Purna Warta – Rabu sore, 14/4, Pemimpin tertinggi revolusi Islam di Iran, Sayid Ali Khamenei berorasi di hari pertama bulan Ramadhan dalam acara cinta kasih dengan al-Quran.
“Awal al-Quran dimulai dengan (ayat) hidayah yang Qurani. Puluhan ayat Quran membahas hidayah Qurani, petunjuk dan pengentasan tangan (secara Qurani). Audiens Quran adalah alam manusia dan narasi Quran adalah mengajak semua umat manusia ke jalan yang lurus,” tambahnya.
“Hidayah al-Quran tidak terbatas pada satu wilayah hidup manusia, tetapi mencakup semua sisi hidup manusia. Quran tidak menghidayahi sebagian (sisi) hidup orang dan di sebagian hidup manusia lainnya dibiarkan ambigu dan lewat begitu saja tanpa perhatian.”
Sayid Ali Khamenei menegaskan bahwa semua sisi hidup manusia memiliki petunjuk serta hidayah dari al-Quran. Al-Quran mengawasi semua bagian-bagian kehidupan manusia dan memiliki jalan petunjuk atas titik-titik kehidupan mereka.
“Begitu lalainya mereka yang berfikir bahwa Quran tidak mengindahkan masalah kehidupan, politik, ekonomi dan pemerintahan.”
“Setiap kali kami berbicara mengenai satu peristiwa yang menyerupai satu perkara, kemudian meminta jalan keluar (hidayah) dari Quran. Maka al-Quran menyuguhkan (hidayah) urusan ini di hadapan kita semua,” tegasnya.
“Barang siapa yang membatasi al-Quran di ranah privasi dan ibadah saja dan mengatakan bahwa siapapun yang turun ke masyarakat, harus meletakkan al-Quran, (ketahuilah bahwa ) orang itu tidak tahu, dia tidak membaca Quran, oleh karenanya dia salah berbicara.”
Pemimpin tinggi revolusi Islam mengingatkan, “Al-Quran sendiri tidak pernah meletakkan tugas (hidayahnya) atas permasalahan politik dan sosial. Tidak pernah lari dalam menghadapi orang dzalim, arogan dan pemberontak (melawan Tuhan). Al-Quran berdiri di hadapan orang-orang ini. Jika Anda ahli Quran, sudah pasti medan kehidupan Anda berupa medan Qurani.”
“Di satu waktu, kami bisa memanfaatkan hidayah Quran. Dan waktu itu adalah ketika kami memiliki takwa. Ketika ada takwa, maka hidayah yang sebenarnya akan ada di tangan kita semua.”
Di salah satu bagian orasi, Sayid Ali Khamenei membahas masalah Corona yang sangat berdampak pada kehidupan. “Corona telah membuat pahit hari paling indah musim semi. Jumlah korban dan positif menanjak naik. Statistik pahit yang mengguncang ini harus segera dihentikan. Kami semua, baik pejabat dan masyarakat, harus sadar dan jangan bercanda dengan penyakit.”
“Adalah sebuah kebenaran bahwa manusia harus berterima kasih kepada bagian kesehatan (kedokteran). Mereka benar-benar berjihad di jalan Allah swt. dan masyarakat harus mendukung mereka.”
“Bulan Ramadhan adalah bulan kebaikan. Di situasi pandemi harus ada gerakan bantuan di antara sesama.”
Selain membahas pandemi Covid-19 di dalam Iran, Sayid Ali Khamenei juga mengupas politik negara dan mengatakan, “Politik negara tentang JCPOA dan sanksi sudah pernah kami bahas. Kepada para pejabat, sudah kami katakan, baik dari dekat, berbentuk tulisan, di pertemuan dan di pidato umum. Politik negara jelas.”
“Pendekatan para pejabat adalah kami berunding sampai politik ini dijalankan. Kami tidak ada permasalahan dalam ranah ini. Akan tetapi harus diperhatikan bahwa perundingan tidak boleh mengalami pengunduran. Jangan sampai pihak lain menyeret perundingan, karena ini membahayakan negara.”
“Amerika tidak akan berunding untuk menerima kalimat hak. Tetapi Amerika akan berunding untuk mendiktekan kalimat batil,” pesan Sayid Ali Khamenei.
“Tuan-tuan, Eropa pernah mengakui dalam beberapa pertemuan bahwa Iran benar. Namun di tingkat pengambilan keputusan, mereka tidak merdeka dan Amerika adalah diktator. Usulan yang biasa disampaikan sebagian besar arogan dan menghina, bahkan tidak layak untuk dilihat.”
Dalam acara cinta kasih dengan al-Quran ini, Sayid Ali Khamenei di akhir orasinya mendoakan, “Kami berharap para pejabat negara melangkah di medan ini dengan mata terbuka, hati yang kuat, tawakkal kepada Allah swt dan berzikir Hasbunallah wa Ni’mal Wakil. Semoga taufik Ilahi melindungi mereka dan bangsa.”