Purna Warta – Beberapa sumber mengabarkan gerak terburu Amerika Serikat dan Prancis di wilayah selatan Yaman di bawah upaya mencari opsi pengganti gas alam Rusia.
Di tengah krisis Ukraina, Washington dan Paris menguras tenaganya mengeksploitasi sumber gas Yaman sebagai pengganti lalu mengirimnya ke pasar Eropa.
Baca Juga : Syiah Arab Saudi dan Eksekusi Mati
Al-Akhbar dalam salah satu laporannya mengenai hal ini menuliskan bahwa Jean-Marie Safa, Dubes Prancis di Yaman, pekan lalu melangsungkan hubungan telpon dengan pemerintah Abd Rabbuh Mansur Hadi, Presiden Yaman yang lari ke Riyadh, bersama Gubernur Hadramaut, Shabwa dan Ma’rib yang notabene sekutu koalisi Saudi-Emirat.
“Terkait upaya ini, Tim Lenderking, Utusan AS ke Yaman, bersama Cathy Westley, pegawai Kedubes AS di Yaman, petinggi perusahaan Hunt dan Total mengadakan kunjungan ke fasilitas gas alam Balhaf yang terletak di Teluk Oman, garis pantai provinsi Shabwa. Menurut laporan media provinsi Shabwa, Lenderking melangsungkan pertemuan khusus dengan Gubernur Shabwa, Awadh bin al-Wazir al-Awlaki. Mereka membahas faktor penghalang keamanan dan militer yang mungkin mengganggu produksi dan pengiriman gas cair dari bagian 18 minyak ke fasilitas Balhaf,” tulis al-Akhbar.
Dilaporkan bahwa pertemuan ini juga diikuti oleh prajurit Emirat yang mengontrol pelabuhan al-Ghazi. Sontak manuver ini mendapatkan kritik keras dari aktivis Yaman. Kepada petinggi daerah Shabwa, Tim Lenderking menjanjikan dukungan penuh jika pihak Yaman berhasil mengirim gas dari wilayah Safer, utara Ma’rib, ke fasilitas Shabwa. Namun sebagaimana dilaporkan sebelumnya bahwa pipa utama minyak di provinsi ini telah menjadi objek aksi perusakan beberapa sipil bersenjata dari Kabilah-Kabilah Yaman.
Baca Juga : Bin Salman dan Ancaman Kehilangan Kartu Minyak untuk Selamanya
Menurut pengakuan sumber di lapangan, kunjungan tim delegasi AS ke Shabwa dilakukan pasca pertemuan dengan Presiden Mansur Hadi di Riyadh dan dialog dengan Brigjen Faraj al-Bahsani, Gubernur Hadramaut, di kota al-Mukalla. Semuanya membahas urusan ekspoitasi SDA Sanaa.
Pakar urusan minyak meyakini bahwa manuver Negeri Paman Sam bersama Negeri Model ini dilakukan di bawah upaya mencari pengganti gas Rusia. Menurut mereka, gas Yaman bisa menutupi kebutuhan pasar Eropa meskipun sedikit.
“AS menganggap fasilitas bagian 18 utara Ma’rib sebagai milik pribadinya. Perusahaan migas raksasa asal AS, Hunt, belum bersedia menyerahkan fasilitas minyak bagian 18 ini ke Yaman meskipun perjanjiannya sudah habis pada awal tahun 2005. Pihak Amerika menyadari bahwa kandungan gas di bagian ini sangatlah melimpah dan mereka berupaya mengekploitasi untuk memenuhi kekurangan yang disebabkan penghentian ekspor gas Rusia ke pasar Eropa,” tulis al-Akhbar mengamati.
Baca Juga : Terungkap, Ini Alasan Iran Serang Markas Intel Israel di Irak
Berdasarkan informasi yang didapat, perusahaan Prancis, Total, dan perusahaan AS, Hunt, menjelaskan kepada Abd Rabbuh Mansur Hadi bahwa mereka masih akan jual-beli gas sesuai harga perjanjian sebelumnya. Penetapan harga ini dilakukan dengan alasan pelanggaran akan hak sipil Yaman. Pemerintah Mansur Hadi menerima alasan tak rasional ini, jadi mereka adalah penanggung jawab utama atas pencurian besar hak bangsa Yaman ini.
Pemerintah Mansur Hadi mengklaim bahwa eksploitasi gas serta ekspor produk ini akan memperbaiki pendapatan. Sementara sumber-sumber di Sanaa menyatakan bahwa jika AS-Prancis bersikeras mencuri gas Yaman, Muqawamah Ansharullah akan mengambil keputusan keras.