Purna Warta – Timnas Israel mendapat penolakan dari sejumlah lembaga di Indonesia untuk hadir di Tanah Air dalam event Piala Dunia U-20 2023. Kondisi ini ternyata pernah terjadi di Indonesia, bahkan sampai dua kali.
Peristiwa pertama terjadi ketika Timnas Indonesia berada di puncak kejayaan sekitar tahun 1950-an. Ketika itu, Skuad Garuda berpeluang untuk ke Piala Dunia 1958 sejak merdeka di tahun 1945. Timnas Indonesia saat itu berhasil melaju ke babak penyisihan Piala Dunia Zona Asia, pada 1958.
Baca Juga : Arab Saudi Halangi Rencana Kunjungan Menlu Israel Untuk Pertemuan PBB
Kelolosan Indonesia didapat setelah menjadi juara grup sehingga berhak melaju ke babak dua. Memasuki babak kedua, Indonesia tergabung ke grup yang diisi Sudan, Mesir, dan Israel. Jika lolos, maka peluang Indonesia untuk tampil di babak utama Piala Dunia tinggal beberapa langkah lagi. Mereka tinggal bermain menghadapi babak play off untuk menghadapi wakil dari Eropa, kemudian akan lolos ke Piala Dunia jika mampu memenangkan pertandingan.
Sebelum babak grup dimulai, Mesir dan Sudan menolak untuk bertandingan menghadapi Israel. Ketika itu, Mesir dan Sudan menganggap Israel merupakan musuh karena serangan terhadap Palestina.
Indonesia pun akhirnya mengikuti langkah Mesir dan Sudan untuk menarik diri dari babak penyisihan Piala Dunia. Presiden Indonesia, Soekarno bahkan langsung memberikan instruksi khusus. Alasannya politis, Israel dinilai sebagai sebuah negara yang kejam, dan juga bentuk solidaritas serta kemanusiaan bangsa Indonesia terhadap Palestina. Hal ini juga sempat menjadi perdebatan.
PSSI akhirnya memutar otak agar pertandingan Israel bisa terlaksana. Mereka meminta langsung kepada FIFA agar pelaksanaan pertandingan ini dilakukan di tempat netral. Namun, FIFA akhirnya menolak permintaan Indonesia itu sehingga peluang Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia 1958 pupus.
Peristiwa kedua Indonesia menolak kehadiran Israel terjadi pada tahun 2006 di cabang tenis. Ketika itu, Indonesia bakal berlaga dalam kejuaraan dunia bertajuk Piala Fed 2006. Tim Fed Indonesia sebenarnya sudah diizinkan pemerintah untuk terbang ke Israel yang menjadi tuan rumah. Pasalnya, event ini merupakan undangan dari federasi tenis dunia (ITF), bukan pemerintah Israel.
Baca Juga : Haaretz: Nasrallah Tidak Salah Bahwa Perpecahan Internal Akan Meruntuhkan Israel
Mengutip dari Antara, atlet tenis yang direncanakan terbang ketika itu adalah Angelique Widjaja, Wyne Prakusya, dan Romana Tedjakusuma. Namun, keputusan tersebut berubah. Kementerian Luar Negeri kala itu, Menteri Hassan Wirajuda kembali mempertimbangkan izin untuk memberangkatkan Tim Fed Indonesia. Akhirnya Tim Fed Indonesia batal mengikuti event ini. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Sekjen PB Pelti, Augus Ferry Raturandang. Alhasil, Indonesia didepak dari ITF dan terkena denda sekitar Rp268 juta.