Purna Warta – Ia penuh ambisi dan didorong oleh mimpi-mimpi besar. Melek teknologi dan bersemangat untuk menorehkan namanya sebagai influencer media sosial, Mohammad Halimy adalah seorang pemuda Palestina dari Gaza yang bertekad untuk menyuarakan aspirasi rakyatnya sebagai Tiktoker.
Baca juga: Jenderal Tertinggi Iran Janji Berikan Respons Terhadap Kekejaman Israel
Berasal dari Kota Gaza, TikToker berusia 19 tahun ini tinggal di kamp pengungsian sementara bersama keluarganya yang mengungsi di kota Al-Mawasi, Gaza selatan.
Halimy memperoleh popularitas di platform media sosial Instagram dan TikTok dengan membuat video yang mengisahkan perjuangan pribadinya dan kisah-kisah tentang teman-teman dan tetangganya di tengah perang genosida di Gaza yang kini telah berlangsung selama 327 hari.
Dalam beberapa bulan terakhir, pengikutnya melonjak, melampaui 200.000 di Instagram dan TikTok, saat ia mengunggah pembaruan harian tentang kehidupan di tengah pembantaian, kematian, dan kehancuran yang terjadi setiap hari.
Postingan terakhir Halimy di Instagram mendokumentasikan kehidupannya di kamp pengungsi Al-Mawasi, sebuah kota kecil di pesisir selatan wilayah Palestina yang terkepung, tempat ratusan ribu orang terlantar mencari perlindungan dalam beberapa bulan terakhir.
Dalam wawancara dengan majalah Fault pada Juni 2024, remaja Palestina itu mengungkapkan kebahagiaannya dengan tanggapan yang ia dapatkan di laman media sosialnya.
“Kegembiraan terbesar yang saya dapatkan sekarang adalah dari komentar-komentar di video saya dan dukungan dari orang-orang di seluruh dunia. Melihat orang-orang menyadari kebenaran dan melihat situasi dari sudut pandang yang tidak memihak sangat menggembirakan,” katanya.
“Setelah genosida ini berakhir, saya akan mengejar impian hidup saya, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan—bahkan jika itu membutuhkan waktu 50 tahun. Saya ingin mencapai begitu banyak hal sehingga semua orang akan mengingat nama saya.”
Awal bulan ini, Halimy juga tampil di majalah TIME. Ia memberi tahu majalah itu bahwa ia awalnya mulai mengunggah video di TikTok sebagai cara untuk mengatasi depresi di tengah perang genosida yang sedang berlangsung.
“Saya tidak punya apa-apa untuk dilakukan selain terus memikirkan apa yang terjadi dalam hidup saya dan bagaimana semuanya kini hancur, semuanya hilang,” katanya dalam wawancara tersebut.
“Saya merasa bisa melaporkan hidup saya dan apa yang terjadi dengan cara yang berbeda, yang dapat Anda lihat dalam video saya. Saya memiliki perspektif yang berbeda tentang hidup, dan saya ingin membagikannya kepada orang lain.”
Beberapa hari yang lalu, dilaporkan bahwa pemuda berusia 19 tahun itu meninggal karena luka-lukanya setelah serangan udara Israel menargetkan tendanya di Al-Mawasi. Serangan itu membuatnya terluka parah, dan ia mengalami koma sebelum meninggal dunia.
Jumlah korban tewas akibat perang genosida yang sedang berlangsung di Gaza kini telah melampaui 40.500, dengan sebagian besar korban adalah anak-anak dan wanita. Pembantaian harian terus merenggut nyawa yang berharga di seluruh wilayah tersebut.
Baca juga: [VIDEO] – 610 Masjid dan 3 Gereja di Gaza Telah Hancur Total
Banyak orang seperti Halimy yang memiliki mimpi besar telah dibungkam selamanya.
“Ini menyakitkan. Ia adalah bagian dari tim Voice from Palestine di Gaza dan menjadi relawan bagi kaum muda yang gemar membaca. Kami mengenangnya sebagai sosok yang gemar membaca, seorang pemimpi hebat, dan pemuda yang baik hati. Selamat jalan, Mohammed,” tulis salah seorang temannya di media sosial.