Purna Warta – Provinsi-provinsi di bawah kontrol pemerintah Abdrabbuh Mansur Hadi menyaksikan berbagai demonstrasi, protes akan krisis, pemadaman listrik dan kondisi yang terus memburuk.
Menurut laporan al-Khabar al-Yemeni, luas demonstrasi anti koalisi Saudi dan Abdrabbuh Mansur Hadi di provinsi-provinsi selatan Yaman telah meningkat. Malam kemarin, demo di kota Lawdar, provinsi Abyan dan kota Tarim, provinsi Hadramaut, telah memasuki malam ke tiga berturut-turut. Mereka menuntut penarikan mundur pasukan koalisi Saudi, pemerintah Abdrabbuh Mansur Hadi dan Dewan Transisi Selatan Yaman bawahan Emirat. Mereka protes terhadap mandulnya pemerintah dan naiknya nilai mata uang dolar. Kota di garis pantai provinsi Hadramut, yaitu al-Mukalla menjadi saksi demonstrasi dalam lima hari terakhir. Situasi menjadi darurat dan puluhan sipil ditangkap hingga saat ini.
Adapun kota Aden, pusat pemerintahan Abdrabbuh Mansur Hadi, para pemuda kota tersebut dalam satu pernyataan menuntut revolusi rakyat di provinsi-provinsi selatan. Dalam pernyataan kelompok ini disebutkan, “Bangkitlah karena kebenaran tidak selaras dengan diam. Berteriaklah karena kebebasan tidak mengenal tutup mulut. Kobarkanlah revolusi dan ketahuilah bahwa hanya revolusi yang akan menjawab tuntutan-tuntutan kalian.”
Sehari yang lalu, para demonstran kota Aden berupaya menembus Istana Abdrabbuh Mansur Hadi. Namun menurut sumber setempat, para antek Saudi menembaki mereka. Warga mulai marah hingga mereka membakar ban-ban dan menyobek poster-poster petinggi Saudi dan Mansur Hadi.
Warga kota Khur Maksar, al-Mu’alla, Kritar dan al-Mansura di provinsi Aden membanjiri jalanan berdemo menuntut hak-hak yang tak digubris.
Demonstrasi di kota al-Mu’alla menyebabkan pertarungan pihak keamanan dengan masyarakat. Akhirnya satu tewas dan melukai tiga lainnya. Para demonstran menunjuk Saudi Saudi sebagai dalang di balik pelumpuhan demonstrasi.
Surat kabar Akhbar al-Yom melaporkan bahwa demonstran di provinsi Hadramaut telah menutup jalan tol internasional Yaman-Oman, yang kembali dibuka karena turun tangan militer. Demonstrasi telah berlangsung selama 5 hari dan masih berlanjut. Dan akhir-akhir ini, penduduk 3 kota lainnya mengambil tongkat estafet protes ini.
Sementara provinsi Lahij, di bagian selatan Yaman, para demonstran menutup jalan utama kota al-Hawtah, ibukota provinsi. Mereka menutup jalan masuk dan keluar kota, salah satunya jembatan penghubung.
Petinggi provinsi Shabwah, dalam satu pertemuan meminta satuan petugas keamanan untuk siap sedia, dalam artian dalam situasi tanggap darurat. Kegubernuran Shabwah mengadakan pertemuan darurat dan mereka memperingatkan Dewan Transisi Selatan untuk tidak memprovokasi warga.
Dalam catatannya, surat kabar Amerika, Reuters menuliskan bahwa alasan dari kemarahan warga selain terjunnya mata uang rial, juga disebabkan padamnya listrik dalam jangka panjang. Kebohongan pemerintah Mansur Hadi yang menjanjikan pengiriman bahan bakar ke bagian selatan Yaman telah mengakibatkan pos-pos listrik kehilangan daya sampai 80% dalam produksinya sehingga listrik padam hampir menyeluruh di semua penjuru provinsi selatan.
Salah satu alasan kemarahan warga lainnya adalah absennya Kabinet pemerintah Mansur Hadi di kota Aden. Semua Menteri pemerintahan menghabiskan hari-harinya di hotel Riyadh, di Saudi. Dengan nada sindiran, media menyebut mereka dengan Kabinet hotel.