Dua Opsi Eropa; Lanjutkan Pengiriman Senjata ke Kiev atau Resiko Militer Vs Rusia

ukraina-rusia

Purna Warta – Banyak media analisis yang melaporkan langkanya senjata di Eropa akan menyulitkan para sekutu Ukraina untuk terus mendukung Kiev.

Kontinuitas perang Rusia versus Ukraina bersama dengan sukses serangan Beruang Merah menghancurkan infrastruktur militer dan energi Kiev telah menghangatkan pembahasan bantuan senjata oleh awak media.

Kelangkaan senjata di Eropa bisa menyulitkan para sekutu Ukraina untuk meneruskan kebijakan pengiriman bantuan serta dukungan ke Kiev. Negara-negara harus mengamati hingga menganalisa kembali bahaya serangan Rusia ke negara-negara mereka saat senjata sendiri mulai berkurang. Sebagai hasil dari pengamatan ini, sebagian negara-negara Benua Biru akan menghadapi satu persoalan yang menyangsikan apakah pengiriman senjata akan terus dilaksanakan atau tidak?

Associated Press, Minggu (23/10), kemarin menulis sebuah jurnal bahwasanya serangan Rusia ke Ukraina telah mengurangi gudang senjata beberapa negara. Amerika Serikat dan semua anggota NATO telah mengirim miliyaran Dolar senjata dan perlengkapan militer ke Kiev. Sebagian sekutu NATO juga telah menerbangkan semua senjata periode Uni Soviet ke Ukraina dan sekarang mereka menanggu pengganti dari Washington.

Produksi Senjata Eropa Kurang Cepat

Associated Press menekankan bahwa sebagian negara Eropa ini mungkin akan menghadapi masalah dalam upaya mencari sumber, karena bagian senjata mereka tidak mampu untuk memproduksi senjata dan keperluan lainnya dengan cepat.

Negara-negara ini telah menghadapi satu periode, apakah mereka harus melanjutkan pengiriman senjata dari gudang-gudang mereka ke Ukraina atau tidak, di mana secara potensial, ancaman serta resiko serangan Rusia ke mereka semakin meningkat? Ataukah mereka harus memutus dan mempertahankan sisa senjata karena peningkatan indikasi pukulan Negeri Beruang Merah ke mereka?

Indikasi Perang Jangka Panjang Rusia-Ukraina

Associated Press dalam analisanya menjelaskan bahwa sekutu Benua Biru Ukraina menantikan perang akan berjalan lama. Namun demikian, kedua belah pihak terus menghabiskan senjata di gudang-gudang mereka dan kemenangan mungkin saja lebih bergantung pada siapakah yang bisa bertahan lama.

Sementara banyak media yang melaporkan bahwa Rusia telah mempercepat produksi senjatanya. Hanno Pevkur, Menteri Pertahanan Estonia, menegaskan, “Kami kira Rusia akan lebih cepat memulihkan kekuatannya, karena mungkin Presiden Rusia menurunkan perintah kepada para pabrik senjata untuk produksi 24 jam.”

Menurut pengamatannya, Rusia telah memerintahkan banyak prajurit pergi ke pabrik senjata dari pada ke medan tempur.

Menhan Pevkur menerangkan banyaknya pengalaman Rusia dalam aktivitas pemulihan militer di setiap tahunnya, perang versus Georgia tahun 2008, transisi Krimea tahun 2014 dan sekarang perang lawan Ukraina.

“Adapun negara-negara kecil seperti Lithuania begitu juga negara-negara lebih besar seperti Jerman menghadapi masalah. Kemenhan Jerman menyatakan bahwa sumber senjata mereka terbatas,” peringat Menhan Pevkur.

Gudang Rudal AS Sudah Berkurang

Institut Stimson di Washington memperkirakan perang di Ukraina yang telah menggerus jumlah simpanan rudal anti-tank Javelin made in Amerika hingga sepertiga dan rudal anti-udara Stinger hingga 25%.

Salah satu analis institut strategis meyakini bahwa memulihkan gudang senjata dan kapasitas produksinya memakan waktu yang lama. Untuk sebagian negara mungkin butuh pada investasi besar dalam infrastruktur.

Hancurnya Infrastruktur Militer dan Energi Ukraina

Media internasional beberapa hari terakhir melaporkan serangan sukses Moskow dalam menghancurkan infrastruktur militer dan energi Kiev. Kemenhan Rusia hari Minggu menyatakan bahwa dalam satu serangan sukses ke pusat Ukraina, telah hancur satu gudang bahan bakar Angkatan Udara.

“Satu gudang Angkatan Udara di pusat Ukraina, yang menyimpan lebih dari 100 ribu bahan bakar telah meledak,” jelas Kemenhan Rusia.

Sumber di Ukraina menekankan, “Karena serangan Rusia ini, telah habis 90% energi angin dan 50% energi matahari.”

Menteri Energi Ukraina menegaskan masalah ini bahwa wilayah-wilayah yang memiliki energi hijau lebih banyak menghadapi kerugian. 90% energi angin dan 45 hingga 50% energi matahari telah hancur.

Menteri Energi Ukraina menjelaskan bahwa antara tahun 2019-2020 Ukraina mengalami peningkatan energi hijau dan perannya dalam sistem energi Kiev mencapai 10-11%. Ukraina memiliki satu strategi dan diprediksikan di tahun 2030, saham energi hijau akan mencapai 25%.

“Hampir 30% infrastruktur energi Ukraina menjadi sasaran rudal Rusia,” terang Menteri Energi Ukraina.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *