Purna Warta – Satu media analisis Arab mengupas balasan Iran ke proyek kerusuhan atau program perang dalam negeri dengan memperkuat Muqawamah di Tepi Barat, Palestina.
Al-Mayadeen asal Lebanon, dalam satu acara khusus kerusuhan dan propaganda di Iran menegaskan, “Tentang reaksi program menarik perang ke dalam negeri Para Mullah, bisa dikatakan bahwa Iran juga berhasil mengirim dukungan ke dalam Tepi Barat. Garis merah Zionis ini merupakan area pembalasan Iran.”
Kamal Khalaf, Analis politik chanel al-Mayadeen, di awal acara mengutip pernyataan Ebrahim Raisi, Presiden Iran dan menjelaskan, “Yang terjadi di Tehran sangat mudah diselesaikan oleh pemerintah Iran. Ombak melawan ombak. Ini adalah yang dikatakan Raisi pada hari Kamis kepada para musuh. Sementara Komando Sepah Pasdaran, Hossein Salami juga mengancam dengan mengatakan bahwa tangan yang mengulur memukul keamanan nasional, akan segera dipotong oleh Iran.”
Propaganda Gagal
Ini merupakan pesan, menurut Kamal Khalaf, yang dikirim oleh Iran. Propaganda mengalami kegagalan versus Iran sebagaimana fitnah-fitnah sebelumnya. Sistem pemerintahan Iran masih tetap berdiri, bahkan mendengarkan dan menampung dengan baik suara-suara oposisi, tapi bukan suara para perusuh dan pihak-pihak pendukung kerusuhan yang menuntut separasi.
“Dalam pernyataannya di kota Islam Sahr, Presiden Raisi memuji ketegaran bangsa dan menekankan partisipasi abadi rakyat di medan untuk menghancurkan propaganda-propaganda musuh selama 43 tahun. Amerika Serikat dengan para sekutunya harus menyadari bahwa mereka akan meminum air ombak dari bangsa Iran,” jelas Khalaf.
Kesabaran yang Habis
Al-Mayadeen menanyakan makna orasi Presiden Ebrahim Raisi dan Falahpour, tamu acara ini menjelaskan, “Menurut pandangan saya, kesabaran Iran atau tahap ketabahan Iran atau dengan kata lain, sabuk keamanan Iran telah habis untuk elemen-elemen kerusuhan ini… Jika dua bulan lalu diragukan, maka hari ini sudah sangat jelas. Di mata pemikiran umum dan opini umum internasional, medan sangatlah terang… Sistem pemerintahan Iran dengan semua instansi dan eksistensinya mendukung keamanan nasional negara… Perlawanan di perangkat keras dan lunak sedang terjadi di medan keamanan dan media. Akan tetapi, tingkat kesabaran telah habis dalam dua bulan terakhir.”
AS Kehabisan Senjata
Mengutip pernyataan Komandan Salami, Kamal Khalaf menyatakan, “Amerika berupaya mencuri minyak Iran.” Analisanya ini dilandaskan pada kasus manuver AS dalam kudeta versus pemerintah.
“Ketika itu, AS membalikkan fakta dan menyerahkan objek kepahlawanan nasional kepada pihak penghianat. Namun sekarang situasi sangatlah berbeda bahkan sistem politik di Iran juga berevolusi,” tambahnya.
Falahpour menjelaskan, “Masalah utamanya adalah Iran bergerak di luar jangkar Amerika… Di lain pihak, masalah asli Iran adalah dukungannya terhadap gerakan perlawanan di Kawasan dan Muqawamah Palestina… Ini semua adalah aksi Iran, menutup Kedubes Israel lalu menyerahkannya ke Organisasi Pembebasan Palestina… Setelah itu, bertahun-tahun mereka (musuh) mendiktekan perang ke rakyat Iran, mulai memblokade ekonomi kemudian mereka melatih teroris Kawasan yaitu ISIS dan hari ini, politik sanksi ekstrim juga gagal, karena Washington sudah tidak memiliki senjata sedangkan ekonomi Iran tidak hancur-hancur.”
Penguatan Jantung Tepi Barat
“Jangan dilupakan bahwa pemerintahan Islam Iran berhasil mengirim dukungannya ke jantung Tepi Barat di periode akhir kemarin. Masalah ini termasuk garis merah (untuk AS dan Israel)… Palestina adalah urusan utama. Iran bukan hanya mendukung Muqawamah, tapi juga menjadi sekutu gerakan Muqwamah di kawasan Timur Tengah,” tegas Kamal Khalaf.