Purna Warta – Wang Yi, Menteri Luar Negeri China, memulai tournya ke wilayah Barat Asia, Rabu, 24/3. Dibuka dengan dialog nuklir Iran dan mencari sekutu melawan sanksi Barat.
Dikutip dari South China Morning Post, pertama Menlu Wang Yi akan mendarat di Arab Saudi. Kemudian dilanjutkan ke Turki, Iran, Emirat, Bahrain dan Oman. Akan kembali pulang ke Pekan di tanggal 30 Maret.
Hua Liming, mantan Duta China di Iran, tentang tujuan kunjungan Menlu Wang Yi ke wilayah Barat Asia ini menjelaskan, “Wang Yi bermaksud memperluas persekutuan dan memperbaiki hubungan China dengan kedaulatan-kedaulatan tersebut.”
Hua Liming yakin bahwa kunjungan Wang Yi dimaksudkan sebagai pesan kepada Negeri Paman Sam.
“Maksud kunjungan Wang Yi adalah mengirim pesan kepada Amerika Serikat, melihat negera tersbut adalah kunci dalam persoalan nuklir Iran… Dan tanpa ikut serta China, tidak akan ada jalan keluar (tentang nuklir Iran),” tambahnya.
Pasca kunjungan Presiden China, Xi Jinping ke Iran, maka Wang Yi akan menjadi petingi Negeri Tirai Bambu selanjutnya yang mengunjungi Tehran. Dan kunjungan ini dilakukan setelah kematian upaya mengembalikan JCPOA.
“China berperan besar dalam terajutnya resolusi JCPOA tahun 2015. Dan sedikit banyak bekerjasama dengan AS terkait persoalan Iran,” jelas Hua Liming.
Salah satu analis urusan Barat Asia akademi ilmu sosial China mengatakan bahwa Wang Yi ingin berperan sebagai penengah antara Iran-AS dan Iran-Arab.
Di lain pihak, China sendiri berada dalam ancaman sanksi AS, Kanada, Inggris dan Uni Eropa atas tuduhan pelanggaran HAM di Xinjiang.
Salah satu Dosen hubungan internasional universitas Renmin China menegaskan bahwa kemungkinan Beijing mencari sekutu dan merajut aliansi untuk melawan sanksi-sanksi Barat dengan negara-negara yang tidak setuju dengan kebijakan ini.
Menlu Wang Yi, Selasa kemarin (23/3), telah berbincang dengan Menlu Rusia, Sergey Lavrov, dan menyepakati kerjasama melawan sanksi Barat.
Baca juga: Peringatan China ke Uni Eropa: Jangan Harap Kerjasama Kami