Purna Warta – Muqawamah Palestina berhasil memaksa rezim Zionis tunduk di bawah istilah gencatan senjata alam perang 12 hari Gaza-Israel.

Dalam perang ini, front resistensi mengambil beberapa catatan dan pesan. Selain menundukkan musuh bebuyutan Israelnya, gerakan perlawanan juga mampu mengimplementasikan persatuan dan keselarasan semua pihak Palestina dari Beit al-Muqaddas hingga Tepi Barat dan Gaza.

Persatuan Muqawamah Semua Penjuru Palestina

Media warta al-Arabi al-Jadeed, dekat dengan Qatar, mengupas persatuan muqawamah sebagai hikmah paling penting dalam kemenangan perang vs Zionis. Persatuan adalah modal paling utama resistensi.

Pesan dari perang 12 hari ini sangatlah banyak. Selain kekalahan Israel, gerakan resistensi juga berhasil mengeratkan tali persatuan antar gerakan, mulai dari Beit al-Muqaddas hingga Tepi Barat dan Gaza.

Baca Juga : Teriakan Ribuan Orang di London: Israel Adalah Teroris

Front resistensi membuktikan bahwa jarak jangkau rudal mereka mampu menjelajahi semua penjuru Israel, bahkan Tel Aviv sekalipun. Inilah penyebab kerugian besar yang pasti dipikul oleh rezim Zionis. Dan tentu masalah ini terjadi pasca persatuan bangsa Palestina yang berdiri bersatu mendukung Muqawamah.

Al-Arabi al-Jadeed menambahkan poin penting lainnya dari persatuan ini bahwa saat ini Beit al-Muqaddas tidak lagi bisa dipisahkan dari Palestina. Sekarang kemenangan resistensi berada di bawah persatuan kepemimpinan bangsa Palestina.

Kepastian Peta Palestina dari Laut Hingga Sungai Dalam Kontrol Muqawamah

Thabet al-Amour, analis politik di Gaza, dalam hal ini menyatakan, “Buah dan efek dari operasi Pedang al-Quds sangatlah banyak dan bisa dirasakan dalam kancah politik, militer, keamanan, bahkan di bagian keilmuan, kecerdasan dan pemikiran. Efek paling urgen dari perang adalah al-Quds telah menjadi poros aktifitas dan tindak-tanduk Muqawamah. Sudah tidak ada lagi kemungkinan bagi Israel untuk mengasingkan dan membatasi al-Quds beserta warganya. Setiap arogansi ke Masjid al-Aqsa dan kota al-Quds, akan mengusik gerakan perlawanan Palestina. Pembalasan akan langsung aktif. Ini adalah satu perubahan bersejarah dan peta Palestina dari laut hingga sungai berada di bawah sorot dan pengawasan Muqawamah.”

Operasi Pedang Al-Quds Akhiri Kontroversi Pemilu Palestina

“Perang Pedang al-Quds telah mengakhiri dialog serta kontroversi politik dan media gerakan-gerakan resistensi Palestina, terkhusus dalam masalah Pemilu Parlemen dan masalah pengundurannya. Bangsa Palestina Pendudukan 1948, Tepi Barat, al-Quds, Gaza bahkan imigran meneriakkan satu suara dan berbaris di belakang Muqawamah dengan laras,” jelasnya.

Iron Dome Luluh dan Superioritas Militer Israel Rata dengan Tanah

Dalam kancah dunia militer, analis Thabet al-Amour menambahkan bahwa perang ini telah menggugurkan megaproyek Israel-Amerika yaitu Iron Dome. Sistem pertahanan ini benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa di hadapan senjata Muqawamah. Tel Aviv menjadi sasaran empuk rudal dan roket resistensi, ini bermakna bahwa superioritas sistem pertahanan sudah hilang tertiup angin.

Baca Juga : Surat Penghargaan & Terima Kasih Jihad Islami Palestina kepada Pemimpin Revolusi Islam Iran

“Di saat operasi Pedang al-Quds menjelajahi semua wilayah hingga mencapai 400 titik sasaran, di Tepi Barat dan Palestina Pendudukan 1948 juga terjadi pertarungan panas. Bahkan pos-pos pemeriksaan yang menghimpit nafas kehidupan Tepi Barat berubah menjadi tempat tawuran,” tambahnya.

Surprise Bersejarah Muqawamah ke Israel

Hatem Abu Zaidah, salah satu analis urusan Israel, juga mengupas hal ini dan menjelaskan, “Israel kalah karena front resistensi telah memberikan surprise bersejarah dengan rudal yang lebih super dari segi kuantitas dan kualitas buatan tangan sendiri. Israel heran. Siapapun yang menyorot perkembangan pendudukan dari tahun 1948, mereka tidak pernah melihat hal bahwa semua titik-titik Israel berada dalam jangkauan rudal (Muqawamah).”

“Muqawamah mendiktekan gencatan senjata sebagaimana mereka inginkan, bukan sebagaimana Israel inginkan. Mereka mengancam, jika gedung-gedung tinggi Gaza terus diincar, titik terdalam Tel Aviv akan dihantam dan rezim Zionis langsung menghentikan operasi. Ketika mewanti-wanti bahwa jarak jangkau artileri akan ditambah, Israel langsung mengurangi tensi serangannya di hari-hari terakhir perang,” tambahnya mengamati.

Semua Media Zionis Mengakui Kekalahan Israel

Abu Zaidah yakin bahwa Muqawamah dan Israel berada di satu tingkat. Untuk pertama kalinya, semua bangsa Palestina di al-Quds, Tepi Barat, Gaza, wilayah-wilayah dalam Palestina Pendudukan bahkan di pusat-pusat pemukiman dan imigrasi bersatu. Terlihat jelas persatuan di antara mereka, lebur satu dengan yang lainnya. Seperti satu tembok, mereka semua berdiri kokoh bersama Muqamawah melawan Israel.

Baca Juga : Komandan IRGC kepada Hamas dan Jihad Islam: Iran Siap Berikan Bantuan dalam Bentuk Apapun

Semua media Zionis mengakui dan melaporkan kekalahan diri mereka. Para analis juga memprediksi masa depan dengan sedikit gemetar dalam tulisannya. Dan mayoritas mereka mengecam Benjamin Netanyahu, PM Israel, Menteri dan Komando militer atas kekalahan ini.

Perlunya Satu Kepemimpinan Fokus dalam Palestina

Analis urusan Israel tersebut melanjutkan bahwa untuk memanfaatkan jerih payah Muqawamah ini, masyarakat serta dukungan internasional ini diharuskan memiliki satu kepemimpinan, meskipun hal ini sedikit banyak bersebrangan dengan Tepi Barat, namun Hamas dan lainnya akan menguatkan dan memantapkan diri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here