HomeAnalisaDi Balik Pertemuan Erdogan dengan Rabi Yahudi yang Dirahasiakan Istana

Di Balik Pertemuan Erdogan dengan Rabi Yahudi yang Dirahasiakan Istana

Purna Warta – Pasca pertemuan dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan, para Rabi Yahudi menjelaskan detail pertemuannya dengan Presiden Turki. Tapi Istana kepresidenan tidak melaporkan pertemuan ini.

Presiden Recep Tayyip Erdogan kedatangan tamu Rabi atau Hakham Yahudi di Istana Kepresidenan Ankara. Pertemuan ini mendapatkan banyak reaksi dari berbagai pihak.

Baca Juga : Pemberontak yang Didukung Turki Culik Warga Sipil

Al-Mayadeen menuliskan bahwa Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki, menjamu sekelompok Rabi Yahudi di Istana Kepresidenan. Mereka membahas urgenitas hubungan Turki dan Israel untuk keamanan dan stabilitas regional. Hal yang mengejutkan banyak pihak, baik dalam maupun luar.

Dalam pertemuan ini, menurut laporan al-Mayadeen, Presiden Erdogan meminta para Rabi agar lebih aktif mengeratkan hubungan Turki-Israel.

Sementara media Kepresidenan menuliskan, “Selain Ketua dan Sekjen aliansi bernama ‘Rabi-Rabi Negara Islam’, pertemuan ini juga diramaikan oleh anggota senior masyarakat dan Agama Yahudi Turki (20 orang) dan banyak Rabi lain dari negara Uzbekistan, Albania, Kosovo, Azerbaijan, Kirgizstan, Kazakhstan, Rusia (dihadiri Berel Lazar, Rabi senior Rusia yang dikatakan dekat dengan Presiden Putin), Uganda, Mesir, Emirat, Siprus dan Rabi Iran (mukim New York).”

Berdasarkan laporan media Istana Kepresidenan Turki, Presiden Erdogan mengucapkan selamat dan mengingatkan bahwa setelah kemenangan Istanbul di tangan Muhammad al-Fatih, pemerintah selalu membuka tangan dengan lapang menyambut para Yahudi yang terusir dari Spanyol setelah keruntuhan Andalusia tahun 1492 dan pelarian Yahudi dari ancaman Hitler.

Baca Juga : Bebas Visa ke Turki, Warga Indonesia Bebas Explor Turki Sesuka Hati

Presiden Turki juga menyebut Yahudi-phobia sebagai kejahatan kemanusiaan. Kemudian mengungkap peran Ankara dalam perayaan hari Holocous.

“Tujuan dari kritiknya terhadap pemerintahan sebelumnya Israel adalah bentuk upaya menciptakan keamanan, perdamaian dan stabilitas Timur Tengah,” jelas Presiden Recep Tayyip Erdogan dikutip media Istana.

“Saya sangat memperhatikan pembicaraan dengan Presiden Isaac Herzog dan PM Naftali Bennett, karena kerja sama Turki dan Israel sangatlah urgen dan darurat demi keamanan dan stabilitas regional. Saya yakin bahwa dukungan Anda sangatlah penting dalam dialog Turki-Israel, karena perundingan dan pertemuan bersama akan memihak kedua belah pihak, sebagaimana hubungan perdagangan dan politik kami. Relasi kami dalam bidang ini sangatlah baik,” tambah Presiden Erdogan.

Al-Mayadeen melaporkan, “Namun demikian, kantor media Kepresidenan Turki tidak menjelaskan lebih lanjut masalah-masalah yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Akan tetapi anggota senior Yahudi Turki menjelaskan hal ini, para senior yang merupakan para pendiri asosiasi yang bernamakan Rabi-Rabi Negara Islam, di mana konferensi perdananya dihadiri oleh Presiden Erdogan.”

Banyak Rabi senior Turki yang hadir dalam pertemuan delegasi Rabi Yahudi dan Presiden Turki ini. Dalam Medsos, masing-masing memposting pertemuan mereka dengan Presiden Turki, bahkan mengupload doa yang disenandungkan dalam pertemuan bersama ini. Dalam doanya, mereka mengucapkan terima kasih ke Turki karena menjaga setelah terusir dari Spanyol.

Baca Juga : Deal Multi-Miliar Dolar, Israel Siap Boyong Helikopter dan Pesawat AS

Mereka juga mensucikan Turki dan Erdogan serta mendoakan panjang umur dan keselamatan baginya. Ini adalah satu acara perdana di tingkat internasional sehingga merekapun mengucapkan terima kasih karena acara besar ini.

rabi yahudi di turki
Salah seorang Rabi memfoto Presiden Turki
rabi yahudi di turki
Menyambut kedatangan Presiden Erdogan

Para Rabi itu menyerahkan lilin suci Yahudi kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan, di mana pemberian hadiah ini tidak dituliskan oleh media kepresidenan dalam laporannya.

rabi yahudi di turki
Penyerahan lilin suci Yahudi ke Presiden Turki

Sedikit menelisik, al-Mayadeen menjelaskan bahwa ada indikasi ketakutan akan kritik dan protes dari para oposisi Islam dan non-Islam Ankara sehingga tidak ada liputan mengenai hal ini. Bukan tanpa alasan, hal ini pernah satu kali terjadi di tahun 2004, ketika lobi Yahudi Amerika menghadiahkan tanda keberanian politik kepada Presiden Erdogan. Sekali lagi di tahun 2005, tepatnya setelah kunjungan Erdogan ke al-Quds dan pertemuannya dengan Ariel Sharon, PM Israel kala itu. Melihat hal ini Necmettin Erbakan, PM poros Islam Turki, langsung marah hingga menyerang Erdogan dan partai pimpinannya, Keadilan dan Pembangunan. Lalu menegaskan bahwa dia (Erdogan) bekerja di bawah struktur program Zionis.

Baca Juga : Noam Chomsky: Eropa Takkan Sanggup Menahan Murka AS, Tidak Seperti China

Sebagian pihak di Turki menyorot pertemuan Erdogan bersama para Rabi Yahudi ini sebagai bentuk kedekatan dan persahabatannya dengan Tel Aviv dan organisasi lobi Yahudi Amerika dan Eropa. Sama persis yang dilakukan oleh Halil Turgut Ozal, Presiden ke-8 Turki, yang mengadakan acara peringatan imigrasi Yahudi dari Spanyol ke tanah kerajaan Ottoman pada bulan Agustus 1992. Hal inilah yang membuat Amerika mendukung penuh politik dalam maupun luar negerinya, khususnya proyek persatuan bangsa Turk dari laut Adriatik hingga perbatasan China.

Selain itu, lobi Yahudi dan Amerika juga mendukung proyek pengairan Ozal dari Turki ke wilayah Palestina Pendudukan (melalui Suriah dan Yordania) dengan menggunakan pipa bertajuk perdamaian. Namun Damaskus menolak proyek tersebut karena perseteruan panasnya dengan Ankara terkait sungai Furat.

Dalam analisanya ini, al-Mayadeen mengingatkan bahwa Turki merupakan negara pertama yang meresmikan Israel beberapa bulan pasca pembentukan rezim Zionis. Dari sisi ini pada tahun 1892, tepatnya di peringatan ke 400 imigrasi Yahudi dari Spanyol, Yahudi menulis surat khusus dalam memuji langkah Sultan Abdulhamid demi menarik hatinya. Dan dari satu sisi lain, hal itu merupakan satu upaya untuk merenggut poin dan fasilitas untuk imigrasi ke Palestina dengan membeli tanah.

Meskipun ada banyak kabar simpang-siur mengenai hubungan tak romantis Yahudi dengan Sultan Abdulhamid, namun al-Mayadeen mengamati bahwa para Rabi Yahudi mendoakan Recep Tayyip Erdogan dengan doa yang mereka kumandangkan kepada Sultan Abdulhamid. Dan Presiden Erdogan sendiri, secara pribadi membanggakan langkah-langkah Sultan Abdulhamid.

Baca Juga : Mohammed Bin Salman Bayar Mahal Demi Memulangkan Donald Trump

“Kini Rabi Yahudi terjun melangkah di lapangan dengan kitab Taurat dan syiar-syiar Yahudi via pelantara Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dan Ilham Aliyev, Presiden Azerbaijan (yang mana hal ini juga diinginkan oleh Mohammed bin Zayed, Putra Mahkota Emirat). Mereka ingin memotong jarak keduanya,” hemat al-Mayadeen.

Di akhir, al-Mayadeen mencatat, “Para petingi Tel Aviv menganggap isi kitab beserta mitos-mitosnya sebagai senjata paling kuat untuk Yahudisasi al-Quds.”

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here