Purna Warta – Salah satu institute sekaligus thinktank Amerika Serikat menunjuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebagai aktor utama instabilitas Kawasan. Selama tidak dihentikan, Kawasan akan terus instabil.
Gatestone Institute Analysis, Sabtu, 11/6, dalam salah satu pengamatannya mengupas tentang arogansi Turki di Timur Tengah serta nafsu kekuasaan Neo-Ottoman Turki di Kawasan sebagai pondasi politik agresif Ankara di Timteng.
“Turki sudah berubah menjadi faktor utama instabilitas Kawasan. Selama tidak dihentikan, instabilitas akan terus langgeng,” tulis Gatestone. “Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki, untuk kedua kalinya telah mengusik keamanan Kawasan. Kali ini tidak hanya terbatas di pulau-pulau Yunani, akan tetapi dia menyerang Kurdi, di utara Suriah dan Irak, bahkan etnis Yazidi di daerah Sinjar, Irak.”
Sepertinya, menurut pengamatan thinktank AS ini, ekspansionis wilayah Neo-Ottoman Turki di Kawasan merupakan pondasi politik menyerang Ankara. Turki akan merayakan hari ulang tahunnya yang keseratus pada tahun 2023 mendatang. Erdogan dalam merealisasikan impiannya untuk Ottoman anyar, mengklaim wilayah baru mulai dari utara Suriah, Sinjar, Kirkuk (Irak) sebagai bagian dari Turki secara transparan.
Di bawah struktur ideologi ekspansionisme ini, Presiden Turki mengabarkan gerak militer baru di wilayah utara Suriah untuk menciptakan daerah aman di kedalaman 30 km Suriah sepanjang perbatasan selatan Turki.
Presiden Erdogan menyatakan, “Kami akan membersihkan Tall Rifat dan Manbij, Suriah, dari teroris.”
Ini berartikan bahwa Turki akan kembali menyerang Kurdi di Suriah demi mengusir mereka dan merampas wilayahnya.
Pada tanggal 5 Juni, Suriah telah mengecam keras gerak militer Turki di wilayah utara kedaulatannya. Mereka menyebut Turki telah melanggar hukum internasional dan kedaulatan Suriah. Kemenlu Damaskus dalam pernyataannya menjelaskan bahwa mereka akan menyelidiki aksi arogan Turki dan pelanggaran berkelanjutan Ankara di kedaulatan Suriah yang telah menjatuhkan banyak nyawa sipil.
Analis Gatestone di akhir menuliskan, “Sekarang ini politik ekspansi Erdogan telah mendudukkan pulau-pulau Yunani di laut Aegean dan wilayah utara pemerintahan Siprus, serta menargetkan yang lainnya.”