Ini Pandangan Terkini Ayatullah Khamanei Terkait Perkembangan Terbaru Palestina

Meta Blokir Akun Ayatullah Khamenei di FB dan IG, Ada Apa?

Purna Warta – Menerima Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Palestina Ziyad al-Nakhalah dan delegasi yang menyertainya, pada Rabu (14/6) di Tehran, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamanei menyampaikan pandangan terkait perkembangan terbaru Palestina. Ali Khamenei dalam pernyataannya menyebut kondisi rezim Zionis Israel saat ini berbeda dibandingkan 70 tahun lalu.

Baca Juga : IRGC Kembali Bekuk Kelompok Teroris di Iran Tenggara

“Musuh, Zionis, hari ini berada dalam posisi pasif dan bertahan, dan kondisi ini menunjukkan bahwa Jihad Islam Palestina dan kelompok-kelompok perlawanan telah mengidentifikasi jalan dengan benar dan bergerak maju ke arah ini,” ungkapnya.

Mengawali pertemuan tersebut, Ayatullah Khamenei mengucapkan selamat kepada Jihad Islam Palestina atas kemenangan dalam perang baru-baru ini di Jalur Gaza. Rahbar menekankan bahwa Jihad Islam Palestina dan kelompok-kelompok perlawanan Palestina lainnya telah menemukan kunci untuk melawan rezim Zionis Israel.

“Meningkatnya kekuatan kelompok-kelompok perlawanan di Tepi Barat adalah kunci utama untuk membuat musuh Zionis bertekuk lutut, dan jalan ini harus dilanjutkan,” tegasnya.

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dan Sekjen Jihad Islam Palestina Ziyad al-Nakhalah.

Pernyataan Pemimpin Besar Revolusi Islam ini dapat dilihat sebagai pengamatan atas realitas atas semakin lemahnya rezim Zionis setelah puluhan tahun melakukan penjajahan dan kejahatan di Palestina.

Baca Juga : Khatib Jumat Teheran: Pencapaian Teknologi Nuklir Iran; Kunci Kemakmuran Rakyat

Krisis internal dan kebuntuan politik serta semakin rapuhnya rezim Zionis di satu sisi, dan peningkatan kelompok-kelompok perlawanan dan peningkatan dukungan internasional untuk hak-hak rakyat Palestina di sisi lain, telah melipatgandakan harapan atas pembebasan al-Quds al-Sharif dan kehancuran rezim ilegal tersebut.

Di antara masalah internal yang dihadapi rezim Zionis saat ini adalah protes warga Israel yang meluas dalam beberapa bulan terakhir di wilayah pendudukan sebagai tanggapan atas rencana reformasi peradilan yang diprogramkan oleh Perdana Menteri rezim Zionis Benjamin Netanyahu, dan meningkatnya perselisihan di Knesset.

Selain itu, Israel juga menghadapi masalah-masalah internal lainnya seperti ketidakmampuan untuk membentuk kabinet yang kompak, meningkatnya ketidakpercayaan penduduk di wilayah pendudukan Palestina terhadap para pemimpin politik, dan migrasi balik warga Zionis.

Di kancah regional dan internasional, rezim Zionis juga menghadapi kondisi sulit karena setelah 75 tahun upaya Zionis dan pendukungnya, terutama Amerika Serikat (AS), rezim ini semakin terdiskreditkan di tingkat internasional daripada sebelumnya.  Pawai Hari Quds di berbagai negara, termasuk di AS dan deklarasi-deklarasi dukungan untuk rakyat Palestina adalah bukti atas klaim ini.

Baca Juga : Legislator AS Marah, Perjalanan Presiden Iran ke Belahan Barat Tanda Kegagalan Washington

Pada saat yang sama, berkurangnya pengaruh AS di kawasan sebagai sekutu utama rezim Zionis dan meningkatnya konvergensi di antara negara-negara Islam dan Muslim juga menunjukkan bahwa arah perkembangan di kawasan berlangsung bertentangan dengan keinginan rezim Zionis.

Poin penting lain yang disebutkan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam adalah masalah kekutan kelompok-kelompok perlawanan, yang dapat membuat rezim penjajah al-Quds bertekuk lutut.

Sekarang kekuatan kelompok-kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat lebih kuat, dan negara-negara Islam dan Muslim juga lebih bersatu daripada di masa lalu. Hal ini terlihat dari kemenangan gerakan Jihad Islam Palestina dalam perang melawan rezim Zionis selama lima hari.

Pada tanggal 9 Mei 2023, pasukan Israel memulai operasi militer baru yang disebut sebagai “Perisai dan Panah” terhadap Gaza, dan serangan militer ini berlangsung selama lima hari.

Pada hari kedua serangan tersebut, kamar operasi gabungan kelompok-kelompok perlawanan Palestina mengumumkan dimulainya operasi “Taar al-Ahrar” untuk melawan serangan militer Israel. Mereka kemudian menembakkan ribuan roket dan rudal ke wilayah pendudukan, dan perang berakhir dengan gencantan senjata.

Baca Juga : Pertemuan Perwakilan Jihad Islam Palestina di Yaman dengan Sayyid Abdul Malik Al-Houthi

Meskipun rezim Zionis berusaha menghancurkan Jihad Islam Palestina dan melenyapkan kekuatan misilnya dalam perang ini, namun kelompok perlawanan Palestina ini mampu menembakkan sekitar 1.500 roket dan mortir ke posisi musuh dalam perang tersebut, dan bahkan Jihad Islam Palestina lebih kuat dari sebelumnya.

“Jihad Islam Palestina memberikan ujian yang baik dalam pertempuran Gaza baru-baru ini, dan sekarang kondisi rezim Zionis telah berubah dibandingkan dengan 70 tahun yang lalu, dan para pemimpin Zionis berhak khawatir untuk tidak bisa melihat ulang tahunnya yang kedelapan puluh,” kata Ayatullah Khamanei.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *