Purna Warta – Jelas kemenangan politik-ekonomi memihak Hizbullah setelah mengimpor minyak Iran ke pasar Lebanon di siang bolong depan mata AS dan Israel. Ada banyak analis yang meyakini bahwa gerakan Muqawamah Beirut tersebut juga akan memasuki ranah penyulingan.
Pelanggaran terus-menerus rezim Zionis di perbatasan Lebanon dan sikap arogan perusahaan-perusahaan asing dalam penyulingan minyak, membuat para analis meyakini bahwa Hizbullah Lebanon pada akhirnya akan terpaksa terjun dalam ranah ini dan menghidupkan hak-hak bangsa.
El Nashra, salah satu surat kabar analisis Lebanon, mengenai hal ini menuliskan sebuah catatan dan menerangkan, “Hizbullah telah mengimpor minyak dan bahan bakar Iran tepat di depan mata Zionis dan Amerika dari jalur darat dan laut. Dan Hizbullah dengan bangga mengkategorikan kesuksesannya ini dalam buku kemenangan perang Mei 2000, Juni 2006 melawan Israel dan kemenangan atas teroris Takfiri pada tahun 2017. Kesuksesan ini telah membuktikan Hizbullah sebagai satu gerakan perlawanan bersenjata di regional yang mengembangkan gerakannya menjadi satu kekuatan ekonomi yang bisa membalikkan perhitungan dalam ekonomi Lebanon. Sebelum masuk dalam kasus minyak, Hizbullah telah memenangkan manajemen dalam badan-badan dunia keuangan, kesehatan dan sosial.”
El Nashra menambahkan, “Superioritas Hizbullah ini telah membungkam Israel, sebagaimana diakui oleh salah satu petinggi Zionis yang mengatakan bahwa pemerintah Lebanon telah menyelesaikan kasus besar ini dengan politik burung onta.”
(Politik burung onta adalah satu kalimat kiasan atas satu strategi tutup mata atas sebuah kasus dan menganggapnya hilang, persis dengan kebiasaan burung onta yang memasukkan kepalanya ke pasir ketika menghadapi bahaya).
“Di sinilah ada beberapa bukti yang memperlihatkan bahwa tidak ada satupun dari pihak dalam negeri Lebanon, internasional bahkan regional sekalipun, yang tidak mungkin tidak tercengang. Jika Hizbullah mampu mengimpor minyak Iran dengan kekuatan itu, maka dia juga akan mampu masuk dalam daerah konflik penyulingan minyak versus rezim Zionis.
Sebelumnya, Sayid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah, telah menegaskan bahwa gerakan perlawanan bersenjata Lebanon akan menjamin keamanan perusahaan-perusahaan penyulingan Iran untuk mengeruk sumber emas hitam Lebanon di perairan regional jika perusahaan-perusahaan asing tidak ada yang berani melakukan hal tersebut karena Israel. Jelas bahwa ini bukan hanya satu pernyataan dalam orasi. Akan tetapi, menurut sumber dekat dengan Muqawamah, ini adalah urusan “pasokan ekonomi” yang diciptakan oleh Sekjen Hizbullah dalam pendekatan politik, ekonomi dan militernya,” tulis El Nashra.
Terkait hal ini, sumber intel mengungkap satu dokumen Hizbullah tentang perusahaan-perusahaan penyuling minyak di blok wilayah konflik. Tapi perlu dicatat bahwa hal ini tergantung pada efektifitas pemerintah. Jika pemerintah masih acuh tak acuh dan melakukan perundingan tanpa hasil yang tidak mungkin mengindahkan hak-hak Lebanon, maka indikasi Hizbullah masuk dalam kancah penyulingan terbuka lebar.
Bukti-bukti menunjukkan, menurut pengamatan El Nashra, bahwa perusahaan-perusahaan penyuling juga akan menjadi agen minyak. Semua yang berkaitan dengan hal ini sangatlah panas, mulai dari pertama hingga akhir. Hari ini, Hizbullah hanya menunggu balasan resmi pemerintah akan arogansi Israel, sehingga hal itu bisa dijadikan sandaran.
“Sumber intel meyakini bahwa pelanggaran yang dilakukan Israel terkait pemetaan garis perbatasan mengharuskan Lebanon untuk segera bertindak. Jika pelanggaran masih terus berlanjut dan tidak ada aktivitas penyulingan, maka pemerintah Lebanon bisa memutus kontrak dengan Total (Prancis), Novatek (Rusia) dan Eni (Italia). Sebagai gantinya, Beirut membuka lembaran baru investasi minyak Lebanon untuk penyulingan,” hemat El Nashra.
Konflik pemetaan perbatasan Lebanon-Israel sudah ada sejak diumumkannya pemerintahan buatan Zionis. Sejak tahun 1948, rezim Zionis sangat tamak melihat perairan dan ekonomi Lebanon dalam kacamata keamanan. Semua daerah kaya minyak perairan Lebanon mencapai 22 ribu km persegi. Adapun daerah konflik dengan Israel dalam koridor kaya minyak ini mencapai 854 km persegi. Daerah kontroversial ini terbagi menjadi 10 blok.
Tahun 2018, perseteruan Lebanon-Israel memuncak di blok 9 dan sedikit mereda karena upaya pelantara beberapa pihak, termasuk Amerika. Blok 9 dibangun pertahun 2009, tepatnya di tahun perusahaan gas dan minyak AS menemukan kekayaan alam di laut Mediterania dengan luas 83 ribu km persegi. Daerah tersebut adalah daerah perairan Suriah, Lebanon, Siprus dan Palestina Pendudukan.