Erdogan Hadiri Konferensi Tehran, Bagaimana Nasib Suriah?

Erdogan Hadiri Konferensi Tehran, Bagaimana Nasib Suriah?

Purna WartaRecep Tayyip Erdogan, Presiden Turki, berdialog dalam sebuah konferensi dengan dua petinggi negara Iran dan Rusia, yang notabene penjamin gencatan senjata Suriah. Dialog dan kesempatan kali ini menuntutnya untuk melihat lebih realistis dan lebih serius.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memasuki ibukota Iran pada hari Senin, 18/7, bersama dengan tim resmi pemerintah untuk berpartisipasi dalam konferensi Tehran. Sebagaimana yang dinantikan media beserta para analis sebagai pengamat peristiwa politik ini, banyak pembahasan terkait Suriah dan keamanannya yang menjadi fokus 3 petinggi negara. Di bawah struktur mendukung keamanan dan menguatkan stabilitas negara-negara tetangga, para petinggi Iran berupaya menarik pendekatan Presiden Erdogan untuk menyorot efek invasi Ankara di perbatasan Damaskus.

Baca Juga : Perpisahan Dengan Amerika Serikat; Selamat Datang Di Tatanan Dunia Baru!

Yang jelas harus dikatakan bahwa faktor urgen dalam menarik hati Turki atas perundingan Tehran dan petinggi Iran adalah pemahaman realistis dan analisis rasional perangkat politik luar negeri Iran akan kekhawatiran keamanan Ankara.

3 pekan lalu, Hossein Amir Abdollahian, Menlu Iran mengadakan kunjungan ke Ankara dan menemui Presiden Turki Erdogan. Di akhir kunjungannya ini, Menlu Hossein menyatakan, “Dalam pertemuan ini saya telah menjelaskan masalah Suriah kepada Tuan Erdogan. Kami hanya melihat jalan politik sebagai satu-satunya jalan keluar untuk mengurangi kekhawatiran keamanan Turki. Dan dengan terus menegaskan akan pencegahan aksi militeris, kami katakan siap melangkah demi mempermudah perundingan hingga berhasil.”

Dengan baik, Tehran menyadari bahwa hanya mengecam aksi Turki tidaklah cukup untuk membantu krisis Ankara-Damaskus. Hanya dengan memahami kondisi kedua kedaulatan, jalan negosiasi dan pelantara akan lebih masuk akal di bawah struktur langkah yang lebih membangun dan diinginkan.

Pemahaman situasi oleh Tehran telah menyebabkan Ankara lebih hati-hati dan lebih memperhitungkan upaya melanjutkan strategi politiknya versus Damaskus. Presiden Turki datang ke Iran demi membicarakan perdamaian dan penyelesaian krisis Suriah dengan dua negara penjamin gencatan senjata Damaskus, yaitu Iran dan Rusia. Di mana langkah ini, lebih menunjukkan keseriusan dan lebih realistis.

Baca Juga : Pertemuan Hangat Ayatullah Khamenei dan Putin; Ini yang Dibicarakan

Dengan seksama, Presiden Erdogan memperhatikan pandangan-pandangan pemerintah Republik Islam Iran. Yang paling menjadi fokus banyak pihak dalam hal ini adalah pernyataan Rahbar atau Pemimpin Revolusi Islam Iran, Imam Ali Khomenei.

Ayatullah Khomenei dalam pertemuannya dengan Presiden Turki mengingatkan, “Setiap serangan militer ke bagian utara Suriah pasti merugikan Turki, Suriah dan semua pihak di regional dan menguntungkan teroris.”

turki-iran
Ilustrasi pertemuan Presiden Erdogan dan Imam Ali Khomenei

Kunjungan Presiden Turki ke Iran jadi sorot liputan media internasional. Bahkan banyak analisa tentang objek-objek pembahasan yang dipaparkan dalam kesempatan ini. Surat kabar asal Lebanon, al-Akhbar menuliskan, “Sepertinya pertemuan di Tehran ini telah menutup jalan invasi militer Turki. Khususnya di saat Imam Ali Khomenei kepada Erdogan menegaskan bahwa keamanan Anda bagian dari keamanan Suriah. Lapangan juga mengarah ke arah ini.”

Arabi 21 tentang konferensi ini melaporkan hasil pertemuan Presiden Raisi dan Erdogan, “Kesimpulan dan pernyataan petinggi Iran dan Turki di sela konferensi Tehran menunjukkan bahwa kedua belah pihak sepakat mengenai masalah Suriah. Satu kesepakatan serius yang terpisah dari urusan-urusan lainnya, seperti kesepakatan kerja sama ekonomi, imigrasi dan krisis makanan internasional.”

Baca Juga : Biden Gagal Mengamankan Rencana Utama di KTT Arab

Arabi 21, sebagaimana media lainnya, mengutip pernyataan bersama petinggi Negara Iran, Federasi Rusia dan Turki di akhir konferensi Tehran, di mana ketiga petinggi pemerintahan mengupas situasi wilayah utara Suriah. Ketiganya menegaskan bahwa untuk mencapai keamanan dan stabilitas Kawasan hanya bisa dimungkinkan melalui upaya menjaga kedaulatan negara. Demi hal ini, mereka memutuskan untuk mengkoordinasikan upaya-upaya masing-masing ketiga negara.

Al-Mayadeen juga melaporkan bahwa konferensi Tehran akan mempercepat opsi krisis Suriah. Media ini juga memasukkan kunjungan Presiden Erdogan ini dalam kategori upaya Presiden Turki memerangi teroris. Satu tema yang sering diulang-ulang dalam pernyataan Presiden Turki.

Dalam konferensi pers bersama Presiden Raisi, Erdogan menegaskan bahwa Ankara bersama tetangga Iran-nya harus melawan kelompok teroris.

Dalam laporannya, al-Mayadeen juga mengutip pernyataan Presiden Iran yang menyatakan keamanan perbatasan Turki dilandaskan pada keamanan perbatasan Damaskus dan menuliskan, “Presiden Raisi dalam konferensi pers menegaskan bahwa kedaulatan, stabilitas dan keamanan Suriah merupakan garis merah dan intervensi ilegal Amerika Serikat di wilayah ini merupakan faktor instabilitas wilayah ini.”

Baca Juga : E3 Memposisikan Dirinya Sebagai Polisi Perundingan

Karena pendekatan rasional diplomat Iran terkait Turki khususnya dalam krisis Suriah, sepertinya dukungan untuk Damaskus ada dalam jalan yang benar. Karena akhir pernyataan Presiden Turki di Tehran menegaskan bahwa target Ankara di konferensi Tehran adalah mengakhri tragedi kemanusiaan di Suriah.

Dalam konferensi pers bersama dengan sekutu Irannya, Presiden Erdogan menegaskan, “Kami dalam konferensi ini telah membahas aktifitas kami untuk membangun perdamaian dan stabilitas di Suriah sampai kami mencapai jalan keluar politik.”

Pandangan yang telah normal Ankara diindikasikan sebagai tanda akan tenangnya strategi politik Turki terkait Timur Tengah. Satu situasi yang tak asing kaitannya dengan persaingan Pemilu Turki sebentar lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *