bahwa perundingan tahap baru JCPOA akan dilakukan dalam minggu-minggu depan, tapi ada pula kemungkinan distopnya perundingan secara umum.

Baca Juga : Netanyahu: Kolonel John Henry Patterson adalah Bapak Baptis Israel

Kami Siap Jawab Keraguan IAEA

Kepada IAEA, Menlu Iran membalas, “Kami pasti melanjutkan kerja sama kami dengan agen nuklir. IAEA mempertanyakan tiga titik wilayah yang diklaim adanya uranium di sana dan kami siap menjawab keraguan-keraguan ini.”

Menlu Iran Hosein Amir Abdollahian, berkaitan dengan jaminan tuntutan Iran dalam perundingan Wina untuk menutup kesempatan lari AS dari resolusi, menyatakan, “Ketika kami membicarakan jaminan itu, sebenarnya kami mengisyaratkan satu pengalaman yang telah kami dapatkan di masa lalu. Yang kami hadapi adalah Amerika Serikat kepada kami menyatakan bahwa pemerintahan depan tidak bisa memberikan kepastian kepada kami.”

“Setiap membicarakan jaminan, Amerika selalu menjawab, hal yang bisa kami pastikan hanya sampai akhir pemerintahan Biden,” tambahnya.

“Di pekan-pekan terakhir dan kesimpulan dari saling kirim pesan, ada beberapa kemajuan yang diraih, yaitu dalam hal jaminan dan jangka resolusi, namun hingga kini titik idealnya masih sangat jauh,” jelas Menlu Iran.

Baca Juga : Awan Hitam Krisis di Langit Eropa

Menjawab pertanyaan tentang keengganan Iran menemui pihak AS secara langsung,  Menlu Abdollahian menerangkan, “Kami tidak takut bertemu dengan Washington secara langsung. Tapi kami harus merasakan perubahan yang bisa didapat dari tatap muka ini dan dalam pertemuan ini kami harus mendapatkan keuntungan. Tapi kami memprediksikan adanya hal besar sebagai hasil dari kesepakatan.

Ada jalan terang di depan kami, harus ada keuntungan untuk kami, untuk bangsa kami di akhir perundingan. Yang jelas skenario terbaik dalam perundingan seperti ini adalah pengangkatan sanksi sekunder. Sanksi primer akan tetap. Saya fikir jika Gedung Putih serius, siap dan menunjukkan niatnya untuk kembali ke JCPOA, pesan ini cukup, yaitu pesan-pesan mereka dan sebagian pesan tertulis mereka.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *