Tehran, Purna Warta – Salah satu pakar ekonomi dan politik internasional Iran menulis sebuah catatan menganalisa kebijakan yang seharusnya disematkan dalam gerak alunan ekonomi internasional.
Analisa yang dilansir oleh Farsnews tersebut menegaskan pentingnya diplomasi ekonomi bagi pemerintahan baru yang gagal diprogramkan oleh pemerintahan sebelumnya. Berikut adalah analisa pendek tamu Farsnews:
Baca Juga : Sekjen Jihad Islami: Otoritas Palestina Bukan Wakil Bangsa Palestina
Dalam dua dekade terakhir, diplomasi ekonomi selalu menjadi alat untuk pengembangan dan kemajuan setiap sisi kedaulatan dunia. Karena penekanan akan penguatan perdagangan asing sebagai satu alat reformasi ekonomi raksasa bisa merubah segala sisi pengangguran, inflasi dan pendapatan tahunan.
Akan tetapi, berbagai faktor, seperti masalah perbankan dan perdagangan yang bersumber dari sanksi Amerika, tidak adanya definisi program komprehensif dengan negara-negara regional dan dunia beserta tidak adanya sinkronisasi antar departemen perdagangan seperti bea cukai, organisasi pengembangan perdagangan, Kementerian Luar Negeri, departemen standarisasi dan bank pusat, telah menciptakan satu kepasifan aksi, bukan satu program efektif dalam kancah diplomasi ekonomi. Sehingga hal ini berdampak pada satu fakta yang tak bisa dipungkiri bahwa Iran tersingkir dari kompetisi regional seperti Turki, Emirat dalam menarik saham dari pasar Kawasan dan dunia.
Nihilnya peningkatan saham Iran dari ekspor selain minyak dan gerak di tempat tiga pemerintahan lalu di nilai 30-40 miliar dolar, membuktikan bahwa meskipun Iran telah melakukan pendekatan tak sistematik dalam mengaktifkan upaya diplomasi ekonomi, namun Negeri Para Mullah masih tidak mampu melihat hasil kerja yang memuaskan.
Gerak sinusoidal struktur perdagangan asing dari Timur ke Barat, yang kemudian berlanjut ke regional dan tetangga dalam beberapa tahun terakhir menjelaskan adanya satu ketidakpastian dan nihilnya strategi di ranah besar dalam perdagangan asing dan diplomasi ekonomi.
Baca Juga : Kemajuan Sistem Pertahanan Yaman Matikan Superioritas Udara Saudi
Untuk menelisik benang kusut ke arah pengambilan satu keputusan aktif nan efektif di masa depan, pemerintah baru Iran harus menjadikan diplomasi ekonomi sebagai lentera penerang politik internasional. Sebagian faktor dalam dan luar negeri telah menambahkan urgennya keberpusatan diplomasi ekonomi.
Pertama: Sanksi tak pasti Amerika Serikat yang menyisir berbagai bidang, seperti emas hitam yang telah menggerus pendapatan Tehran dari perdagangan minyak, petrokimia, baja hingga menciptakan krisis memangkas anggaran.
Kedua: Penurunan urgensitas minyak mentah sebagai sumber energi yang akan semakin terjun di tahun 2030 dan setelahnya.
Dan terakhir: Fokus pada ekspor selain minyak pada bahan mentah dengan teknologi rendah di bagian pertanian dan produksi.
Tiga hal ini menunjukkan satu fakta bahwa struktur umum perdagangan asing kedaulatan Iran berada dalam situasi terancam bahaya dan harus segera dientas.
Seperti pemerintahan sebelumnya, seandainya pemerintahan baru tidak mengajukan program komprehensif dan mudah realisasi dalam ranah penguatan diplomasi ekonomi, maka krisis ekonomi Iran akan semakin parah. Selain itu, diplomasi ekonomi ini juga bisa menjadikan pemerintahan baru menjalankan anjuran Pemimpin Revolusi Iran dalam sisi kerjasama luas dengan dunia.
Baca Juga : Horn of Africa dan Kompetisi Geopolitik Regional dan Transregional
Beberapa hal ini harus dilakukan oleh pemerintah baru; kerjasama terprogram bertujuan untuk mengeratkan kerjasama perdagangan dengan tetangga, berupaya mengisi kebutuhan energi negara-negara besar seperti China dan India dalam jangka panjang, lokalisasi rantai produksi dan kebutuhan barang-barang mendasar, transisi teknologi yang dibutuhkan dalam produksi dan jasa, memaparkan agenda program produksi bersama dengan sekutu strategis, menjadwalkan agenda jangka panjang yang jelas di berbagai bidang, bantuan pemerintah atas perusahaan-perusahaan untuk mencari pasar serta memberikan dukungan teknisi, finansial dan logistik di pasar. Hal-hal ini akan berpengaruh pada masa depan ekonomi nasional.