Beirut, Purna Warta – Meskipun hampir satu bulan telah berlalu sejak gencatan senjata antara Lebanon dan rezim Zionis, hasil dari gencatan senjata yang rapuh ini masih belum jelas karena seringnya pelanggaran oleh Israel. Hizbullah pun telah memperingatkan bahwa mereka tidak akan tinggal diam. Maka, penting untuk meninjau pengaruh partisipasi perlawanan Lebanon dalam pertempuran Badai Al-Aqsa demi mendukung Gaza, serta menganalisis apa yang akan terjadi jika Hizbullah tidak bergabung.
Baca juga: Beberapa Pesan dari Operasi Militer Yaman: Peringatan Besar bagi Washington dan Tel Aviv
Keputusan Bersejarah Hizbullah untuk Mendukung Gaza
Sehari setelah dimulainya pertempuran Badai Al-Aqsa pada 8 Oktober 2023, Hizbullah, di bawah kepemimpinan Syahid Sayyid Hasan Nasrullah, secara resmi mengumumkan bahwa mereka bergabung dalam pertempuran melawan penjajah Zionis.
Pada tahap awal, Hizbullah berusaha menjaga perang agar terbatas di wilayah perbatasan, dengan dua pertimbangan utama: mencegah isolasi Gaza dan melindungi Lebanon sebanyak mungkin dari dampak perang.
Situasi menjadi sangat kompleks sejak awal keterlibatan Hizbullah dalam mendukung Gaza. Bahkan, mereka yang mengamati dari luar pun bisa merasakan betapa rumitnya situasi tersebut. Namun, yang memperumit keadaan lebih lanjut adalah fakta bahwa Hizbullah dan poros perlawanan lainnya tidak mengetahui sebelumnya tentang operasi yang dimulai oleh perlawanan Palestina yang kemudian berkembang menjadi badai besar.
Meski begitu, Hizbullah dengan cepat mengambil keputusan. Meskipun mereka menyadari bahwa biaya yang harus dibayar akan sangat besar, mereka tetap tidak meninggalkan rakyat Palestina.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, seorang komandan Hizbullah, Ibrahim Aqil, yang kemudian menjadi syahid, mengatakan bahwa Hizbullah selalu menjalankan tugas syar’i mereka. Jika waktu bisa diulang, mereka tetap akan memilih untuk mendukung Gaza karena itu adalah kewajiban syar’i mereka.
Pertimbangan Etika dan Agama Hizbullah dalam Mendukung Gaza
Keputusan Hizbullah untuk mendukung Gaza didasarkan pada pertimbangan kemanusiaan, etika, dan agama, terlepas dari pertimbangan politik. Keputusan ini membawa biaya besar bagi Hizbullah. Namun, apakah ada pilihan lain bagi perlawanan Lebanon selain bergabung dalam pertempuran Badai Al-Aqsa?
Sejak awal, elemen-elemen di Lebanon yang dikenal sebagai kaki tangan Amerika dan rezim Zionis memulai kampanye besar melawan Hizbullah, mencoba memprovokasi rakyat Lebanon untuk menentang perlawanan. Hizbullah pun sadar bahwa mereka akan menghadapi tekanan besar baik dari dalam maupun luar Lebanon.
Namun, melihat langkah rezim Zionis, jelas bahwa bahkan jika Hizbullah tidak bergabung dalam pertempuran ini, tidak ada jaminan Lebanon akan aman dari serangan Israel. Sebaliknya, kemungkinan besar Lebanon akan diserang secara mendadak. Oleh karena itu, Hizbullah melakukan serangan pencegahan terhadap Israel sambil mendukung Gaza.
Baca juga: Kritik Ayatullah Khamanei terhadap Penipuan Kapitalisme Barat tentang Perempuan
Hasil dari Partisipasi Hizbullah dalam Mendukung Gaza
- Menegaskan Komitmen Nyata Hizbullah terhadap Palestina
Hizbullah menunjukkan bahwa dukungan mereka untuk rakyat Palestina bukan hanya retorika, tetapi diwujudkan dalam tindakan nyata. Di tengah kompromi negara-negara Arab dengan Zionis, Hizbullah membuktikan bahwa hanya poros perlawanan yang konsisten mendukung Palestina. - Mencegah Kekalahan Perlawanan di Gaza
Partisipasi Hizbullah mengalihkan sebagian besar kekuatan militer Israel ke front utara, mencegah mereka untuk fokus sepenuhnya di Gaza. Hal ini mencegah kemungkinan kekalahan awal perlawanan Palestina di Gaza. - Mencegah Pelupaan Isu Palestina
Dukungan Hizbullah memastikan bahwa isu Palestina tetap menjadi perhatian utama umat Muslim dan komunitas internasional, meskipun ada upaya musuh untuk mengaburkan masalah ini. - Menggagalkan Proyek Amerika dan Israel di Kawasan
Dengan membantu Gaza, Hizbullah menggagalkan upaya musuh untuk menciptakan konflik sektarian di kawasan dan memecah belah umat Muslim. Hizbullah juga membuktikan bahwa perlawanan adalah satu-satunya jalan untuk melawan kejahatan rezim Zionis.
Kesimpulannya, partisipasi Hizbullah dalam pertempuran Badai Al-Aqsa bukan hanya langkah strategis, tetapi juga bukti nyata komitmen moral dan agama mereka untuk mendukung Palestina melawan penindasan Zionis.