Purna Warta – Analis militer rezim Zionis dalam jurnalnya menjelaskan pendapat militer Zionis tentang perang kedua di wilayah Gaza.
Analis Yedioth Ahronoth, Yossi Yehoshua menuliskan bahwa meskipun gencatan senjata diumumkan, tapi petinggi militer Zionis berharap Kabinet sejalan dengan tuntutan mereka.
Wajah Israel telah hancur di mata dunia karena perang ini, meskipun Amerika menuntut gencatan senjata dengan alasan tingkat kerusakan dan kematian.
Baca Juga : Hari Ini Adalah Hari Penentuan Bagi Benjamin Netanyahu
Dalam pandangannya, Aviv Kochavi, Kepala Staf Umum Militer rezim Zionis, menuntut petinggi politik rezim Zionis untuk melanjutkan serangan ketika ada aksi dari Palestina seperti pengiriman balon api atau peluncuran rudal.
Aviv Kochavi mengklaim bahwa tindakan ini akan merubah peta yang telah digariskan hari ini serta membatasi reaksi Hamas. Berdasarkan hal inilah, Kochavi menegaskan kepada petinggi politik bahwa militer bersiap untuk perang lagi (yang dalam sorot Kochavi) perang akan dimulai pasca peluncuran serangan (dalam bentuk apapun dari pihak Palestina).
Lebih lanjut, militer Zionis telah mengajukan rancangan kepada Kabinet bahwa Kabinet harus menghalangi bantuan dari Qatar ke Gaza. Militer yakin bahwa finansial akan langsung sampai ke tangan Hamas. Dan uang tersebut akan dikeluarkan untuk penguatan dan pengembangan kemampuan resistensi dalam produksi roket, drone dan penggalian terowongan.
Baca Juga : Al-Houthi: Zionis Akan Menghadapi Lebih Banyak Kekalahan
Yossi Yehoshua melanjutkan analisanya bahwa pernyataan serta tuntutan tersebut telah menjerumuskan Benjamin Netanyahu dalam jurang masalah.
Ronen Bergman, analis urusan informatika Yedioth Ahronoth, mengutip pernyataan sumber di militer Israel yang mengklaim bahwa front Hamas butuh waktu hingga satu tahun setengah untuk pemulihan dan produksi senjata. Dengan demikian, Hamas tidak akan melancarkan operasi perang dalam kurun waktu ini.
Sementara Osama Hamdan, salah satu pejabat Hamas, beberapa waktu lalu kepada Associated Press menjelaskan, “Saya bisa meyakinkan Anda bahwa berdasarkan apa yang kami lihat di hari pertama, serangan ke Tel Aviv dan Beit al-Muqaddas bisa berlangsung hingga berbulan-bulan, bukan hanya hari.”
“Hamas telah mencapai satu kesuksesan yang tidak bisa dibandingkan dengan kesuksesan-kesuksesan lainnya dan itu adalah urusan Palestina kembali didengungkan ke telinga dunia (internasionalisasi urusan Palestina). Ini adalah pukulan berat ke wajah Israel dan ke muka Yahudi secara umum. Rekontruksi wajah ini butuh waktu panjang,” jelas Ronen Bergman menganalisa.
Baca Juga : Demo Anti Netanyahu Kembali Bergema di Jalanan Israel
Analis Yedioth Ahronoth ini menambahkan bahwa petinggi politik Israel tidak akan setuju dengan tuntutan militer yang ingin membalas manuver Palestina jika aktif kembali.
Ronen Bergman menanyakan, “Apakah kepala pemerintahan Netanyahu atau yang lainnya akan menyetujui tuntutan ini dalam empat bulan ke depan (misalnya)? Tidak ada bukti untuk meyakinkan mereka.”