Purna Warta – AS dilaporkan siap mengirimkan sejumlah perangkat tempur canggih sebagai bentuk dukungan totalnya kepada Israel.
Sejak Israel dideklarasikan tahun 1948, Amerika Serikat adalah negara pendukung utama dan selalu sepenuhnya membantu apapun kebutuhan Israel. Secara rutin AS menggelontorkan dana bantuan untuk Israel yang bersumber dari pendapatan negara, termasuk memperkuat militer dan sistem pertahanan Israel.
Baca Juga : Malaysia Kecam Sikap Menekan Barat yang Menyalahkan Hamas
Pada tahun 2020, AS memberikan US$3,8 miliar (sekitar Rp55 triliun) dalam bentuk bantuan kepada Israel. Ini merupakan bagian dari komitmen tahunan jangka panjang yang dibuat di masa pemerintahan Presiden Barack Obama. Hampir seluruh bantuan yang disalurkan tahun lalu adalah bantuan militer, menurut according to the Congressional Research Service (CRS).
Kesepakatan yang diteken oleh mantan Presiden Obama pada 2016 itu direncanakan berlaku hingga tahun 2028. Dengan demikian total bantuan militer yang akan diterima Israel mencapai US$38 miliar (sekitar Rp546 triliun). Jumlah ini lebih besar dibanding kesepakatan di bawah mantan Presiden George W Bush, totalnya US$30 miliar selama satu dekade.
Selama bertahun-tahun, Amerika Serikat telah membantu Israel mengembangkan salah satu militer termaju di dunia, dengan dana itu, Israel mampu membeli peralatan militer canggih dari AS. Sebagai contoh, Israel membeli pesawat tempur 50 F-35, yang bisa digunakan untuk meluncurkan serangan rudal, 27 di antaranya telah dikirimkan dengan harga sekitar U$100 juta per unit.
Tahun lalu, Israel juga membeli delapan pesawat Boeing ‘Pegasus’ KC-46A dengan harga diperkirakan mencapai US$2,4 miliar. Pesawat itu mampu mengisi bahan bakar di udara seperti untuk pesawat F-35 .
Baca Juga : Serang Lebanon Selatan, Israel Menggunakan Bom Fosfor Putih
Dari dana US$3,8 miliar yang diberikan kepada Israel pada tahun 2020, sebanyak US$500 digunakan untuk pertahanan rudal, termasuk investasi sistem Kubah Besi dan sistem-sistem lain yang dapat mencegat serangan roket ke wilayah Israel.
Sejak tahun 2011, AS menyumbang secara keseluruhan US$1,6 miliar untuk sistem pertahanan Kubah Besi. Selain itu, Israel membelanjakan dana jutaan dolar bersama AS untuk mengembangkan teknologi militer, misalnya sistem untuk mendeteksi terowongan yang digunakan untuk menyusup ke wilayah Israel. Pemerintah Israel membelanjakan dana besar untuk peralatan militer, pelatihan, dengan menggunakan dana bantuan itu sebagai upaya mengimbangi statusnya sebagai negara lebih kecil dibanding negara-negara lain di kawasan.
Terkait kasus terkini Palestina, hanya dalam beberapa jam setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, AS mulai mengerahkan kapal perang dan pesawat ke wilayah tersebut agar siap memberikan apapun yang dibutuhkan Israel. Kian hari, kian banyak kapal dan pasukan menuju Israel, dan pasukan lain di AS bersiap untuk dikerahkan jika diperlukan. Satu kapal induk AS sudah berada di Mediterania timur dan kapal induk kedua telah meninggalkan AS menuju ke sana.
Tak hanya itu, sejumlah pesawat dikirim ke pangkalan militer AS di Timur Tengah, dan pasukan operasi khusus Amerika bekerja sama dengan militer Israel dalam perencanaan dan intelijen. Bantuan senjata pun diberikan ke Israel. Berikut daftarnya dikutip detikINET dari Associated Press:
Baca Juga : Israel Terang-terangan Melakukan Kejahatan Perang di Gaza, Mana PBB?
Kapal perang dan pesawat
Salah satu contoh nyata respons AS adalah sejumlah kapal perang besar langsung bergerak menuju Mediterania timur dan Laut Merah. Kelompok penyerang kapal induk USS Gerald R. Ford sudah ada di sana. Lalu Menteri Pertahanan Lloyd Austin memerintahkan kelompok penyerang kapal induk USS Dwight D. Eisenhower untuk bergabung dengan Ford.
Kapal induk tersebut berfungsi sebagai pusat komando dan kendali dan dapat melakukan perang informasi. Mereka membawa jet tempur F-18 yang dapat melakukan misi pencegahan atau menyerang. Juga dibawa pesawat pengintai E-2 Hawkeye untuk peringatan dini terhadap peluncuran rudal dan mendeteksi pergerakan musuh.
Pentagon lalu mengirim kelompok amfibi USS Bataan, terdiri dari tiga kapal yang membawa ribuan Marinir. Seorang pejabat AS mengatakan USS Mesa Verde, sebuah dermaga transportasi amfibi, berada di Laut Mediterania, dan Bataan, kapal serbu amfibi, dan USS Carter Hall, kapal pendarat dermaga, berada di wilayah Teluk dan sekarang menuju ke arah Laut Merah.
Senjata dan pasukan khusus
Pesawat berisi senjata AS sudah mulai berdatangan di Israel. Pentagon menyatakan sudah lima kali pengantaran senjata ke sana dengan pesawat transportasi.
Senjata yang diberikan termasuk bom, rudal penangkis untuk Iron Dome, dan lainnya. AS juga meminta perusahaan yang mendapatkan pesanan dari Israel segera memberikannya. Ada perangkat JDAM yang bisa membuat bom ‘bodoh’ menjadi pintar.
Baca Juga : PM Inggris Dukung Israel; Warga Pro Palestina Gelar Demonstrasi di London
AS juga sudah membentuk pasukan operasi khusus kecil untuk membantu Israel dalam hal intelijen dan perencanaan perang, termasuk bagaimana membebaskan tentara. Pentagon menegaskan pasukan itu tak terlibat secara langsung dalam usaha pembebasan sandera.
Jet tempur
Pentagon sudah meminta tambahan jet tempur untuk memperkuat skuadron mereka di Timur Tengah, yang mempunyai jenis pesawat A-10, F-16 dan F-15. Di wilayah ini, AS sebenarnya sudah mempunyai kekuatan udara yang cukup besar.