Purna Warta – Wang Yi, Menteri Luar Negeri China, hari Rabu kemarin (24/3), menegaskan bahwa Timur Tengah adalah milik kedaulatan-kedaulatan yang berdiri di dalamnya. Intervensi asing harus diusir berasaskan kepentingan umum dan upaya menciptakan satu lingkaran waktu karena tuntutan hak semua pihak.
Dalam wawancara dengan media Saudi, Al Arabiya, Wang Yi menjelaskan, “Konflik dan instabilitas di Timur Tengah harus segera diakhiri dan masyarakat internasional harus bekerja berusaha demi stabilitas dan menguatkan perdamaian di wilayah ini.”
Surat kabar Republik China dalam laporannya mengupas 5 pasal program Menlu Wang Yi untuk menyelesaikan krisis Timur Tengah dan menulis:
Pasal Pertama: Mengajak dengan segala hormat. Oleh karena itu, dalam merajut relasi dengan negara-negara Timteng harus dilihat sebagai partner kerja.
Menurut pandangan surat kabar tersebut, upaya-upaya semua negara harus mendukung jalan pengembangan berdasarkan kemerdekaan negara-negara Timteng dan mencari jalan keluar politik untuk krisis-krisis seperti Suriah, Libya, Yaman dan lainnya.
Pasal Kedua: Keadilan. Masalah ini lebih memperlihatkan penekanan atas masalah Palestina dan jalan keluar dua negara. Dengan demikian, China telah menunjukkan niatnya untuk menengahi aktifitas masyarakat internasional untuk merealisasikan tujuan ini.
Berdasarkan pasal ini, China bersedia menganalisa kembali masalah Palestina di periode kepemimpinannya di Dewan Keamanan yang akan dimulai bulan depan. Negeri Tirai Bambu menegaskan jalan keluar dua otoritas.
Pasal Ketiga: Menolak senjata nuklir. Pasal ini mengungkapkan tugas setiap pihak berkaitan untuk bekerja di lapangan. Pasal ketiga ini akan mengamati dan menjadwalkan waktu untuk Iran dan Amerika Serikat dan membuka kesempatan untuk memulai realisasi resolusi nuklir tahap baru.
Tugas urgen sekarang, menurut Menlu Wang Yi, adalah AS realisasi pengurangan sanksi terhadap Iran di medan dan Tehran juga harus menjalankan pasal-pasal resolusi.
Pasal Keempat: Upaya menciptakan keamanan kelompok. Berasaskan pasal ini, menciptakan keamanan dan stabilitas di Timur Tengah mewajibkan sorot atas tuntutan setiap kubu.
Pasal program China ini mengajukan satu inisiatif bahwa perundingan harus dilakukan oleh banyak pihak demi keamanan regional Teluk Persia di Beijing. Tema seperti keamanan penyulingan minyak, jalur laut, mekanisme saling percaya pihak-phak Teluk Persia dan menciptakan satu sistem keamanan bersama, harus didialogkan.
Pasal Kelima: Memacu jalan kerjasama demi perkembangan. Realisasi pasal ini akan berakhir pada kemajuan, kerjasama dan koordinasi.
Menlu Wang Yi juga mengisyaratkan program One Belt-One Road yang pernah ditandatangani oleh Negeri Tirai Bambu dengan 19 negara Timur Tengah. Kerajasama China dengan beberapa negara regional seperti penanganan Corona, telah berdampak positif. Dan dalam tahap selanjutnya, relasi Beijing-Timteng akan terus bersambung.
Baca juga: Pertemuan Menlu Wang Yi dan Menlu Mohammad Javad Zarif