Purna Warta – Rakyat Iran menghadiri demonstrasi nasional pada hari Minggu (11/2) untuk merayakan peringatan 45 tahun kemenangan Revolusi 1979 yang mengakhiri enam dekade monarki Pahlavi dan mendirikan Republik Islam di negara tersebut.
Unjuk rasa pada hari libur nasional “22 Bahman” dimulai pada pukul 9 pagi waktu setempat di lebih dari 1.400 kota besar dan kecil serta 35.000 desa di seluruh Iran.
Baca Juga : Presiden Hungaria Mengundurkan Diri Setelah Memaafkan Pelaku Kejahatan
Orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat menghadiri prosesi tersebut dengan membawa bendera Iran dan spanduk yang mendukung Republik Islam untuk menandai ulang tahun kemenangan Revolusi.
Di ibu kota Teheran, para demonstran berbaris melintasi 13 rute berbeda untuk mencapai Lapangan Azadi (Kebebasan), tempat Presiden Iran Ebrahim Raisi memberikan pidato.
Ratusan tamu asing, termasuk tokoh ilmiah, politik, dan berpengaruh telah melakukan perjalanan ke Iran untuk menghadiri acara tersebut, yang juga merupakan peluang besar bagi para wartawan.
Lebih dari 7.300 juru kamera dan jurnalis Iran dan asing meliput demonstrasi besar-besaran di Teheran dan kota-kota lain.
Baca Juga : Meski ada Operasi Teror Israel, Iran Tetap Lanjutkan Misi Penasehat di Suriah
Penyelenggara telah mendirikan 2.500 paviliun di Teheran yang menyediakan berbagai layanan kepada para demonstran di jalanan.
Acara yang memperingati 45 tahun kemenangan Revolusi Islam ini telah diadakan di lebih dari 70 negara di seluruh dunia.
Para pejabat politik dan militer Iran juga menghadiri rapat umum tersebut bersama dengan masyarakat lainnya untuk bersukacita atas upacara yang menguntungkan tersebut.
Kerumunan demonstran dalam demonstrasi tersebut memberikan penghormatan kepada mendiang pendiri Republik Islam, Imam Khomeini, yang di bawah kepemimpinannya gerakan revolusioner menang atas rezim despotik Pahlavi pada 11 Februari 1979.
Baca Juga : Negara-Negara BRICS Memiliki Investasi Senilai 45 Triliun Dolar
Imam Khomeini telah hidup bertahun-tahun di pengasingan, di Irak dan Perancis, sebelum kembali ke tanah airnya dan memimpin revolusi bersejarah yang menggulingkan rezim Pahlavi.
Periode 10 hari sejak kembalinya Imam Khomeini hingga kemenangan revolusi dirayakan setiap tahun di Iran, dan dikenal sebagai Sepuluh Hari Subuh (Fajar).