Tehran, Purna Warta – Sebuah media lokal Iran yang berafiliasi dengan Kubu Konservatif mengatakan bahwa terdapat persaingan bawah tanah antara Abdolnasser Hemmati dan Mohsen MehrAlizadeh.
Kedua kandidat tersebut adalah bagian dari Kubu Reformis yang dilaporkan saling bersaing dan berkompetisi untuk mendapatkan dukungan.
Dalam sebuah analisis baru yang diterbitkan pada hari Senin (31/5), kantor berita Fars mengatakan Hemmati dan Mehr-Alizadeh jelas telah melakukan upaya untuk menarik perhatian para kepala faksi Reformis saat ini sehingga mereka dapat mengamankan dukungan dalam pemilu nanti.
MehrAlizadeh pernah menjabat sebagai wakil presiden dan kepala Organisasi Olahraga Nasional Iran di bawah pemerintahan Mohammad Khatami, presiden Reformis pertama negara itu dan pemimpin faksi saat ini.
Abdolnasser Hemmati, anggota Eksekutif Partai Konstruksi Iran, juga menjabat sebagai gubernur Bank Sentral Iran (CBI) di bawah Presiden Hassan Rouhani.
Baca Juga : Gubernur Bank Sentral Iran Diganti Pasca Pencalonan Presiden
Tokoh Reformis lainnya juga telah mendaftar untuk mengikuti seleksi, tetapi mereka dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk mengikuti perlombaan oleh Dewan Konstitusi, badan pemeriksaan yang mengawasi pemilihan.
Yang paling menonjol di antara mereka adalah Wakil Presiden Eshaq Jahangiri, yang telah dipersiapkan oleh para Reformis sebagai pilihan utama mereka untuk menjadi presiden.
Faksi reformis berpendapat bahwa diskualifikasi kandidat utama mereka akan membersihkan medan perang dan sangat menguntungkan bagi Ebrahim Raeisi. Ebrahim Raeisi menjabat sebagai kepala Kehakiman Iran dan kandidat pilihan kubu Konservatif.
Akibat diskualifikasi Jahangiri, Front Reformasi Iran yang merupakan blok Reformis utama di negara Persia itu, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 26 Mei lalu bahwa mereka tidak memiliki kandidat dalam pemilihan presiden 2021.
Hal ini dengan jelas menandakan bahwa MehrAlizadeh dan Hemmati tidak mewakili kaum Reformis.
Pernyataan tersebut menimbulkan spekulasi bahwa kedua kandidat mungkin memilih untuk mundur dari pemilihan presiden untuk mendukung Reformis, tetapi pasangan tersebut memilih untuk bertahan.
Sumber dari kantor berita Fars menuliskan bahwa faksi Radikal dalam Kubu Reformis mencoba mencari dukungan untuk memboikot pemilu. Namun mereka yang moderat masih yakin bahwa partisipasinya dalam pemilu tetap menjadi hal yang krusial bagi masa depan negara.
Baca Juga : MehrAlizadeh: Inflasi Terkendali Dalam dalam 3-4 Bulan Jika Terpilih
Fars melanjutkan bahwa dua kandidat Reformis itu telah bekerja untuk mendapatkan kepercayaan dari kaum Reformis selama berkampanye untuk pemilu Iran 18 Juni nanti.
Kantor berita itu dalam laporan lanjutannya menambahkan bahwa MehrAlizadeh dalam beberapa hari terakhir telah mengambil posisi yang agak keras terhadap Kubu Konservatif, terutama di Twitter. Pengamat melihatnya sebagai upaya untuk menarik perhatian kubu Reformis.
Namun, Ali Soufi, sekretaris jenderal Partai Progresif Reformis Iran, malah meragukan prospek MehrAlizadeh. Ia mengatakan Kubu Reformis melihat Hemmati sebagai pilihan yang lebih baik.
Beberapa analis, menurut Fars, membandingkan MehrAlizadeh dengan politisi Mohammad Reza Aref, yang tidak berhasil mencalonkan diri sebagai presiden pada 2017 dengan tiket Reformis.
Mohammad Reza Aref telah dibujuk dan diyakinkan untuk mundur demi Hassan Rouhani, yang akhirnya memenangkan pemilihan.
Tak lama setelah daftar kandidat tujuh anggota dirilis pada 25 Mei lalu, MehrAlizadeh turun ke Twitter untuk mengkritik diskualifikasi Jahangiri dan tokoh Reformis terkemuka lainnya.
“Reformisme hidup selama Iran masih hidup,” tulisnya, mencantumkan nama lima rekan Reformis dalam tagar.
Pada gilirannya, Hemmati juga tampaknya mencoba untuk mendapatkan yang lebih baik dari Mehr-Alizadeh selama diskusi Clubhouse pada akhir pekan ini.
Baca Juga : Kandidat Capres Hemmati: Saya Adalah Agen Perubahan Ekonomi Iran
Hemmati mempresentasikan pandangannya tentang serangkaian topik yang telah menjadi pusat perselisihan antara Kubu Reformis dan Kubu Konservatif, termasuk diplomasi dan kebijakan luar negeri, kesepakatan nuklir 2015, RUU Financial Action Task Force (FATF), pasar saham negara dan masalah valuta asing.
Seperti Mehr-Alizadeh, Hemmati telah menggunakan Twitter dan platform media sosial lainnya untuk mengiklankan pandangannya.
Beberapa media Iran meneybutkan bahwa sejumlah partai Reformis telah menawarkan jasa mereka untuk membantu kampanye Hemmati.
Pemilihan presiden Iran akan diadakan pada 18 Juni. Hemmati dan MehrAlizadeh bersaing dalam pemilihan bersama dengan lima kandidat dari Kubu Konservatif.