Tehran, Purna Warta – Iran mengumumkan bahwa drone pengintai AS model Reaper dan Global Hawk telah mendekati wilayah udara Iran dalam latihan militernya baru-baru ini. Sebagai respon, Iran mengaktifkan pertahanan udara canggihnya untuk memperingatkan drone agar tidak melanjutkan jalur penerbangannya.
Baca Juga : Intersep 2 Drone AS, Iran: Sudah Kami Peringatkan!
Dilansir dari Fars News, insiden itu terjadi ketika Iran sedang melakukan latihan militer Zulfiqar. Sebuah MQ-9 Reaper dan MQ-4 Global Hawk terlihat oleh radar Iran yang memasuki “area identifikasi pertahanan udara.”
Pertahanan udara Iran memberikan peringatan serius dan kemudian berhasil melakukan intersepsi terhadap drone tersebut. Dalam sebuah laporan tercatat bahwa UAV yang memiliki jangkauan penerbangan ribuan kilometer tersebut mengubah rute mereka dan mendekati perbatasan Republik Islam Iran setelah pertahanan udara memperingatkan dan mengintersepsinya.
Global Hawk adalah drone pengintai AS yang berukuran besar. Iran menembak salah satunya pada Juni 2019. Produksi drone jenis itu diperkirakan menelan biaya antara $100 dan $200 juta; tergantung pada konfigurasinya. Konfigurasi dapat berupa model Triton atau versi BAMS-D yang melakukan pengawasan maritim area luas. Sebaliknya, model Reaper dapat dipersenjatai dan mirip dengan Predator AS.
Baca Juga : Bangkai UAV Amerika yang Ditembak Jatuh di Ma’rib
Kedua drone tersebut memiliki sejarah sejak tahun 1990-an dan telah terbang selama beberapa dekade dan memainkan kunci dalam Perang Global Melawan Teror AS. Keduanya terlalu lambat untuk digunakan dalam pertahanan udara modern dan dapat dilihat di radar, seperti jenis yang digunakan Iran dengan sistem pertahanan udara Khordad-3. Pesawat tak berawak dan pengintai AS umumnya tidak cocok untuk wilayah udara yang rawan. Dan ini menjadi salah satu masalah yang dihadapi pesawat tak berawak AS untuk untuk berurusan dengan saingan dekat, atau bahkan kekuatan regional seperti China.
AS memiliki drone mata-mata tersembunyi lainnya. Iran mampu meng-intersepsi salah satu dari mereka; RQ-170 Sentinel, dan menjatuhkannya di atas Iran pada tahun 2011. Insiden memalukan itu menyebabkan AS meminta balik drone tersebut. Iran tidak mengembalikan drone tersebut dan malah bahkan merekayasa balik dan membuat sejumlah drone sendiri berdasarkan model AS itu.
Iran disinyalir membantu pejuang Houthi yang dengannya mampu menembak jatuh drone Reaper AS di Yaman pada Juni dan Agustus 2019. Pada saat itu tidak jelas bagaimana Houthi memperoleh kemampuan untuk menargetkan drone AS tetapi Iran telah disinyalir kuat memasok Houthi dengan rudal dan drone sejak 2015.
Baca Juga : PBB: Lebih dari 2 Juta Anak Yaman Tidak Bisa Sekolah
Latihan militer Zulfiqar Iran baru-baru ini meliputi penggunaan drone dan juga latihan dengan tentara. Iran mengatakan telah mengoperasikan jet tempur Mirage dan F-4 selama latihan, serta pesawat pengintai P-3. Jet tempur Mirage tampaknya didapat Iran dari Irak dalam Perang Teluk 1991 ketika angkatan udara Irak menerbangkan pesawat ke Iran untuk menghindari kehancuran. F-4 adalah pesawat Amerika yang dijual ke rezim Pahlavi pada 1970-an. Iran juga mengatakan mereka menggunakan helikopter dan tank angkatan laut dalam latihan baru-baru ini.
Laksamana Amir Seyed Mahmoud Mousavi, juru bicara latihan bersama Zulfiqar 1400, mengumumkan bahwa, “Latihan ini diadakan dengan penerapan berbagai skenario militer di wilayah operasional dengan luas lebih dari satu juta meter persegi.”
Tujuan dari latihan itu adalah untuk meningkatkan kemampuan Iran di sepanjang pantai. Latihan tersebut juga ditujukan untuk latihan dalam beroperasi lebih jauh dari garis pantai. Hal ini termasuk penggunaan pesawat tak berawak dan evaluasi akurasi dan kekuatan destruktif sistem rudal untuk area pantai, laut dan udara.
Baca Juga : Serangan Rudal Yaman ke Pangkalan Saudi
Iran mengatakan terus membangun senjata baru berdasarkan desain lokal. “Manifestasi otoritas militer sebagai lengan yang kuat dari sistem Republik Islam Iran di wilayah tenggara negara itu dan memastikan keamanan investasi di wilayah ini, termasuk kehadiran kami di perairan terbuka internasional dan jauh,” kata juru bicara latihan tersebut.