Purna Warta – Media Amerika mengabarkan bahwa sebagian Senator mengajukan draf pencegahan Arab Saudi mendapatkan senjata nuklir. Draf ini menunjukkan upaya diam-diam Istana Riyadh merealisasikan impian senjata pembunuh massal.
Baru-baru ini, 18/4, warta asal Inggris, Middle East Eye melaporkan bahwa draf tertulis bertemakan ‘Hukum Senjata Pembunuh Massal Saudi’. Draf tersebut bertujuan untuk membendung jalan Riyadh dalam pengembangan teknologi sensitif program senjata nuklir.
Adalah Senator Edward Markey dan Jeffrey Merkley yang mengajukan draf tersebut ke Dewan Senat dan di Dewan Perwakilan juga ada Ted Lieu bersama Joaquin Castro yang mengajukan draf ke Dewan.
“Eksistensi senjata-senjata nuklir di tangan teroris dan rezim pembantai adalah hal paling berbahaya untuk keamanan warga Amerika dan sekutu kami di seluruh dunia,” tegas Senator Merkley.
“Jika Arab Saudi ingin mengganggu sistem dunia dalam pencegahan penyebaran dan meraih senjata nuklir dengan bantuan China atau pihak lainnya, Amerika Serikat harus merespon mereka,” tambahnya.
National Interest menulis sebuah laporan berjudul ‘Situs Nuklir Rahasia Arab Saudi di Padang Sahara’ kemudian mengingatkan bahwa jika Amerika tidak mampu meyakinkan anteknya di medan nuklir dan pengayaan uranium, maka dia akan menghadapi masalah lebih kompleks dari yang di Iran.
Site warta Amerika tersebut menegaskan, “Sekarang kerjasama China-Saudi dalam pembangunan fasilitas nuklir di tengah padang pasir Riyadh telah membuat khawatir Gedung Putih.”
Ada laporan juga yang menuliskan bahwa China membantu Saudi dalam pengembangan program dan fasilitas nuklir.
Selain laporan warta, secara eksplisit petinggi Riyadh juga mengungkapkan hasrat kerajaan meraih mimpi bom atom.
Turki bin Faisal Al Saud, mantan Ketua Badan Intel Saudi, mengatakan, “Seandainya Riyadh dan negara-negara anggota Dewan Teluk Persia ingin membangun program nuklir, tentu mereka mampu, karena mereka memiliki semuanya.”
Pangeran Turki bin Faisal Al Saud memang tidak menjelaskan kemampuan yang dimiliki ini, namun sumber-sumber di Barat menjelaskan bahwa Arab Saudi telah merajut kerjasama nuklir dengan Israel secara rahasia dengan alasan Iran.
Sumber intel Barat mengungkapkan, “Akhir-akhir ini, ada satu tim dari ilmuwan nuklir rezim Zionis pimpinan Prof. Mark Carliner, Kepala Badan Riset Fisika Israel, yang datang mengunjungi Riyadh diam-diam. Carliner yang baru saja dinobatkan sebagai salah satu anggota majlis CERN dan pusat riset nuklir Eropa, mengunjungi beberapa situs nuklir kerajaan dan mengajukan beberapa usulan untuk pengembangan.”
Petinggi Saudi menjamin bahwa bantuan Israel dalam pengembangan program nuklir Saudi tidak akan membahayakan keamanan Tel Aviv. “Keputusan diambil hanya untuk mencegah dan menghadapi Iran,” yakinnya.